Arsip Blog

Entri yang Diunggulkan

HAKIKAT DAN KONSEP PERMAINAN SAINS PADA ANAK USIA DINI

Cari Blog Ini

Kamis, 05 Juni 2014

PRESEPSI

BAB II
PEMBAHASAN
PRESEPSI


Ø    Tujuan Instruksional
       
             Setelah memperoleh materi ini pembaca diharapkan dapat memahami dan menjelaskan kembali  tentang pengertian presepsi, terhadap lingkungan fisik dan presepsi sosial atau presepsi terhadap manusia, dan faktor-faktor yang mempengaruhi presepsi.


1.                 Pengertian
             Berikut ini adalah beberapa devinisi tentang presepsi  dari beberapa ahli:
1.                  ‘’Presepsi dapat didefinisikan sebagai cara organisme memberi makna’’ (Jonh R. Wenburg dan William W. Wilmot ).
2.                  ‘’Presepsi adalah proses menafsirkan informasi indrawi’’ ( Rudolph F. Ferderber)..
3.                  ‘’Presepsi adalah interprestasi bermakna atas sensasi sebagai reprementatif objek eksternal ; presepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada diluar sana’’ ( J. Cohen ).
Presepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penapsiran ( interprestasi ) adalah inti presepsi, yang identik denngan penyandian balik  ( Dekoding )
                        Presepsi mencakup penginderaan ( sensasi ) melalui alat-alat/panca indara( mata, telinga, hidung, kulit, dan hidung ), atensi, dan interprestasi.
 Ahli lain mengemukakan unsur—unsur presepsi  adalah seleksi,  organisi, dan interprestasi. Sebenarnya seleksi mencakup sensasi dan atesensi, sedangka organisasi  melekat dalam interprestasi, yang  diartikan sebagai ‘’  meletakan suatu rangsangan bersama rangsangan lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna.
            Atensi atau perhatian berarti manusia merespon atau menpsirkan objek atau kejadian atau rangsangan apapun, manusia kita terlebih dahulu memperhatikan keejadian atau rangsangan terseebut. Jadi presepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk di presepsi, termaksud orang lain atau diri sendiri.
Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian, cenderung lebih penting dari pada yang tidak menarik perhatian. Rangsangan seperti ini biasanya mejadi penyebab kejadian-kejadian berikutnya.
Interpretasi adalah tahap terpenting dari presepsi, yaitu menafsirkaan atau     memberikan makna atas informasi yang sampai kepada kita melalui panca indara.
Presepsi terhadap lingkungan fisik  berbeda dengan presepsi sosial sebagai berikut:
v  Presepsi terhadap objek atau lingkungan fisik melalui lambang-lambang fisik,   sedangkan presepsi terhadap orang melalui lambang-lambang verbal dan nonverbal.
v  Presepsi terhadap objek menanggapi sifat-sifat luar, sedangkan presepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam ( seperti perasaan, motif, harapan, keyakinan, dan sebagainya. 
v  Objek tidak bereaksi, sedanngkan manusia bereaksi..  Dengan perkataan lain, objek bersifat statis, sedangkan manusia bersifat dinamis.


III.   Presepsi Lingkungan Fisik

            Presepsi orang terhadap lingkungan fisik tidaklah sama, dalam arti berbeda-beda, karena di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

ü  Latar belakang pengalaman
ü  Latar belakang budaya
ü  Latar belakang pikologis
ü  Latar belakang nilai, keyakinan, dan harapan
ü  Dan kondisi faktual alat-alat panca indra dimana informasi sampai kepada orang itu adalah lewat pintu itu.

Misalnya, dalam menilai keberadaan bulan di angkasa bisa muncul berbagai macam    presepsi sebagai berikut:

·           Ada yang melihat di bulan itu ada seorang pria.
·           Ada yang melihat di sana ada seorang nenek tua.
·           Ada yang melihat di sana ada sekor kelelinci.
·           Bahkan  ada yang melihat di bulan itu ada kereta kuda
·           Dan sebagainya.


IV. Presepsi Sosial
            Presepsi sosial atau presepsi orang terhadap orang lain adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian-kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita.
            Oleh karena manusia mempunyai aspek emosi, maka presepsi atau penilaian kita terhadap  orang akan menhadung resiko.
            Setiapa orang memiliki ganbaran yang bebeda mengenai realitas di sekelilingya. Dengan perrkataan lain, setiap oarang mempunyai presepsi yang berbeda terhadap lingkungan sosial.

V.   Prinsip-prinsip presepsi sosial

   1. presepsi berdasarkan pengalaman
   2. Presepsi bersifata selektif
   3. Presepsi bersiifat dugaan
   4. Presepsi bersifat avaluatif.

1.        Presepsi Berdasarkan Pengalaman

            Pola perilaku manusia didasarkan pada presepsi mereka mengenai ralitas sosial yang telah dipelajari. Presepsi manusia terhadap seseorang, objek, atau kejadian, atau reaksi mereka trhadap hal-hal tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu mereka berkaitan dengan oranng, objek, atau kejadian serupa.
            Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menhadapi suatu objek akan membuat seseorang menafsirkan objek tersebut hanya berdasarkan dugaan semata. Atau pengalaman yang mirip. Misalnya seorang warga masyarakat  di pedalaman Afrika yang belum pernah melihat dan mengetahui televis, mungkin akan terheran-heran dan menganggapnya sebuah sihir.
            Oleh karena itu kita terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, kita sering gagal mempresepsi perbedaan yang samar dalam suatu objek lain yang mirip. Kita memerlukan objek itu  seperti sebelumnya, padahal terdapat perbedaan dengan objek sebelumnya, misalnya dimensinya, nuasannya, atau kualitasnya  yang berbeda.
          Cara kita bekerja meniliai pekerjaan apa yang  baik bagi kita, cara makan, mengukur kecantikan seorang wanita, atau merespon kedatangannya seorang pengemis, sangat tergantung atau dipengaruhi oleh apa yang telah diajarkan budaya kita  hal-hal tersebut.
Contoh:
-        Dibarat orang sudah biasa makan dengan sendok dan garpu, maka presepsi oarang, Barat terhadap orang timur ( indonesia ) yang makan menggunakan tangan adalah jorok tidak sehat.

2.                 Faktor bersifat selektif

            Atensi kita pada suatu rangsangan/ stimulus merupakan faktor utama yang menetukan selektivitas kita atas rangssangan itu.

 Ada dua fajtor yang mempengaruhi atensi yaitu, faktor internal dan fkator eksternal.


Faktor internal yang mempengaruhi atensi.

  
-          Faktor boalogis ( lapar, haus, dan sebagainya )
-          Faktor psikologis ( tinggi, pendek, gemuk, sakit, telah cacat, fisik,  dan sebagainya.
-          Fkator-faktor sosial budaya ( Agama, etnis, pekerjaan, penghasilan, status sosial ekonomi, pengalaman masalalu, dan sebagainya
-          Fakktor psikologi ( keinginan, harapan, motivasi, dan sebagainya. )

Motipasi ssalah satu faktor internal yang penting yang mempengarahi presepsi orang. Misalnya ketika  kita menghadiri suatu rapat di kantor,  tingkat perhatian kita pada agenda rapat akan tergantung pada motipasi kita.

Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi

Faktor-faktor yang memepengaruhi atensi adalah sebagai berikut;
  
-                       Gerakan
-                      Intensitas
-                      Kebaruan
-                      Peulangan objek yang di presepsi


Ø  Gerakan
     Suatu objek yang bergerak lebih menarik dari pada objek yang yang diam.

Ø    Intensitas
    Suatu rangsangan yang intensitasnya menonjol yang menarik perhatian
Ø    Kontras
Orang atau objek yang objek yang penampilan lain dari pada yng lain(kontaks) akan lebih menarik pehatian kita.

Ø     Kebaruan
       Kebaruan merupakan suatu unsur objek yang menimbulkan perhstian.
Ø    Perulangan objek
Suatu objek yang berulang jelas potensial untuk kita perhatikan.

3.                 Presepsi bersiafat dugaan

    Oleh karena data yang kita peroleh  mengenai objek adalah melalui panca indara yang bersifat tidak lengkap. Maka presepsi merupukan proses pemikiran yang langsung meloncat pada kesimpulan

Proses presepsi yang bersifat dugaan ini memungkinkan kita menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari segi sudut pandang mananpun. Oleh karena informasi yang lengkap tidak pernah tesedia, dugaan di perlukan unetuk membuat suatu suatu kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap lewat pengindaraan itu.
     
            Dengan demikian, presepsi juga adalah suatu proses yang mengordinasikan informasi yang tersedia, menempatkan rincian yang kita ketahui dalam suatu skema organisasional tertentu



               



                         

Tidak ada komentar: