Arsip Blog

Entri yang Diunggulkan

HAKIKAT DAN KONSEP PERMAINAN SAINS PADA ANAK USIA DINI

Cari Blog Ini

Sabtu, 07 Juni 2014

BUDAYA YANG MENDORONG KEMAJUAN DAN YANG MENYEBABKAN KEMISKINAN

Tugas Makalah Ilmu Alamiah Dasar Dan Ilmu Budaya Dasar
BUDAYA YANG MENDORONG KEMAJUAN DAN
YANG MENYEBABKAN KEMISKINAN




Program Studi Ekonomi Islam 2 Ei C
Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Sultan Qaimuddin Kendari
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang
B.     Rumusan masalah
Bab II Pembahasan Budaya Yang Mendorong Kemajuan Dan Yang Menyebabkan Kemiskinan
A.    Budaya Sebagai Sarana Kemajuan Dan Sebagai Ancaman Bagi Manusia
1.      Produktivitas
2.      Budaya Membutuhkan Etika
B.     Budaya Yang Menyebabkan Kemiskinan
Bab III Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka












BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Budaya memang sangat penting bagi kelangsungan hidup pada masa modern ini. Semua segi dari kehidupan saat ini dipenuhi oleh budaya, mulai dari barat hingga timur semuanya berbudaya. Namun seiring dengan perkembangan zaman banyak orang yang tidak mau menggunakan budaya, dengan alasan budaya saat ini membawa keburukan.
Hal di atas hanyalah salah satu pandangan beberapa orang saja. Seharusnya ketika memandang semua masalah harus dilihat secara menyeluruh atau secara total, karena pada hakikatnya suatu hal itu mengandung hal yang positif dan hal yang negatif
Untuk lebih lanjutnya, kami akan menjelaskan dalam makalah ini yang berjudul budaya yang mendorong kemajuan dan budaya yang menyebabkan kemiskinan.

B.     Rumusan masalah
1.      Mengetahui beberapa pandangan filsuf tentang budaya
2.      Mengetahui hal-hal yang memepengaruhi budaya sehingga mendorong kemajuan
3.      Apa yang menjadi faktor sehingga budaya menyebabkan kemiskinan?









BAB II
PEMBAHASAN
BUDAYA YANG MENDORONG KEMAJUAN DAN YANG MENYEBABKAN KEMISKINAN
A.    Budaya Sebagai Sarana Kemajuan dan Sebagai Ancaman Bagi Manusia
Pada abad ke-19 filsuf hegel membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya dengan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan  berbuat demikian, akan terjadi jurang antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau keterasingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang terus menerus.
Van peursen berusaha menjelaskan hal yang serba bertentangan itu. Ia berkata “dengan mngembangkan alam, manusia memasukkan alam ke dalam dirinya. Hal ini hanyalah dimungkinkan apabila dia sadar bahwa dirinya berada di luar alam. Karena manusia tidak secara otomatis menyatukan diri dengan alam (tetapi melalui berbagai sarana) iapun berbudaya. Dengan demikian, manusia mampu membuat ketegangan dengan alam dan dari ketegangan itu meletup api budaya.
Buadaya memasukkan dunia ke dalam wilayah manusia, lalu menyebabkan manusia menjadi manusiawi. Akibatnya, manusia mengolah tanah, mendirikan bangunan, mempelajari gerakan bintang dan edaran musim. Singkatnya dunia menjadi halaman gerak manusia. Semua mendorong manusia untuk membuat jarak dengan alam berarti mencaplok alam dari diri manusia.
Dalam pengalaman sejarah umat manusia, dikenal pula gejala-gejala kelelahan budaya. Manusia mendambakan kehidupan bangsa primitif yang penuh dengan ritus, adat, dan hiasan. Manusia mulai jemu dengan budaya yang serba melelahkan dan ingin nikmat secara alami. Sekalipun bangsa primitifpun juga memiliki budaya, hal iti tak begitu rumit dan melelahkan manusia. Kadang-kadang orang mengira semakin maju budayanya, semakin banyak dosa yang dibuat. Sebaliknya, semakin primitif budaya itu semakin suci.
Rousseau mengajak manusia kembali ke alam (1750). Karena alam merupakan suatu yang ideal yang harus semakin didekati dan dicapai oleh manusia.
Dalam dunia modern, bermunculan kecenderungan manusia (kaum hippies dan ala rendra) untuk melarikan diri dari9 budayanya dan kembali ke alam. Sehubungan dengan itu, Klages (1930) menulis bahwa budaya merupakan bahaya bagi umat itu sendiri.  Peradaban, pabrik berasap, udara yang penuh bunyi, lingkungan yang kotor, hutan yang semakin gundul, kediktatoran akal, dan budi yang tamak merupakan akibat dari budaya menurut Klages.
1.      Budaya Membutuhkan Etika
Menurut Calvin, di dalam alam maupun budaya tersembunyilah bahaya, dalam menelaah alam dan budaya, manusia menemukan unsur dosa melihat di dalamnya. Calvin sendiri masih engakui bahwa seni itu penting bagi kehidupan manusia, tetapi penanganannya harus dilakukan secara sederhana saja.
Hoenderdaal menyimpulkan bahwa budaya merupakan bagian dari kehidupan manusia, baik sebagai hala yang berharga sehingga harus dikerjanya, maupun sebagai yang tak berharga sehingga harus dijauhi. Budaya harus kita dekati, tetapi jika gegabah memandangnya, hal itu akan mengancam kelestarian kita sendiri.
Budaya manusia dapat menaklukkan alam, tetapi budaya juga dapat merusak alam. Alam dan budaya merupakan dua kutub yang saling memerlukan dan memberi ruang kehidupan bagi manusia. Budaya yang meluas dan meningkatkan seperti halnya yang terdapat pada ilmu, cenderung membahayakan manusia sendiri yang menciptakannya.
Untuk berkembangnya ruang hidupyang manusiawi, tidak dapat ditempuh dengan yang mengagungkan budaya saja atau dengan alamiah saja. Kedua-duanya harus ditempuh bersama, yakni alam dan budaya dimana budaya itu sendiri tidak boleh ditumbuhkan dengan tekhnik, tetapi harus dihayati dalam cakupan ilmu, etika, dan seni.
Sehubungan dengan itu, filosof prancis Albert  Schweizer mengatakan bahwa mengembangkan budaya tanpa etika pasti membawa kehancuran.  Oleh sebab itu, dianjurkannya agar kita memperjuangkan unsur etika di dalam mendasari budaya.

2.      Produktivitas
Kemajuan teknologi merupakan salah satu sisi untuk meningkatkan produktivitas, sisi yang lain adalah penambahan modal dan tenaga kerja akan menambah kuantitas output produksi. Artinya, bila sejumlah modal atau tenaga kerja dilibatkan dalam proses suatu produksi, akan dihasilkan tambahan hasil produksi sejumlah tertentu.
Semakin banyak tenaga kerja yang dipergunakan, semakin meningkat pula produksi. Hanya saja apabila penggunaan tenaga telah mencapai puncaknya, dalam arti penambahan tenaga kerja sudah tidak efektif lagi, diperlukan penambahan modal.
Begitu pula sebaliknya, sejumlah modal hanya dikerjakan oleh tenaga kerja di bawah batas yang diperlukan, sehingga modal itu belum berproduksi sesuai dengan kapasitasnya. Jadi, ada keterkaitan anatara modal dan tenaga kerja sebagai faktor-faktor produksi.  Untuk memperoleh produktifitas yang maksimal digunakan faktor-foktor produksi (modal, sumber daya manusia, sumber daya alam) secara maksimal pula, tanpa mengabaikan pertimbangan antara faktor produksi itu. Apabila tidak digunakan sesuai dengan kapasitasnya, modal akan menguarangi keuntungan, karena modal mengalami penyusutan. Begitu juga sumber daya manusia apabila tidak dipergunakan akan menimbulkan masalah-masalah sosial, di samping juga upah aset yang tidak produktif.
Untuk menaikkan produktifitas barang modal adalah dengan menggunakan teknologi modern, dan untuk meningkatkan produktifitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan, latihan, serta alih teknologi. Banyak sekali sumber daya manusia yang tidak produktif hanya karena mereka tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Untuk itu, pendidikan dan latihan yang berorientasi pada perwujudannya manusia mandiri sangat diperlukan.

B.     Kemiskinan
Kemiskinan sering diidentifikasikan dengan kekurangan, terutama kekurangan bahan pokok sperti pangan, sandang, papa. Dengan perkataan lain, kemiskinan merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan poko sehingga ia mengalami keresahan, kesengsaraan atau kemelaratan dalam setiap langkah hidupnya (Siswanto, 1988). Kemiskinan bagaikan penyakit yang harus diberantas. Namun upaya memberantas tidak selalu membawa hasil karena masalah memang kompleks.
Untuk mengatasi kemiskinan, paling tidak harus dilihat dari konteks masalahnya. Kemiskinan timbul dari beberapa faktor yang setiap faktornya memerlukan penanganan khusus.
1.      Terbatasnya Sumber Daya Alam
Sumber daya alam pada hakikatnya adalah karunia Tuhan. Sumber daya alam adalah semua benda yang merupakan hadiah alam, baik yang dipergunakan dalam proses produksi. (Seolistijo, 1984).
Sumber daya alam bukanlah pilihan atau buatan manusia tetapi sudah tersedia di bumi, dan manusia dapat mengambil manfaat darinya. Tanah yang subur atau kaya bahan tambangnya, misalnya bukanlah dibuat atas kehendak manusia. Kalau sumbur daya alam seseorang atau bangsa, tentu negera yang miskin sumber daya alam akan berusaha untuk membuatnya. Sumber daya alam ini merupakan salah satu ukuran kekayaan suatu bangsa atau negara. Walaupun begitu bukan berarti bahwa bangsa atau negara yang menyimpan banyak sumber daya alam akan menjadi makmur. Tentu tidak, hal ini masih memerlukan pengolahan yang baik. Pengolohan yang kurang baik, selain tidak dapat memberikan manfaat yang optimal, juga tidak dapat dilestarikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Sumber daya alam  ini, ada yang dapat depertbaharui seperti kekayaan hutan yang berupa flora dan faunannya . dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui seperti bumi, emas, nikel, baja, dan sebagainya, sehingga untuk kelestariaanya sumber daya alam ini perlu adanaya keonverensi dan aturan untuk mengelola sumber daya alam ini.
Pengelolaan yang baik akan memberikan kemakmuran, sedangkan kemakmuran merupakan ukuran tingkat kesejahteraan suatu bangsa.

2.      Terbatasnya Sumber Daya Manusia
Bahwa sumber daya  alam tidak dengan sendirinya menjadi sediaan yang langsung bermanfaat untuk menutupi kebutuhan hidup manusia. Banyak sumber daya alam yang memerlukan pengolahan. Tentu dalam hal ini manusia sebagai subjeknya harus mampu mengolahnya. Sumber daya alam yang tidak pernah dijamah oleh manusia, selamanya tiak akan pernah memberi manfaat. Kelangkaan sumber daya manusia ini pada suatu daerah atau negera menyebebkan sumber daya alamnya tidak dapat dikelola dengan sempurna.
Di daerah atau negara yang sumber daya manuasianya sedikit walaupun kaya sumber daya alam, ia tetap tidak menikmati sumber daya alam itu. Sebagai contoh, daerah luar jawa yang tanahnya subur dan kaya akan sumber daya alam, tidak dapat menberikan mafaat yang optimal karena belum dikelola dengan baik. Untuk mengelola sumber daya alam itu, diperlukan tenaga manusia maka  dengan transmigrasi sumber daya alam itu dapat dikelola dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

3.      Terbatasnya barang Modal
Terbatasnya barang modal menyebabkan suatu bangsa tidak tepat berbuat banyak. Kalau suatu negara cukup kaya sumber daya alam dan cukup tersedia sumber daya manusia,  tetapi apabila tidak mempunyai barang modal, kekayaannya itu belum siap belum bisa diambil manfaatnya. Karena barang modal merupakan alat untuk mengelola kekayaan yang dimiliki. Bagaimana sumber daya manusiaanya dapat berbuat kalau alamnya tidak ada? Barang modal sebagai faktor produksi. Harus ada disamping sumber sumber daya alam dan sumber daya manusia. Hilangnya salah satu dari ketiga komponen itu mengebabkan tidak berjalannya produksi.

4.      Rendahnya Produktivitas
Kemiskinan suatu negara dapat disebabkan oleh rendahnya produktivitas sumber daya manusia dan barang modal. Sumber daya manusia yang dimilikinya tidak mampu banyak berbuat untuk mengejar ketinggalanya dari negara maju, karena memang produktivitasnya sangat rendah. Bagitu juga kondisi barang modal yang dimiliki sangat sederhana sehingga produktifitasnya sangat rendah. Bagi negara yang produktivitas sumber daya manusia dan barang modalnya sangat rendah, tentu sulit untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan rakyatnya, sehingga ia selalu berada dalam kekurangan. Agar sumber daya alam itu tidak musnah seperti bahan tambang yang tidak diperbaharui, penggunaanya diataur pada batas-batas tertuntu agar tidak habis dalam waktu yang relatif singkat. Adapun sumber daya alam yang dapat diperbaharui dapat dijaga kelaestariaanya, misalnya, dengan mengadakan reboisasi dan konverensi. Peladang yang berpindah-pindah yang menebangi hutan sengat merugikan dari segi konservasi lahan karena dapat menyebabkan erosi,  harus ditekan dengan memukimkan mereka pada tempat yang tetap.
Binatang dan tumbuh-tumbuhan yang sudah mulai langka diupayakan untuk dikonverensikan dicagar alam atau suaka alam. Upaya ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan memelihara kelestarian spesies dan gen yang pada masa mendatang sangat diperlukan. Punahnya suatu kelompok baik itu dari binatang atau tumbuh-tumbuhan mengakibatkan rusaknya ekosistem yang pada gilirannya dapat merugikan kehidupan manusia dimasa mendatang.
Disamping itu dengan kemajuan bioteknologi tumbuh-tumbuhan maupun binatang diharapkan dapat menyumbangkan gen-gennya bagi keperluan rekayasa genetika. Dari gen tersebut, diupayakan pengembangan sumber daya alam yang lebih unggul dibandingkan induknya, baik melalui pengembangan dari jenis yang sama maupun dengan cara silang (pengembangan gen dari jenis berbeda).

5.      Rendahnya pendidikan
Sering kali kesejahteraan suatu bangsa diukur dengan tingkat pendidikan rakyatnya. Dinegara maju tingkat pendidikan rekyat cukup tinggi, sebaliknya dinegara miskin tingkat pendidikan rakyat sangat rendah.  Itulah sebabnya, sumber daya manusianya tidak mempungai keahlian atau keterampilan yang cukup berperan dalam pengembangan bangsanya. Usaha untuk meningkatkan keterampilan atau kecakapan rakyatnya melalui pendidikan, tidak akan pernah tersedia tenaga-tenaga trampil dan berkemampuan untuk menggerakkan bangsa dan negaranya.







BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada abad ke-19 filsuf hegel membahas budaya sebagai keterasingan manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya manusia tidak menerima begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya dengan mengembangkannya lebih lanjut. Dengan  berbuat demikian, akan terjadi jurang antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau keterasingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang terus menerus,.
Budaya yang dapat memajukan manusia di karenakan faktor disiplin ilmu, etika dan seni. Sehingga dalam berinteraksi manusia dapat beretika, meningkatkan produktifitas, menguarangi kemiskinan, meningkatkan pendidikan. Adapun budaya yang menyebabkan kemiskinan diantaranya disebabkan oleh terbatasnya sumber daya alam, terbatasnya sumber daya manusia, terbatasnya barang modal, rendahnya produktivitas dan rendahnya pendidikan.












DAFTAR PUSTAKA
Mawardi, Drs. Hidayar Nur, Ir., Ilmu Alamiah Dasar Ilmu Sosial Dasar Ilmu Budaya Dasar. CV. Pustaka Setia, Bandung, 2000
Mustafa Ahmad, Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional. Surabaya, 1998
http://education-all.blogspot.com/2011/12/budaya-yang-mendorong-kemajuan-dan-yang_9440.html


Tidak ada komentar: