BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pengertian tentang kurikulum mempunyai dampak pada
pengembangan dan juga terhadap proses pendidikan sebagai implementasi
kurikulum. Karena setiap istilah dalam kajian ilmiah selalu didasari oleh
konsep dan teori tertentu. Konsep dan teori inilah sebenarnya yang membawa
dampak terhadap perencanaan, pengembangan maupun implementasi suatu kurikulum
kurikulum nasional mempunyai dampak yang nyata terhadap
sistem pendidikan dan sistem sosial suatu negara. Demikian pula terjadi pada
kurikulum sekolah dinegara kita. Karena dengan kurikulum dapat diupayakan
tebentuknya kepribadian bangsa sesuai yang diidealisasikan.
Kurikulum indonesia mempunyai tujuan yang ideal, baik
pendidikan nasional ataupun pendidikan islam mempunyai tujuan yang sama,
yaitu menciptakan insani yang beriman dan bertakwa serta mempunyai pengetahuan
intelektual dan ketrampilan.yang secara tidak langsung berdasarkan firman allah
dalam alqur’an “dan carilah pada apa yang di anugrahkan Allah kepadamu, (kebahagian
kampung akhirat,dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari (kenikmatan)
duniawi”.
B. Permasalahan
1) Apakah pengertian kurikulum?
2) Komponen apa sajakah yang terdapat
dalam kurikulum?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kurikulum
Arti kurikulum
didasarkan tiga teori, yaitu:
1)
Kurikulum
diartikan sebagai rencana pelajaran
2)
Kurikulum
diartikan sebagai pengalam belajar diperoleh siswa dari sekolah
3)
Kurikulm diartikan
sebagai rencana belajar siswa
Menurut Tyler,
kurikulum sama dengan pengajaran. Pengembangan kurikulum sama dengan
merencanakan pengajaran.
B. Komponen-Komponen
Kurikulum
Kurikulum
adalah suatu alat atau sistem yang ada dlam pendidikan, sebagai alat pendidikan
kurikulum mempunyai komponen-komponen yang saling mendukung satu sama lain.
para
pemikir pendidikan mempunyai ragam dalam menentukan jumlah komponen kurikulum,
meskipun dari beberapa pendapat akan tetapi pemahaman dan pengertiannya hampir
sama. Subandijah membagi komponen kurikulum menjadi 5 yaitu : Tujuan, Isi,
Strategi, Media, dam Proses. Sedangkan menurut Nasution komponen kurikulum ada
4 yaitu : Tujuan, Bahan Pelajaran, Proses, dan Penilaian. Berikut ini akan di
uraikan secara singkat mengenai komponen-komponen tersebut
1. Komponen
Tujuan
Tujuan
merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan.yaitu hal yang ingin
dicapai secara keseluruhan, yang meliputi :
1)
Tujuan domain
kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal dan intelektual
peserta didik.
2)
Tujuan domain
afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati nurani para peserta
didik.
3)
Tujuan domain
psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada pengembangan ketrampilan jasmani
peserta didik.
Sekilas
jika diperhatikan dari tujuan diatas merupakan tujuan pendidikan islam, karena
antara tujuan pendidikan nasional dengan tujuan pendidikan islam cenderung
mempunyai kesamaan yang kuat yaitu menciptakan insani yang beriman dan bertakwa
serta mempunyai pengentahuan intelektual dan ketrampilan. Dan setiap mata
pelajaran mempunyai tujuan sendiri dan berbeda dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh mata ajaran lainnya. Tujuan mata pelajaran merupakan penjabaran
dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Komponen
Isi dan Struktur Progam atau Materi
Komponen Isi dan struktur Progam atau materi merupakan bahan
yang diprogamkan guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian
bahan pelajaran inilah yang dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap
belajar mengajar dikelas oleh pihak guru. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok
bahasan didasarkan pada tujuan instruksional.
Isi atau materi tersebut berupa materi-materi bidang studi,
seperti matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan sebagainya. Bidang-bidang
tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Bidang-bidang tersebut biasanya telah dicantumkan dalam struktur program
kurikulum sekolah yang bersangkutan.
3. Komponen
Media atau Sarana dan Prasarana
Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana dan
prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan pendidik dalam
mengaplikasikan isi kurikulum agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik
dalam proses belajar mengajar.
Menurut subandijah, ketepatan memilih alat media merupakn
suatu hal yang penting dikarenakan akan mempengaruhi daya tangkap peserta
didik.
4. Komponen
Strategi Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar,seorang pendidik perlu
memahami suatu Strategi. Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan (approach),
metode (method), dan peralatan mengajar yang diperlukan. Strategi pengajaran
lebih lanjut bisa dipahami sebagai cara seorang pendidik dalam mengajar. Dengan
demikian, strategi disini mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami dan
diupayakan untuk pengaplikasiannya oleh seorang pendidik sejak dari
mempersiapkan pengajara sampai proses evaluasi.
Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat proses
belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada
proses transfer ilmu yang dapat bditangkap para peserta didik. Akan tetapi
penggunaan strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat
kompetensi pendidik.
5. Komponen
Proses Belajar Mengajar
Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses
pendidikan. Tujuan akhir proses mengajar adalah terjadinya perubahn tingkah
laku peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Komponen ini erat kaitannya
dengaan susasana belajar di dalam ruangan kelas maupun di luar kelas.upaya
seorang pendidik untuk menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalm belajar
merupakan langkah yang tepat. Komponen proses ini juga berkaitan dengan
kemampuan pendidik dalam menciptkan suasana pengajaran yang kondusif agar
efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran.
Menurut Subandijah guru perlu memusatkan pad kepribadiannya
dalam mengajar, menerapkan metode yang tepat, dan memusatkan pada proses dengan
produknya, dan memusatkan pada kompetensi yang relevan. Pada intinya guru harus
mengoptimalkan perannya sebagai educator, motivator,
manager, dan fasilitator.
6. Komponen
Evaluasi atau Penilaian
Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam
pelaksanaan kurikulum, maka diperlukan evaluasi. Mengingat komponen evaluasi
ini sangat berhubungan erat dengan semua komponen lainnya, maka denagan cara
evaluasi atau penilaian ini akan mengetahui tingkat kebeerhasilan dari semua
komponen.
Dalam mengevaluasi, biasanya pendidik akan mengevaluasi
dengan materi atau bahan pelajaran yang sudah diajarkan atau paling tidak yang
ada kaitannya dengan materi yang sudah diajarkan.
Komponen evaluasi ini tidak hanya memperlihatkan sejauhmana
prestasi peserta didik saja, tetapi juga sebagai sumber input bagi
sekolahan sebagai upaya perbaikan dan pembaharuan suatu kurikulum.
Kurikulum yang akan dilaksanakan atau diimplementasikan
terlebih dahulu diuji cobakan dalam lingkungan terbatas, sebelum akhirnya
diputuskan untuk didesiminasikan ke semua lembaga pendidikan. Berbagai upaya
perlu dilakukan selama fase pengembangan kurikulum dilakukan, termasuk
kedalamnya adalah evaluasi dan revisi. Evaluasi yang signifikan dan
berkelanjutan sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan
kurikulum secara efektif dan bermakna.
Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat
tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa.
Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri,
pembelajaran, kesulitan, dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi
kurikulum membutuhkan pengumpulan, pemroresan, dan interpretasi mengenai data
terhadap program pendidikan.
Aspek-aspek yang harus dievaluasi, menurut Arich Lewy
sesuai dengan tahap-tahap dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
1) Penentuan tujuan utama
2) Perencanaan
3) Uji-coba dan revisi
4) Uji lapangan
5) Pelaksanaan kerikulum
6) Pengawasan mutu
Menurut R. Ibrahim model evaluasi kurikulum secara garis
besar di golongkan kedalam empat rumpun model, yaitu:
a. Measurement
Dalam
kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara antara lain:
1)
Menempatkan
kedudukan setiap siswa dalam kelompoknya melalui pengembangan norma
kelompok dalam evaluasi hasil belajar
2)
Membandingkan
hasil belajar antara dua atau lebih kelompok yang menggunakan program atau
matode pengajaran yang berbeda-beda, malalui analisis secara kuantitatif
3)
Teknik evaluasi
yang digunakan terutama tes yang disusun dalam bentuk yang obyektif, yang terus
dikembangkan untuk menghasilkan alat evaluasi reliabel dan valid.
b. Congruence
Dalam
kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara antara lain:
1)
Menggunakan
prosedur pre-and post-assement
2)
Analisis hasil
evaluasi dilakukan secara bagian demi bagian
3)
Teknik evaluasi
mencakup tes dan teknik-teknik evaluasi lainnya yang cocok untuk menilai
bergagai jenis perilaku yang tekandung dalam tujuan
4)
Kurang
menyetujui diadakannya evaluasi perbandingan antara dua atau lebih program
c. Illumination
Dalam
kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara antara lain:
1)
Menggunakan
prosedur progressive focussing
2)
Bersifat
kualitatif-terbuka dan fleksibel-elektif
3)
Teknik evaluasi
mencakup observasi, wawancara, angket, analisis dokumen, dan bila perlu
mencakup pula tes
d. Educational
system evaluation
Dalam
kegiatan evaluasi, cenderung ditempuh pendekatan atau cara-cara antara lain:
1)
Membandingkan
performance setiap dimensi program dengan kriteria internal
2)
Membandingkan
performance program dengan menggunakan kriteria eksternal
3)
Teknik evaluasi
mencakup tes, observasi, wawancara, angket, dan analisis dokumen
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai
suatu sistem, kurikulum mempunyai komponen-komponen atau bagian-bagian yang
saling mendukung dan membentuk satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami
proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan
pendidikan nasional maupun tujuan pendidikan islam. Di dalam kurikulum
terdadapat komponen yang tidak bisa dipisahkan karena antar komponen itu saling
terkait.
Dalam
proses belajar mengajar seorang pendidik harus bias menciptkan suasana yang
kondusif serta mampu memunculkanj motivasi peserta didik.
Strategi
pengajaran mengatur seluruh komponen, baik pokok maupun penunjng dalam sistem
pengajaran
B. Saran-
Saran
Penulisan
buku ini di tujukan sekadar bisa menjadi gambaran sekilas, tambahan dan wawasan
tentang komponen-komponen kurikulum. Penulis berharap agar bisa menjadi
pengetahuan bagi para pembaca dalam memahami kurikulum yamg dilaksanakan.
DAFTAR
PUSTAKA
http://riedushine.wordpress.com/
di unduh pada tgl 16 maret 2014
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/category/pendidikan/
di unduh pada tgl 16 maret 2014
http://fahrulwahid.blogspot.com/2013_10_01_archive.html di unduh pada tgl 16 maret 2014