Arsip Blog

Entri yang Diunggulkan

HAKIKAT DAN KONSEP PERMAINAN SAINS PADA ANAK USIA DINI

Cari Blog Ini

Kamis, 06 Desember 2012

paragraf



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Untuk mengetahui suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah, cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf ini dikenal juga dengan nama lain alinea.
Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk membaca terus menerus sampai selesai. Kitapun susah memusatkan pikiran pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam paragraf itu.
Dan untuk lebih memahami lagi bagaimana cara menggunakan dan memasukkan paragraf yang baik dalam sebuah kalimat atau cerita dll, kita harus mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan paragraf tersebut.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari Paragraf ?
2.      Sebutkan jenis-jenis paragraf ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Paragraf
Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat diungkapkan.

B.     Jenis-jenis Paragraf

1.      Berdasarkan Letak Gagasan Utama

Berdasarkan letak gagasan utama dalam paragraf, paragraf umumnya dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1.      Paragraf Deduktif

Paragraf jenis ini gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utama atau pokok persoalan dalam paragraf tersebut diletakkan pada kalimat pertama atau kalimat kedua. Selanjutnya, diikuti oleh kalimat pendukung terhadap gagasan utama tersebut. Dalam paragraf ini, ide-ide yang telah dirumuskan dalam kalimat diatur dengan ide yang bersifat umum dan diletakkan pada kalimat pertama atau kedua dan diikuti ide yang lebih khusus.

Ciri-ciri paragraf berpola deduktif

1.      Letak kalimat utama di awal paragraf.

2.      Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus.

Contoh:

“Satu-satunya bidang pembangunan yang tidak mengalami dampak adanya krisis ekonomi adalah pertanian. Hal ini dapat dilihat adanya pertumbuhan yang mengesankan di bidang perkebunan sebanyak 6,5 persen, di bidang kehutanan sebanyak 2,9 persen, dan di bidang perikanan sebanyak 6,6 persen. Kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik meningkat dari 18,1 persen menjadi 18,4 persen. Padahal, selama kurun waktu 30 tahun terakhir, pangsa pasar sektor pertanian merosot dari tahun ke tahun”.

2.      Paragraf Induktif

Paragraf jenis ini meletakkan gagasan utamanya di akhir paragraf. Penataan ini dengan cara menyusun ide-ide khusus dan diikuti dengan ide yang bersifat umum yang biasanya berupa kalimat simpulan.

Ciri-ciri paragraf berpola induktif :

1.      Letak kalimat utama di akhir paragraf.

2.      Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.

3.      Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan.

3.      Paragraf Campuran

Paragraf campuran atau deduktif-induktif dimulai dengan inti uraian (pikiran utama), diikuti penjelasan (pikiran penjelas), dan diakhiri dengan penegasan atau pengulangan inti uraian.

Contoh:

“Semua manusia pasti akan mati. Para penguasa yang disebut kaisar, sultan, raja, atau presiden meskipun hidup dengan fasilitas yang serba melimpah, mereka mati juga. Begitu pula para ahli bela diri yang setiap hari memperkekar otot-otot tubuhnya dengan macam-macam pelatihan dan menu makanan yang lengkap, akhirnya mati. Orang-orang suci mulai dari para nabi sampai kyai yang doanya selalu atau hampir dikabulkan Tuhan, tetapi doa untuk tidak mati tidak pernah terkabul. Jadi, manusia di dunia ini tidak ada yang bisa hidup abadi”.

 

 

2.      Berdasarkan cara penyampaian ide

Berdasarkan cara penyampaian ide dalam paragraf, paragraf dibedakan menjadi 5  macam, yaitu:

1.      Paragraf Narasi
ialah jenis paragraf yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
a.       Narasi yang mampu menceritakan suatu peristiwa yang benar-benar terjadi ataupun nonfiksi, misal: cerita perjuangan pahlawan, riwayat atau laporan perjalanan, biografi dan autobiografi.
b.      Narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Jenis narasi ini disebut karangan narasi sugestif. Narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa.

Contoh paragraf narasi:
Liburan sekolah kali ini, saya dan kedua orang tua saya pergi ke Jakarta. Jakarta adalah ibukota negara Republik Indonesia.Di jakarta banyak sekali tempat-tempat wisata yang bisa kami kunjungi. Tempat pertama yang kami kunjungi ialah Tugu Monumen Nasional yang disingkat dengan nama Monas. Monas merupakan icon dari kota Jakarta, letaknya tepat di pusat kota. Monas menjadi pusat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi wisatawan yang datang berkunjung. Monas didirikan tahun 1959 dan baru diresmikan tahun 1961. Monas selalu ramai oleh pengunjung yang tidak hanya ingin melihat keindahan kota Jakarta dari puncak Monas tapi juga berniat untuk menambah wawasan sejarah Indonesia melalui ruang diorama.
2.      Paragraf Deskripsi
ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang mereka baca dari paragraf tersebut. Ciri-ciri dari paragraf deskriptif ialah:

a.       Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
b.      Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
c.       Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek yang dideskripsikan.
d.      Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara terperinci.
Didalam paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu:
1.      Pola Spasial
2.      Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi lagi menjadi 2 pola yaitu:
1.      Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
2.      Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.
3.      Paragraf Eksposisi
ialah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan, menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan sesuatu tanpa disertai ajakan atau desakan agar pembaca menerima atau mengikutinya. Ciri-ciri dari paragraf eksposisi ialah memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau melaksanakan suatu tindakan, gaya penulisannya pun bersifat imformatif.
Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
1.      Eksposisi Definisi
2.      Eksposisi Klasifikasi
3.      Eksposisi Proses
4.      Eksposisi Ilustrasi (contoh)
5.      Eksposisi Pertentangan
6.      Eksposisi Laporan
4.      Paragraf Agumentasi
ialah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi). Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
1.      Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
2.      Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa gambar/grafik, dll.
3.      Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
4.      Penutup berisi kesimpulan.


Jenis-jenis paragraf argumentasi:
1.      Pola Analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Contoh Pola Analogi: Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
2.      Pola Generalisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola Generalisasi: Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7. Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
3.      Pola Hubungan Sebab Akibat adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat:
 Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa initidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
5.      Paragraf Persuasi
ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta.
Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
1.      Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
2.      Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3.      Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui epercayaan antara penulis dengan pembaca.
4.      Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
5.      Persuasi memerlukan fakta dan data.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga membentuk suatu topik atau tema pembicaraan.
2.      Jenis-jenis paragraf ada 2 :
1.      Berdasarkan letak gagasan utamanya ada 3 macam :
a.    Paragraf deduktif
b.   Paragraf induktif
c.    Paragraf campuran
2.      Berdasarkan cara penyampaian idenya ada 5 macam :
a.    Paragraf narasi
b.   Paragraf deskripsi
c.    Paragraf eksposisi
d.   Paragraf argumentasi
e.    Paragraf persuasi

B.     Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan terutama dalam segi penulisan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih baik lagi dalam penulisan makalah yang selanjutnya.












DAFTAR PUSTAKA

Wahyudin. Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : CV Regina, 2005


Tidak ada komentar: