BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi sebenarnya merupakan
penerapan ilmu pengetahuan untuk mengungkap aspek kehidupan manusia atau isi
alam semesta. Makanya biasa pula dipakai terminologi ilmu dan teknologi (sience
and technology). Segala sesuatu yang tak diketahui wujudnya bisa dijadikan
sesuatu yang diketahui (unconcealment). Itulah makna tekhnologi: memunculkan,
membuat diketahui, melakukan penampakan bagi sesuatu yang tersembunyi
(revealing, bringing forth which is hidden or something unknown to us).
Sains adalah aktifias pemecahan
masalah yang dilakukan oleh manusia yang dimotivasikan oleh rasa ingin tahu
tentang dunia sekitar mereka dan keinginan. Untuk memahami alam tersebut, serta
keingian memanipulasi alam dalam rangka meluaskan keinginan atau kebutuhannya.
Sedangkan teknologi merupakan suatu konsep yang luas dan mempunyai lebih dari
satu aspek. Sains dan teknologi sekanrang tidaklah bisa lepas dari kehidupan
kita. Dalam sejarahnya sains telah ada sejak zaman Yunani kuno, tepatnya pada
zaman Plato, Aristoteles dan juga Socrates. Akan tetapi, kemajuan dunia barat
saat ini dalam pengetahuan akan iptek tak lepas dari peranan para ilmuan Islam
yang ada pada abad pertengahan.
Rasanya hampir semua rakyat
Indonesia mempunyai kesadaran bahwa teknologi barat itu memang jauh lebih
unggul daripada teknologi Indonesia. Namun hendaknya kesadaran itu tidak
terbatas pada yang menyangkut produk seperti radio, obat, sampai pesawat. Juga
teknologi yang berkaitan dengan informatika, tepatnya teknologi yang berkaitan
dengan kerahasiaan seputar hasil penelitian teknologi warganya. Mengapa
kesadaran ini penting ? Tiada lain ...agar kita semakin sadar bahwa teknologi
yang diperoleh dari barat itu hanya kulitnya saja, sementara isinya nggak akan
dikasih tahu.
Salah satu fungsi utama dari ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah mempermudah hidup manusia. Akan tetapi, dalam
pengaplikasinnya dalam kehidupan nyata banyak terjadi penyimpangan dan
penyelewengan di dalamnya. Padahal antara sains dan teknologi terdapat keterkaitan
yang erat kepada kelangsungan kehidupan pada alam semesta. Banyaknya tindak
penyalahgunaan yang dikarenakan semakin bertambahnya jumlah kebutuhan manusia
yang mesti dipenui membuat sekelompok para ahli menggunakanya untuk kepentingan
dan tujuan tertentu. Sains dan teknologi yang diajarkan Islam bukanlah hal yang
demikian, karena dalam Al-Qur’an sendiri telah jelas dijelaskan bahwa
kelangsungan teknologi dan sains adalah harus digunakan sebaik-baiknya untuk
kepentingan manusia dan makhluk_nya.
Namun ada jasanya yang sangat besar
bagi manusia karena membawa kesejahteraan dan hikmah. Akan tetapi, teknologi
yang sangat maju saat ini juga membawa kesukaran, bahkan malapetaka. Nyaris
semua bidang kehidupan kita bergantung pada hasil teknologi. Maka terjadilah dehumanisasi,
mengasingkan manusia dari dirinya sendiri sebagai makhluk berpikir kreatif.
B. Tujuan
Semoga dengan dibuatnya makalah ini
kita bisa sedikit mengetahui tentang Rahasia Kemajuan Barat Dalam Bidang Sains
dan Teknologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah manusia, sains, dan teknologi
Sesungguhnya tak ada seorang pun
manusia yang dapat melepaskan diri dari pengaruh teknologi. Setiap saat kita
semua bermesraan dengan teknologi. Pakaian yang kita kenakan adalah hasil iptek
yang mencengangkan: makanan dan air yang kita konsumsi semua melalui proses
iptek yang luar biasa runtut; kendaraan yang kita naiki, tanpa kecuali adalah
sosok iptek; tak ketinggalan kertas, buku dan pulpen yang kita pakai adalah
juga buah iptek. lptek ada di mana-mana. Ada di tiap kurun waktu dan hadir di
semua lokasi dan ruang.
Teknologi telah dimiliki manusia
sejak 1,7 juta tahun yang Ialu untuk membantu mereka dalam berburu dan
mengumpulkan makanan. Teknologi telah dikembangkan oleh manusia CroMagnon
puluhan ribu tahun Ialu ketika mereka mulai memanfaatkan api dan berbagai
peralatan tersebut dari batu. Teknologi juga telah dikembangkan oleh manusia di
lembah Tigris, Euphrat dan Nil dalam bentuk pemanfaatan logam sekitar 6.000
tahun yang Ialu. Dengan kata lain, iptek telah ada sejak dulu dan bisa ditemui
di desa maupun di kota. Ada di negara kontinental dan ada pula di negara
kepulauan.
Anehnya, sungguhpun teknologi dengan
ramahnya bergaul dengan kita, ia sering dinilai asing. Mengapa demikian? Salah
satu sebabnya, tampaknya, adalah karena ia sering melulu dipandang sebagai
"benda" yang "statis". Padahal selain bermakna benda,
teknologi juga berarti "metode" dan "cara" melakukan
sesuatu. Oleh karena itu teknologi selain bisa dinilai sebagai kata benda, ia
juga perlu dilihat sebagai kata kerja.
Hal di atas perlu kita sepakati
sebelum kita secara bersama - sama dapat mengkaji pertanyaan yang sering kita
temui, yang kadang muncul dan menuntut untuk kita jawab. Misalnya pertanyaan
tentang mengapa iptek sekarang ini tiba-tiba menjadi sangat dominan? Apa
pengaruh iptek modern dalam kehidupan kita? Bagaimana posisi dan peranan iptek
di negara berkembang? Mengapa iptek maju pesat di belahan utara bumi dan
"mandeg" di belahan selatan bumi? Strategi apa yang dapat kita ambil
untuk mengembangkan dan memanfaatkan iptek?
Jika teknologi sesungguhnya ada di
semua kurun sejarah kehidupan manusia dan masyarakat, adalah lumrah jika kita
bertanya mengapa iptek tiba-tiba menerobos ke tengah panggung kehidupan manusia
dan menjadi salah satu aktor utamanya. Jawaban dari pertanyaan ini bisa
macam-macam. Tapi tampaknya ada beberapa jawaban yang dapat kita diskusikan
bersama.
Namun dalam pandangan Islam sains
dan teknologi tidak akan pernah ada andaikan manusia selaku subjek daripada
ilmu pengetahuan sains dan teknologi itu sendiri tidak pernah diciptakan.
Seperti yang kita ketahui sendiri bahwa Nabi Adam as sebagai manusia pertama
yang Allah ciptakan di muka bumi ini dengan pembekalan yang sempurna yakni yang
berupa akal dan pikiran disertai budi pekerti yang sekaligus menjadi barometer
pembeda antara manusia dan binatang, juga dengan makhluk Allah lainnya. Maka
berangkat dari situlah sains dan teknologi mulai ada karena motor penggeraknya
telah ada.
Bukti otentik tentang adanya sains
semenjak Nabi Adam as tertera dalam Al-Qur’an. Selain itu erkembangan sains
terus berlanjut, tercatat dalam sejarah Nabi Idris as adalah seorang jenius,
pandai dalam teknik dan politik. Beliau juga dinyataan sebagai seseorang yang
pertama yang mengenal adanya tulisan.
Dengan meninjau hasil sejarahnya
tersebut, maka kami selaku penyusun sangatlah salah jika dalam pembahasan sains
dan teknologi selalu bersumber daripada Yunani kuno terus menerus. Sedang kita
sediit demi sedikit mulai melupakan bapak peleta sains dan teknologi itu sendiri.
B. Iptek Islam dan Barat
Salah satu tokoh Islam dalam sains
kedokteron adalah Al-Razi dan Ibnu Sina, yang teori-teorinya banyak digunakan
para ilmuan barat abad 19 hingga sekarang. Silsilah sains menunjukan asal-asul
yang rumit, mulai sejak bangsa Mesir dan Babilon yang ada sejak tiga ribu tahun
sebelum masehi yang merupakan perintis penelitian Yunani atau Helenis. Sebagai
umat muslim kita wajib hukumnya un tuk mencari ilmu pengetahuan baik itu agama
maupun umum.
Keruntuhan peradaban Islam sudah
terjadi sejak abad ke-19 hingga abad 20. Dalam sains barat agama dan rasio
telah dibedkan, perkembangan sains dan teknologi ini ditandai dengan peristiwa
pencerahan. Dalam perjalanannya sains barat ditentukan oleh orang Perancis yang
pertama kali menjajah Mesir, yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Kemudian
mulailah para sekutu menjajah bangsa-bangsa Arab seperti Arab Saudi, Yaman,
dll.
Penjajahan tersebut bukan hanya
mengambil hasil bumi dari Negara jajahannya. Akan tetapi, mengambil semua
buku-buku yang dibuat oleh para ilmuan Islam dan menterjemahkannya ke bahasa
latin, kemudian dngan sengaja membuang naskah dalam bahasa Arab.
Namun kemajuan sains barat tidak
diiringi dengan moral dan etika yang bersahabat dengan kehidupan sekitar.
Sehingga terjadinya kebobrokan moral dari para ilmuan yang mengembangkan sains
dan teknologinya. Sedang bahaya dari sains dan teknologi barat adalah banyaknya
eksplorasi yang melampaui batas sehingga membawa dampak buruk bagi
keterlangsungan kehidupan. Kesemuanya itu membawa kemanusiaan kepada kondisi
yang memprihatinkan. Bahkan para ilmuan barat telah menjadikan sains dan
teknologi melebihi dari agama, moral, dan etika hukum yang beraku. Pada
prakteknya sains modern zaman sekarang ini telah banyak menyimpang dari ajaran
dan nilai-nilai agama. Karena jika seseorang mempelajari suatu ilmu pengetahuan
tanpa didasari dengan nilai dan etika ajaran agama, maka bisa jadi dalam
prakteknya terjadi penyimpangan-penyimpangan yang mengkhawatirkan.
C. Keterkaitan Sains dan Teknologi
Saling keterkaitan antara sains dan
teknologi semakin lama semakin mengalami perkembangan. Teknologi dapat
dilaksanakan dengan kaidah-kaidah empirik dan keterampilan yang dikumpulkan
dari pengalaman. Teknologi dapat berdiri sendiri lepas dari sains, ini
berlangsung menjelang zaman revolusi industri (1760-1830). Misalnya, pembuatan
jalan raya, pembuatan kapal, cara bercocok tanam, pembuatan tapai, atau anggur
dan sebagainya, yang dilakukan dengan proses yang baik, tanpa mengetahui dasar
teorinya. Perkembangan dalam tahapan ini telah menghasilkan revolusi dalam
bidang pertanian, industri, kedokteran, dsb.
Namun perkembangan selanjutnya
dizaman yang mulai modern, sains mendahului perkembangan teknologi. Misalnya,
penggambaran sifat mesin secara termodinamika telah dilakukan Slanius dan
Kelvin, yang kurang lebih sekitar 75 tahun setelah penemuan mesin uap oleh
James Watt. Juga pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam teknologi
komunikasi. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang menghasilkan
permasalahan yang pemecahannya memerlukan pendekatan ilmiah atau metode ilmiah
yang merupakan salah satu ciri dari sains. Dengan kata lain sains mendorong
berkembangnya teknologi.
Konsep sains yang bersifat klasik
mempelajari materi dengan ukuran besar (makro), seprti konsep mekanik,
termodinamika, listrik, dsb. Sehingga berlaku mekanika Newton atau
mekanikaklasik. Sedangakan sains modern mempelajari materi menggunakan teori
kuantum dengan ukuran mikro, seperti teori atom, molekul zat, ikatan kimia,
pengetahuan material dsb. Maka dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
memungkinkan manusia mengembangkan teknologi. Tanpa ilmu pengetauan akan sains,
teknologi tidak akan mungkin berkembang, sebab teknologi merupakan penerapan
dari ilmu. Tanpa mengetahui berbagai teori yang teah dinyatakan, maka tidak
akan terjadi penciptaan sesuatu oleh manusia.
D. Pengruh Iptek dalam Kehidupan
Apa pengaruh iptek dalam kehidupan
kita? Jawabannya banyak sekali. Perubahan satu paradigma iptek dapat
menyebabkan "revolusi" dalam semua bidang kehidupan: literatur,
ekonomi, seni, politik, arsitektur, sosial, dan religi. Iptek telah menyebabkan
kita tidak tergantung pada alam.
Iptek telah membebaskan kita dari
takhayul dan memerdekakan kita dari berbagai hukum alam. Fenomena gerhana bulan
bagi yang mengetahui iptek tidak lagi menyeramkan. Bagi yang menguasai iptek,
hukum alam itu dapat dikontrolnya. Air yang hukumnya selalu mencari tempat yang
lebih rendah dapat dibuat mampu memanjat ke gedung bertingkat seratus. Benda
berat seperti besi yang hukumnya harus jatuh ke bumi dapat dibuat mampu terbang
dan membawa ratusan manusia. Barang yang memiliki berat jenis lebih besar dari
air yang kodratnya akan tenggelam, kini dapat diapungkan. Dengan teknologi,
hujan dapat dibuat, gempa dapat diprediksi, cuaca dapat diprakirakan. Teknologi
telah memerdekakan manusia dari alam, dan ia punya potensi untuk memerdekakan
manusia dari sesamanya.
Perubahan mendasar dalam iptek akan
membawa perubahan mendasar dalam semua bidang kehidupan. Selama 2000 tahun
kosmologi Aristotelian telah mewarnai sistem politik, sosial, ekonomi dan
bidang kehidupan lainnya. Sistem Aristotelian yang menggambarkan jagad ini bak
sebuah bola kristal yang luar biasa besamya, dengan bumi di tengah-tengah dan
planet-planet mengitarinya, di mana manusia dan makhluk lainnya telah dilahirkan
dalam hirarki yang tak dapat ditolak, membawa implikasi munculnya sistem sosial
yang sangat kurang demokratis menurut ukuran kini; ada kasta misalnya, dan itu
diterima dengan ikhlas.
Tapi, munculnya Galileo telah
meruntuhkan "kebenaran" yang dipercayai selama dua millenium itu.
Bersamaan itu ia juga meruntuhkan sistem sosial yang selama ini dianut oleh
masyarakat, terutama yang hidup di Amerika dan Eropa. Sejak era Galileo,
pandangan hidup (world view) kita berubah. Jagad tidak lagi dipandang statis tapi
dinamis, bumi bukanlah pusat jagad tetapi sebagian kecil daripadanya. Pandangan
ini tak ayal lagi merombak sistem berpikir manusia, memperluas wawasan dan
meningkatkan rasa percaya diri mereka. Sistem sosial-politik berubah menjadi
lebih terbuka. Banyak nilai-nilai lama yang runtuh dan tergantikan.
Teknologi-teknologi yang telah
membawa perubahan monumental dalam kehidupan manusia adalah jam (membantu
manusia masuk dalam konteks waktu); kompas (menolong manusia memasuki medan
ruang); teleskop (mendorong manusia untuk melebarkan cakrawala ke ujung
kosmis); dan mikroskop (yang telah membawa manusia ke era sub-atomik), dsb.
E. Tantangan Al-Qur’an
Sekitar empa belas abad lalu, Tuhan
telah menurunkan kitab suci Al-Qur’an kepada umat manusia sebagai satu kitab panduan.
Dia menyeru manusia agar berpegang kepada kitab ini sebagai jalan untuk
mendapatkan kebenaran. Bermula saat ianya diwahyukan sehingga ke saat
pengadilan kelak, kitab suci ini akan kekal sebagai satu-satunya panduan bagi
umat manusia.
Gaya uslub dan ketinggian hikmah
yang tiada tandingan yang terdapat di dalam kitab ini adalah bukti yang amat
jelas bahawa ianya adalah kalam suci Tuhan. Sebagai tambahan, kitab ini
mengandungi ciri-ciri keajaiban yang membuktikan bahawa ianya adalah wahyu
kudus dari Tuhan. Satu dari ciri-ciri ini ialah kenyataan bahawa sejumlah
kebenaran saintifik yang hanya mampu disingkap melalui kemajuan teknologi di
abad ke 20 ini sebenarnya telah pun diungkapkan di dalam Al-Qur’an 1400 tahun
dahulu.
Sudah tentu Al-Qur’an bukanlah
sebuah kitab sains. Tetapi, banyak fakta-fakta saintifik yang dinyatakan secara
jelas dan dengan cara yang amat mendasar dalam surahnya hanya mampu disingkap
melalu kecanggihan teknologi abad ke 20. semua fakta ini tidak diketahui ketika
masa penurunan wahyu dan ini juga adalah bukti bahwa Al-Qur’an adalah kalam
Tuhan.
Untuk memahami keajaiban saintifik
Al-Qur’an, pertamanya kita akan melihat tahap kemajuan sains ketika mana kitab
suci ini diturunkan.
Pada abad ke 7, ketika Al-Qur’an
diwahyukan. Masyarakat arab telah pun memiliki kepercayaan khurafat dan yang
tidak berasas yang berkaitan dengan isu-isu saintifik. Kedaifan peralatan
teknologi untuk menyelidiki alam semesta dan bumi menyebabkan masyarakat ini
mempercayai kepada legenda-legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi,
mereka mendakwa sebagai contoh, bahawa gunung-ganang menongkat langit, mereka
percaya bahawa bumi adalah datar dan bahawa di sana terdapat gunung-gunung yang
tinggi terletak di setiap penghujungnya. Mereka menyangkakan bahawa gunung-gunung
ini adalah tiang yang menyebabkan kubah langit di atas.
Tetapi, semua kepercayaan khurafat
masyarakat arab ini ditolak oleh Al-Qur’an. Dalam surah Ar-Ra’d ayat ke 2
dinyatakan: Tuhanlah Dia yang meninggikan
langit-langit tanpa tiang Ayat ini telah membatalkan kepercayaan bahawa langit
yang berada di atas kerana sokongan gunung-ganang. Dalam banyak subjek
lain, fakta-fakta penting telah dinyatakan ketika mana tiada seorang pun yang
dapat mengetahuinya.
Untuk kaum evolusionis, jikalau
memang iptek sekarang sangat maju dan menembus batasan2 kewajaran dunia. Sampai
ahli pengetahuan barat bilang God is Dead.
Inna na’udzubillah tsumma
na’udzubillah.....
Jikalau memang mampu maka cobalah
buatkan lalat dari partikel pembentuknya dengan teknologi anda. Maka niscaya
tidak akan bisa. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa :
Hai manusia,
Telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika
lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya
kembali dari lalat itu. amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah)
yang disembah. (QS: Al
Haj: 73)
Al Qur’an adalah mukjizat yang luar
biasa., tidak ada suatu kitab dengan arti kata yang mendalam yang setiap kata
mengandung berbagai macam arti, kata dalam bahasa mempunyai asal dan peranakan
kata (ilmu nahwu sorof). Kita orang Indonesia sering kagum mendengar Al Quran dengan
rima dan penekanan yang indah walaupun gak tau artinya. Isinya adalah
undang-undang, peraturan, kisah, sains, dan ramalan2 yang benar akan masa yang
akan datang. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa :
Katakanlah: "Sesungguhnya
jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya
mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian
mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS: Al-Israa: 88)
Al-Qur’an adalah kitab hukum, sains,
sejarah, berita masa depan, dan segala macam pengetahuan,. Tetapi bila kita
baca sekilas, seperti ada tidak tersurat secara jelas, memang di Al-Quran ilmu2
itu dibahas ada yang eksplisit dan implisit supaya bisa diterima di semua
peradaban manusia. Bayangkan jika Al-Qur’an langsung mengungkap rumus2 fisika,
hukum pytagoras, dll maka orang2 arab jaman nabi akan sulit menerimanya.
Ketika di Debat Club ada yang
namanya Sadha dan pi-one yang skeptik dengan ayat2 di atas. Mereka kaum Atheis
yang mengatakan bahwa “ kok sains di
Al-Quran mu kok masih berupa sign/isyarat yang bisa diartikan luas”.
Jawabannya memang Al-Qur’an berisi sign-sign/isyarat dan perumpamaan agar
manusia bisa memahami kebenaran Al-Qur’an dan agar Muslim kuat imannya. Bagi
yang tidak percaya silahkan. Dijelaskan dalam Al-Qur’an bahwa :
… supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi
yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang
yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya
orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir
(mengatakan): "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan Ini sebagai
suatu perumpamaan?" Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya………..(QS:
Al Muddatsir: 31)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpuan
Sains dan teknologi merupakan suatu
alat bagi kelangsungan hidup manusia, agar dapat lebih mempermudah dalam
prosesnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan sudah menjadi kewajiban kita
sebagai ummat Islam untuk menuntut ilmu baik laki-laki maupun perempuan dari
mulai kita kecil. Maka sudah sepantasnya kita mencari ilmu pengetahuan baik itu
yang sederhana sampai yang tersulit sesuai dengan kemampuan kita sebagai
manusia biasa.
Belum ada satupun negara muslim yang
dijadikan kiblat dalam bidang iptek karena porsi kepemilikan risetnya hanya
sekitar tiga persen saja dari seluruh hasil riset yang dikembangkan di dunia
ini. Mungkin baru Iran dan Pakistan yang sudah mulai mendalami iptek tingkat
tinggi yakni teknologi nuklir untuk energi masa depan dengan bermacam
kontroversinya.
Bemikian seperti yang sudah kami
jelaskan dalam pembahasan mengenai Rahasia Kemajuan Barat Dalam Bidang Sains
dan Teknologi bahwa awal atau asal usul dari sains dan teknologi dunia barat
tidak lain adalah hasil rampokan dari ummat muslim yang kemudian mereka
kembangkan oleh para tokoh-tokoh ilmuan mereka. Banyak teks-teks buku Arab yg
diterjemahkan ke dalam bahasa Italia dan Jerman oleh kaum gereja yang berisi
tentang teknologi canggih saat itu namun dihapus nama pengarangnya oleh kaum gereja.
Hasilnya, Leonardo Da Vinci dan Galileo Galilee yang terinspirasi dari
buku-buku tersebut tidak tahu bahwa para pengarangnya adalah kaum Muslim.
Akhirnya kita dicekoki ajaran bahwa Galileo adalah sang penemu teori bumi itu
bulat dan Da Vinci penemu teori bahwa manusia bisa terbang dengan menggunakan
sayap buatan. Akibatnya kaum muslim sekarang menjadi minder dan gagap teknologi
karena mereka tidak tahu atau tidak diberitahu bahwa para pendahulunya sangat
berjasa besar dalam memajukan peradaban dunia dan dunia sangat berhutang besar
kepada peradaban Islam.
B. Saran
Sebagai manusia biasa kami sadar
bahwa pembuatan makalah tentang Rahasia Kemajuan Barat Dalam Bidang Sains dan
Teknologi ini masih jauh dari sempurna. Karena kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT, dan kelemahan adalah milik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar