Arsip Blog

Entri yang Diunggulkan

HAKIKAT DAN KONSEP PERMAINAN SAINS PADA ANAK USIA DINI

Cari Blog Ini

Senin, 07 Juli 2014

Inisiasi 1 Manajemen Berbasis Sekolah

 Inisiasi 1
Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, Selamat berjumpa dengan matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Saudara mahasiswa saat ini Anda dalam kegiatan tutorial online. Dalam tutorial online kali ini, Anda akan dipandu oleh tutor Anda untuk matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Pada inisiasi pertama ini, akan kita diskusikan materi yang ada pada bahan ajar cetak. Seperti yang telah Anda ketahui, bahwa dalam buku ajar cetak, unit 1 materi yang dibicarakan adalah latar belakang MBS dan Konsep Dasar MBS. Namun, dalam kegiatan tutorial online yang pertama ini materi yang dibahas adalah latar belakang MBS.
Oleh karena itu, kompetensi yang diharapkan dari kegiatan tutorial 1 ini Anda diharapkan akan mampu:
1. mendeskripsikan pengertian MBS
2. memberikan alasan diterapkannya MBS
3. mengungkapkan tujuan diterapkannya MBS

Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara, seperti yang telah Anda pahami bahwa pemerintah telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai upaya dilakukan dan salah satunya adalah melalui penerapan Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS. MBS nerupakan pemikiran ke arah pengelolaan pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas.
Dengan demikian Anda perlu menggarisbawahi bahwa MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat melalui pendidikan yang bermutu yang pada akhirnya mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Hal ini sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional bahwa Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif atau insan kamil dan paripurna. MBS tidak saja untuk Indonesia, bahkan pada beberapa negara maju telah diterapkan dan hasilnya telah nyata, seperti di Australia, Finlandia, dan Amerika Serikat.
Perlu Anda ingat kembali, bahwa Bank Dunia pada 1999, mengkonsepsikan bahwa MBS merupakan bentuk alternatif sekolah dalam program desentralisasi di bidang pendidikan yang ditandai oleh otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi ini diberikan agar sekolah dapat dengan leluasa mengelola sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tanggap terhadap kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
Nah partisipasi masyarakat ini dituntut agar masyarakat lebih memahami pendidikan, membantu, serta mengontrol dalam pengelolaan pendidikan. Untuk itulah sekolah dituntut memiliki tanggung jawab yang tinggi, baik kepada orangtua, masyarakat, maupun pemerintah.
Jadi MBS merupakan paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dengan melibatkan masyarakat dalam kerangka kebijakan nasional. MBS merupakan wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para siswa. Dapat juga dikatakan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, mungkin Anda telah mengetahui secara faktual, bahwa telah banyak usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar. Namun hasilnya kurang menggembirakan. Secara garis besar Anda tentu ingat, faktor yang menyebabkannya yaitru
1.      kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang berorientasi pada output pendidikan terlalu memusatkan pada input, sehingga proses pendidikan kurang diperhatikanb,
2.      penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik. Hal ini menyebabkan tingginya ketergantungan kepada keputusan birokrasi. Oleh sebab itulah sekolah menjadi tidak mandiri, kurang inisiatif dan miskin kreativitas, sehingga usaha dan saya untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu layanan dan keluaran pendidikan menjadi kurang termotivasi, dan
3.      peran serta masyarakat, terutama orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan, selama ini hanya terbatas pada dukungan dana, padahal mereka sangat penting dalam proses-proses pendidikan seperti pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi dan akuntabilitas.
Oleh sebab itulah perlu desentralisasi pendidikan sebagai faktor pendorong MBS ini.
Saudara, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan di Amerika Serikat, konsep Site Based Management merupakan strategi penting untuk meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan dalam anggaran pendidikan, sumberdaya pendidik, kurikulum dan evaluasi pendidikan (penilaian). Demikian juga studi yang dilakukan di El Salvador, Nepal dan Pakistan. Rata-rata informasi menunjukkan pemberian otonomi pada sekolah telah meningkatkan motivasi dan kehadiran guru. Sementara di Australia, School Based Management merupakan refleksi pengelolaan desentralisasi pendidikan yang menempatkan sekolah sebagai lembaga yang memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan yang menyangkut visi, misi, dan tujuan atau sasaran sekolah yang membawa implikasi terhadap pengambangan kurikulum sekolah dan program-program operatif sekolah yang lain. MBS di Australia dibangun dengan memperhatikan kebijakan dan panduan dari pemerintah negara bagian di satu pihak, dan di pihak lain dari partisipasi masyarakat melalui school council dan parent and community association. Perpaduan keduanya melahirkan dokumen penting penyelenggaraan MBS yaity school policy yang memuat visi, misi, sasaran, pengembangan kurikulum, dan prioritas program, (2) school planning review serta (3) school annual planning quality assurance. Akuntabilitas dilakukan melalui external and internal monitoring.
Dengan belajar keberhasilan di negara lain seiring dengan diberlakukannnya Undang-undang Otonomi Daerah yaitu UU.No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang N0.25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka semakin membuka peluang kebijakan pendidikan di Indonesia mengalami desentralisasi pula yang salah satu bentuknya berupa Manajemen Berbasis Sekolah. Sejarah baru pengelolaan pendidikan di Indonesia melalui MBS menjadikan pengelolaan pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi, pengambilan keputusan secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak ada lagi. Yang ada adalah pendekatan profesional.
Nah, kalau kita lihat lebih jauh dalam Pasal 11 UU No.25 Tahun 1999, kewenangan daerah kabupaten dan kota, mencakup semua bidang pemerintahan termasuk di dalamnya pendidikan dan kebudayaan, maka terdapat otonomi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan yang mengarah kepada pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerataan pelayanan pendidikan yang berkeadilan.
Alasan Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara, tentunya Anda masih ingat bukan, bahwa MBS diterapkan karena beberapa alasan
1.      dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah,
2.      dengan pemberian fleksibilitas/keluwesan-keluwesan yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah,
3.      sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya,
4.      Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik,
5.      Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya,
6.      Penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat,
7.      Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.,
8.      sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan,
9.      Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat; dan
10.  sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat.
Nah, dengan mengetahui alasan mengapa MBS diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, maka Anda semakin yakin bahwa MBS akan meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Namun, implementasi MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta membuat efisien sistem dan menghilangkan birokrasi yang saling tumpang tindih.
Tujuan Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara, berbicara tentang tujuan, sangat terkait dengan alasan dan manfaat diberlakukannya MBS dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Anda tentunya telah membaca bahan ajar cetak unit 1, mengapa MBS dikembangkan di Indonesia. Berdasarkan alasan penerapan MBS, maka Anda dapat membuat sebuah simpulan tujuan penerapan MBS ini.
Untuk mengingatkan kembali, tujuan penerapan manajemen berbasis sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Nah, secara lebih rincinya, MBS bertujuan untuk
1.      meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia,
2.      meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama,
3.      meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya dan
4.      meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Selanjutnya, kami mempersilakan Anda membaca kembali bahan ajar cetak Manajemen Berbasis Sekolah yang telah Anda miliki , khususnya unit 1 dengan cermat, kemudian kerjakanlah soal-soal berikut
1. Berdasarkan konsep dasar MBS, berilah penjelasan pentingnya MBS dalam upaya peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Mengapa reformasi pendidikan di Indonesia mengarah kepada penerapan MBS apabila dikaitkan dengan otonomi daerah?
3. Salah satu alasan diterapkannya MBS adalah pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah. Dengan otonomi yang besar kepada sekolah maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah. Bagaimanakah cara sekolah memanfaatkam otonomi yang diberikan ini untuk mengembangkan mutu pendidikan?
4. Apakah tujuan penerapan MBS apabila dikaitkan dengan konsep efisiensi, mutu dan pemerataan bidang pendidikan ?
Selanjutnya, untuk mengetahui keakuratan hasil jawaban Anda, kami persilakan kirim kembali jawaban tersebut melalui fasilitas mailing list yang telah Saudara bergabung ketika Residensial sesuai dengan alamat mailing list perguruan tinggi tempat Anda kuliah. Saudara mahasiswa, jika ada sesuatu materi yang belum atau kurang jelas dan ingin Anda tanyakan, gunakanlah sarana ini untuk menyampaikan permasalahan Anda tersebut. Perlu Anda ketahui, bahwa materi ini sangat penting untuk Anda kuasai, karena merupakan dasar untuk mempelajari materi yang terdapat pada unit-unit selanjutnya, yaitu unit 2,3,4,5, dan 6.
Nah Saudara, sampai di sini pertemuan tutorial online kita melalui wahana internet, sampai jumpa dan Selamat belajar! Selamat menikmati hari-hari indah Anda !
Alternative Assessment Mbs
Penugasan Tutorial Online Inisiasi # 1.
Saudara mahasiswa, tibalah saatnya Anda mengerjakan assessment sebagai bagian tak terpisahkan dari tutorial online. Diharapkan melalui assessment kali ini, pemahaman Anda terhadap materi perkuliahan semakin mantap dan komprehensif.
Saudara mahasiswa, Anda diminta untuk membaca bahan ajar cetak keseluruhan unit 1. Anda juga diminta memndownload dan membaca artikel “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah-Sebuah Pendekatan Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan Mutu” yang ditulis oleh Drs. Umaedi, M.Ed. Anda dapat mendownload artikel ini pada situs di Internet melalui http://www/manajemen berbasis sekolah. htm.
Assessment kali ini, selain Anda diminta untuk membaca juga menuliskan pemahaman Anda dalam bentuk essay. Hal ini dimaksudkan agar Anda memiliki kompetensi dasar dalam memahami pengertian dan latar belakang implementasi MBS. Pengukuran keberhasilan Anda akan dilihat dari hasil tulisan esai Anda.
Selanjutnya Anda harus menulis esei yang isinya berupa paragraf-paragraf yang isinya mencakup jawaban dari pertanyaan:
1.      Konsep apa yang dapat Anda temukan dalam Artikel yang saudara baca ! (tulislah dalam 1 paragraf)
2.      Prinsip-prinsip apakah yang melandasi MBS dalam implementasinya di Indonesia ( tulislah 1 paragraf)
3.      Fakta apa yang melandasi tumbuhnya MBS di Indonesia. ! ( 2 paragraf)
4.      Kesimpulan ( tulislah 1 paragraf)

Nah Saudara, selamat mengerjakan. Untuk mengetahui rubrik/skala penilaian dapat dilihat pada halaman berikut ini.
RUBRIK/SKALA PENILAIAN
EVALUASI RUBRIK INISIASI MBS # 1
Nama Mahasiswa         :
NIM                             :
Tanggal mengirin         :
Alamat e-mail              :
Kriteria Penilaian (1) lemah, (2) cukup (fair), (3) baik (adequate), (4) sangat baik (very good), dan (5 sempurna (exellent
A. Content Thoughts (Kemampuan Kognitif dan Pemahaman Isi) ASPEK YANG DINILAI
SKALA NILAI
Kemampuan mengingat informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan memahami informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan menerapkan informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan menganalisis informasi MBS
1
2
3
4
Kemampuan mensintesakan 2 informasi/lebih MBS
1
2
3
4
Kemampuan mengkritisi informasi MBS
1
2
3
4


A. kerjakanlah soal-soal berikut
1. Berdasarkan konsep dasar MBS, berilah penjelasan pentingnya MBS dalam upaya peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Mengapa reformasi pendidikan di Indonesia mengarah kepada penerapan MBS apabila dikaitkan dengan otonomi daerah?
3. Salah satu alasan diterapkannya MBS adalah pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah. Dengan otonomi yang besar kepada sekolah maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah. Bagaimanakah cara sekolah memanfaatkam otonomi yang diberikan ini untuk mengembangkan mutu pendidikan?
4. Apakah tujuan penerapan MBS apabila dikaitkan dengan konsep efisiensi, mutu dan pemerataan bidang pendidikan ?

B. Selanjutnya Anda harus menulis esei yang isinya berupa paragraf-paragraf yang isinya mencakup jawaban dari pertanyaan:
1.      Konsep apa yang dapat Anda temukan dalam Artikel yang saudara baca ! (tulislah dalam 1 paragraf)
2.      Prinsip-prinsip apakah yang melandasi MBS dalam implementasinya di Indonesia ( tulislah 1 paragraf)
3.      Fakta apa yang melandasi tumbuhnya MBS di Indonesia. ! ( 2 paragraf)
4.      Kesimpulan ( tulislah 1 paragraf)

JAWABAN
A.     Jawaban bagian soal-soal
1.      Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. MBS menjadikan pengelolaan pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi, pengambilan keputusan secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak ada lagi. Yang ada adalah pendekatan professional. tujuan penerapan manajemen berbasis sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan
2.      dengan diberlakukannnya Undang-undang Otonomi Daerah yaitu UU.No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang N0.25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka semakin membuka peluang kebijakan pendidikan di Indonesia mengalami desentralisasi pula yang salah satu bentuknya berupa Manajemen Berbasis Sekolah. Dan dalam Pasal 11 UU No.25 Tahun 1999, kewenangan daerah kabupaten dan kota, mencakup semua bidang pemerintahan termasuk di dalamnya pendidikan dan kebudayaan, maka terdapat otonomi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan yang mengarah kepada pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerataan pelayanan pendidikan yang berkeadilan.
3.      MBS diterapkan karena beberapa alasan
a.       dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah,
b.      dengan pemberian fleksibilitas/keluwesan-keluwesan yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah,
c.       sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya,
d.      Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik,
e.       Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya,
f.       Penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat,
g.      Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.,
h.      sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan,
i.        Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah daerah setempat; dan
j.        sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah
4.      MBS akan meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Namun, implementasi MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta membuat efisien sistem dan menghilangkan birokrasi yang saling tumpang tindih. tujuan penerapan manajemen berbasis sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.tujuan tujuan itu berupa:
a.       meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia,
b.      meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama,
c.       meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya dan
d.      meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
B.     Jawaban soal issay
1.      Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. MBS menjadikan pengelolaan pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi, pengambilan keputusan secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak ada lagi. Yang ada adalah pendekatan professional
2.      Prinsip yang melandasi MBS prinsip Otonomi yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri (pengelolaan mandiri). Kemandirian dalam program dan pendanaan merupakan tolok ukur utama kemandirian sekolah. kemandirian yang dimaksud harus didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan mengambil keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi/ menghargai perbedaan pendapat, kemampuan memobilisasi sumber daya, kemampuan memilih cara pelaksanaan yang terbaik, kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif, kemampuan memecahkan persoalan-persoalan sekolah, kemampuan adaptif dan antisipatif, kemampuan bersinergi dan berkolaborasi, serta kemampuan memenuhi kebutuhannya sendiri. Prinsip kedua adalah prinsip Fleksibilitas yang dalam hal ini dapat diartikan sebagai keluwesan-keluwesan yang diberikan kepada sekolah untuk mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber daya sekolah seoptimal mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan keluwesan sekolah yang lebih besar, sekolah akan lebih lincah dan tidak harus menunggu arahan dari atasannya untuk mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber daya. Selanjutnya pada prinsip inisiatif didasarkan atas konsepsi bahwa manusia bukanlah sumber daya yang statis, melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi suber daya manusia harus selalu digali, ditemukan, dan kemudian dikembangkan. Dengan demikian, lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan pengembangan sumber daya manusia (human resources development) yang memiliki konotasi dinamis dan menganggap serta memperlakukan manusia di sekolah sebagai aset yang amat penting dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
3.      Fakta yang melandasi pertumbuhan MBS di Indonesia.