Inisiasi 1
Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, Selamat berjumpa
dengan matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Saudara mahasiswa saat ini Anda
dalam kegiatan tutorial online. Dalam tutorial online kali ini, Anda akan
dipandu oleh tutor Anda untuk matakuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Pada inisiasi pertama ini, akan kita
diskusikan materi yang ada pada bahan ajar cetak. Seperti yang telah Anda
ketahui, bahwa dalam buku ajar cetak, unit 1 materi yang dibicarakan adalah
latar belakang MBS dan Konsep Dasar MBS. Namun, dalam kegiatan tutorial online
yang pertama ini materi yang dibahas adalah latar belakang MBS.
Oleh karena itu, kompetensi yang
diharapkan dari kegiatan tutorial 1 ini Anda diharapkan akan mampu:
1. mendeskripsikan pengertian MBS
2. memberikan alasan diterapkannya
MBS
3. mengungkapkan tujuan diterapkannya
MBS
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara, seperti yang telah Anda
pahami bahwa pemerintah telah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Berbagai upaya dilakukan dan salah satunya adalah melalui penerapan
Manajemen Berbasis Sekolah atau MBS. MBS nerupakan pemikiran ke arah
pengelolaan pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur
dan melaksanakan berbagai kebijakan secara luas.
Dengan demikian Anda perlu menggarisbawahi bahwa MBS merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat melalui pendidikan yang bermutu
yang pada akhirnya mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu terwujudnya sistem
pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas
sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Hal
ini sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional bahwa Depdiknas berhasrat untuk
pada tahun 2025 menghasilkan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif atau
insan kamil dan paripurna. MBS tidak saja untuk Indonesia, bahkan pada
beberapa negara maju telah diterapkan dan hasilnya telah nyata, seperti di
Australia, Finlandia, dan Amerika Serikat.
Perlu Anda ingat
kembali, bahwa Bank Dunia
pada 1999, mengkonsepsikan bahwa MBS merupakan bentuk alternatif sekolah dalam
program desentralisasi di bidang pendidikan yang ditandai oleh otonomi luas di
tingkat sekolah, partisipasi masyarakat dan dalam kerangka kebijakan pendidikan
nasional. Otonomi ini diberikan agar sekolah dapat dengan leluasa mengelola
sumber daya dengan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan serta tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
Nah partisipasi
masyarakat ini dituntut agar masyarakat lebih memahami pendidikan, membantu,
serta mengontrol dalam pengelolaan pendidikan. Untuk itulah sekolah dituntut memiliki tanggung jawab
yang tinggi, baik kepada orangtua, masyarakat, maupun pemerintah.
Jadi MBS merupakan
paradigma baru pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah
dengan melibatkan masyarakat dalam kerangka kebijakan nasional. MBS merupakan
wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan
pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para siswa. Dapat juga dikatakan
bahwa Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang dilakukan
secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder)
yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan
untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Sejarah Munculnya Manajemen Berbasis Sekolah
Saudara mahasiswa, mungkin
Anda telah mengetahui secara faktual, bahwa telah banyak usaha telah dilakukan
untuk meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pendidikan dasar. Namun hasilnya
kurang menggembirakan. Secara garis besar Anda tentu ingat, faktor yang menyebabkannya yaitru
1. kebijakan penyelenggaraan pendidikan nasional yang
berorientasi pada output pendidikan terlalu memusatkan pada input, sehingga
proses pendidikan kurang diperhatikanb,
2. penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sentralistik.
Hal ini menyebabkan tingginya ketergantungan kepada keputusan birokrasi. Oleh
sebab itulah sekolah menjadi tidak mandiri, kurang inisiatif dan miskin
kreativitas, sehingga usaha dan saya untuk mengembangkan atau meningkatkan mutu
layanan dan keluaran pendidikan menjadi kurang termotivasi, dan
3.
peran serta
masyarakat, terutama orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan, selama
ini hanya terbatas pada dukungan dana, padahal mereka sangat penting dalam
proses-proses pendidikan seperti pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi
dan akuntabilitas.
Oleh
sebab itulah perlu desentralisasi pendidikan sebagai faktor pendorong MBS ini.
Saudara, berdasarkan
hasil kajian yang dilakukan di
Amerika Serikat, konsep Site Based Management merupakan strategi penting untuk
meningkatkan kualitas pembuatan keputusan-keputusan pendidikan dalam anggaran
pendidikan, sumberdaya pendidik, kurikulum dan evaluasi pendidikan (penilaian).
Demikian juga studi yang dilakukan di El Salvador, Nepal dan Pakistan. Rata-rata
informasi menunjukkan pemberian otonomi pada sekolah telah meningkatkan
motivasi dan kehadiran guru. Sementara di Australia, School Based Management merupakan refleksi
pengelolaan desentralisasi pendidikan yang menempatkan sekolah sebagai lembaga yang
memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan yang menyangkut visi, misi, dan
tujuan atau sasaran sekolah yang membawa implikasi terhadap pengambangan
kurikulum sekolah dan program-program operatif sekolah yang lain. MBS di
Australia dibangun dengan memperhatikan kebijakan dan panduan dari pemerintah
negara bagian di satu pihak, dan di pihak lain dari partisipasi masyarakat
melalui school council dan parent and community association. Perpaduan keduanya
melahirkan dokumen penting penyelenggaraan MBS yaity school policy yang memuat
visi, misi, sasaran, pengembangan kurikulum, dan prioritas program, (2) school
planning review serta (3) school annual planning quality assurance.
Akuntabilitas dilakukan melalui external and internal monitoring.
Dengan belajar
keberhasilan di negara lain seiring dengan diberlakukannnya Undang-undang Otonomi Daerah yaitu UU.No.22
Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang N0.25 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah, maka semakin membuka peluang kebijakan pendidikan di
Indonesia mengalami desentralisasi pula yang salah satu bentuknya berupa
Manajemen Berbasis Sekolah. Sejarah baru pengelolaan pendidikan di
Indonesia melalui MBS
menjadikan pengelolaan pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi,
pengambilan keputusan secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak ada
lagi. Yang ada adalah pendekatan profesional.
Nah, kalau kita
lihat lebih jauh dalam
Pasal 11 UU No.25 Tahun 1999, kewenangan daerah kabupaten dan kota, mencakup
semua bidang pemerintahan termasuk di dalamnya pendidikan dan kebudayaan, maka
terdapat otonomi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, peningkatan efisiensi
pengelolaan pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan yang mengarah kepada
pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerataan pelayanan pendidikan yang
berkeadilan.
Alasan Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah
Saudara, tentunya Anda masih ingat
bukan, bahwa MBS
diterapkan karena beberapa alasan
1. dengan pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah,
maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah,
2. dengan pemberian fleksibilitas/keluwesan-keluwesan yang
lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdayanya, maka sekolah akan
lebih luwes dan lincah dalam mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah
secara optimal untuk meningkatkan mutu sekolah,
3. sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan
sumberdaya yang tersedia untuk memajukan sekolahnya,
4. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya,
khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam
proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta
didik,
5. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih
cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu
apa yang terbaik bagi sekolahnya,
6. Penggunaan sumberdaya pendidikan lebih efisien dan
efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat,
7. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam
pengambilan keputusan sekolah menciptakan transparansi dan demokrasi yang
sehat.,
8. sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan
masing-masing kepada pemerintah, orangtua peserta didik, dan masyarakat pada
umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan
mencapai sasaran mutu pendidikan yang telah direncanakan,
9. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan
sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya
inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah
daerah setempat; dan
10. sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat
dan lingkungan yang berubah dengan cepat.
Nah, dengan
mengetahui alasan mengapa MBS diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia, maka Anda semakin yakin bahwa MBS akan meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan
pendidikan. Namun, implementasi MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil
dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif
dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta membuat efisien sistem dan
menghilangkan birokrasi yang saling tumpang tindih.
Tujuan Penerapan Manajemen Berbasis
Sekolah
Saudara, berbicara
tentang tujuan, sangat terkait dengan alasan dan manfaat diberlakukannya MBS
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Anda tentunya telah membaca
bahan ajar cetak unit 1, mengapa MBS dikembangkan di Indonesia. Berdasarkan
alasan penerapan MBS, maka Anda dapat membuat sebuah simpulan tujuan penerapan
MBS ini.
Untuk mengingatkan
kembali, tujuan penerapan
manajemen berbasis sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah
melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas
yang lebih besar kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan
mendorong partisipasi warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Nah, secara lebih
rincinya, MBS bertujuan
untuk
1. meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan
kemandirian, fleksibilitas, partisipasi, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas,
sustainabilitas, dan inisiatif sekolah dalam mengelola, memanfaatkan, dan
memberdayakan sumberdaya yang tersedia,
2. meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat
dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama,
3. meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orangtua,
masyarakat, dan pemerintah tentang mutu sekolahnya dan
4.
meningkatkan kompetisi
yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
Selanjutnya, kami
mempersilakan Anda membaca kembali bahan ajar cetak Manajemen Berbasis Sekolah
yang telah Anda miliki , khususnya unit 1 dengan cermat, kemudian kerjakanlah soal-soal berikut
1. Berdasarkan konsep dasar MBS, berilah penjelasan
pentingnya MBS dalam upaya peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
2. Mengapa reformasi pendidikan di Indonesia mengarah
kepada penerapan MBS apabila dikaitkan dengan otonomi daerah?
3. Salah satu alasan diterapkannya MBS adalah pemberian
otonomi yang lebih besar kepada sekolah. Dengan otonomi yang besar kepada
sekolah maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu
sekolah. Bagaimanakah cara sekolah memanfaatkam otonomi yang diberikan ini
untuk mengembangkan mutu pendidikan?
4. Apakah tujuan penerapan MBS apabila dikaitkan dengan
konsep efisiensi, mutu dan pemerataan bidang pendidikan ?
Selanjutnya, untuk
mengetahui keakuratan hasil jawaban Anda, kami persilakan kirim kembali jawaban
tersebut melalui fasilitas mailing list yang telah Saudara bergabung ketika
Residensial sesuai dengan alamat mailing list perguruan tinggi tempat Anda kuliah.
Saudara mahasiswa, jika ada sesuatu materi yang belum atau kurang jelas dan
ingin Anda tanyakan, gunakanlah sarana ini untuk menyampaikan permasalahan Anda
tersebut. Perlu Anda ketahui, bahwa materi ini sangat penting untuk Anda
kuasai, karena merupakan dasar untuk mempelajari materi yang terdapat pada
unit-unit selanjutnya, yaitu unit 2,3,4,5, dan 6.
Nah Saudara, sampai
di sini pertemuan tutorial online kita melalui wahana internet, sampai jumpa
dan Selamat belajar! Selamat menikmati hari-hari indah Anda !
Alternative Assessment Mbs
Penugasan Tutorial
Online Inisiasi # 1.
Saudara mahasiswa,
tibalah saatnya Anda mengerjakan assessment sebagai bagian tak terpisahkan dari
tutorial online. Diharapkan melalui assessment kali ini, pemahaman Anda
terhadap materi perkuliahan semakin mantap dan komprehensif.
Saudara mahasiswa,
Anda diminta untuk membaca bahan ajar cetak keseluruhan unit 1. Anda juga
diminta memndownload dan membaca artikel “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis
Sekolah-Sebuah Pendekatan Baru Dalam Pengelolaan Sekolah Untuk Peningkatan
Mutu” yang ditulis oleh Drs. Umaedi, M.Ed. Anda dapat mendownload artikel ini
pada situs di Internet melalui http://www/manajemen berbasis sekolah. htm.
Assessment kali ini,
selain Anda diminta untuk membaca juga menuliskan pemahaman Anda dalam bentuk
essay. Hal ini dimaksudkan agar Anda memiliki kompetensi dasar dalam memahami
pengertian dan latar belakang implementasi MBS. Pengukuran keberhasilan Anda
akan dilihat dari hasil tulisan esai Anda.
Selanjutnya Anda harus menulis esei yang isinya berupa
paragraf-paragraf yang isinya mencakup jawaban dari pertanyaan:
1.
Konsep apa yang dapat Anda
temukan dalam Artikel yang saudara baca ! (tulislah dalam 1 paragraf)
2.
Prinsip-prinsip apakah
yang melandasi MBS dalam implementasinya di Indonesia ( tulislah 1 paragraf)
3.
Fakta apa yang melandasi
tumbuhnya MBS di Indonesia. ! ( 2 paragraf)
4.
Kesimpulan ( tulislah 1
paragraf)
Nah Saudara, selamat mengerjakan.
Untuk mengetahui rubrik/skala penilaian dapat dilihat pada halaman berikut ini.
RUBRIK/SKALA PENILAIAN
EVALUASI RUBRIK
INISIASI MBS # 1
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tanggal mengirin :
Alamat e-mail :
Kriteria Penilaian (1) lemah, (2) cukup (fair), (3) baik
(adequate), (4) sangat baik (very good), dan (5 sempurna (exellent
A. Content
Thoughts (Kemampuan Kognitif dan Pemahaman Isi) ASPEK YANG DINILAI
|
SKALA NILAI
|
|||
Kemampuan mengingat informasi MBS
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Kemampuan memahami informasi MBS
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Kemampuan menerapkan informasi MBS
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Kemampuan menganalisis informasi MBS
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Kemampuan mensintesakan 2 informasi/lebih MBS
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Kemampuan mengkritisi informasi MBS
|
1
|
2
|
3
|
4
|
A. kerjakanlah soal-soal berikut
1. Berdasarkan konsep dasar MBS, berilah penjelasan
pentingnya MBS dalam upaya peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
2. Mengapa reformasi pendidikan di Indonesia mengarah
kepada penerapan MBS apabila dikaitkan dengan otonomi daerah?
3. Salah satu alasan diterapkannya MBS adalah pemberian
otonomi yang lebih besar kepada sekolah. Dengan otonomi yang besar kepada
sekolah maka sekolah akan lebih inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu
sekolah. Bagaimanakah cara sekolah memanfaatkam otonomi yang diberikan ini
untuk mengembangkan mutu pendidikan?
4. Apakah tujuan penerapan MBS apabila dikaitkan dengan
konsep efisiensi, mutu dan pemerataan bidang pendidikan ?
B. Selanjutnya Anda harus menulis esei yang isinya berupa
paragraf-paragraf yang isinya mencakup jawaban dari pertanyaan:
1.
Konsep apa yang dapat Anda
temukan dalam Artikel yang saudara baca ! (tulislah dalam 1 paragraf)
2.
Prinsip-prinsip apakah
yang melandasi MBS dalam implementasinya di Indonesia ( tulislah 1 paragraf)
3. Fakta apa yang melandasi tumbuhnya MBS di Indonesia. ! ( 2
paragraf)
4. Kesimpulan ( tulislah 1 paragraf)
JAWABAN
A.
Jawaban
bagian soal-soal
1. Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang
dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok
kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam
proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah
atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. MBS menjadikan pengelolaan
pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi, pengambilan keputusan
secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak ada lagi. Yang ada adalah
pendekatan professional. tujuan penerapan manajemen berbasis sekolah adalah
untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan
(otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada
sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi warga
sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan
2. dengan
diberlakukannnya Undang-undang Otonomi Daerah yaitu UU.No.22 Tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah dan Undang-undang N0.25 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah, maka semakin membuka peluang kebijakan pendidikan di Indonesia
mengalami desentralisasi pula yang salah satu bentuknya berupa Manajemen
Berbasis Sekolah. Dan dalam Pasal 11 UU No.25 Tahun 1999, kewenangan daerah
kabupaten dan kota, mencakup semua bidang pemerintahan termasuk di dalamnya
pendidikan dan kebudayaan, maka terdapat otonomi dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan relevansi
pendidikan yang mengarah kepada pendidikan berbasis masyarakat, dan pemerataan
pelayanan pendidikan yang berkeadilan.
3. MBS
diterapkan karena beberapa alasan
a. dengan
pemberian otonomi yang lebih besar kepada sekolah, maka sekolah akan lebih
inisiatif/kreatif dalam meningkatkan mutu sekolah,
b. dengan
pemberian fleksibilitas/keluwesan-keluwesan yang lebih besar kepada sekolah
untuk mengelola sumberdayanya, maka sekolah akan lebih luwes dan lincah dalam
mengadakan dan memanfaatkan sumberdaya sekolah secara optimal untuk
meningkatkan mutu sekolah,
c. sekolah
lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya
sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk
memajukan sekolahnya,
d. Sekolah
lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan
dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik,
e. Pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan
sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi
sekolahnya,
f. Penggunaan
sumberdaya pendidikan lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh
masyarakat setempat,
g. Keterlibatan
semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengambilan keputusan sekolah
menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.,
h. sekolah
dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah,
orangtua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran mutu pendidikan yang
telah direncanakan,
i.
Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat
dengan sekolah-sekolah lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui
upaya-upaya inovatif dengan dukungan orangtua peserta didik, masyarakat, dan
pemerintah daerah setempat; dan
j.
sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi
masyarakat dan lingkungan yang berubah
4. MBS
akan meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan. Namun,
implementasi MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas
agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan
otoritas daerah setempat, serta membuat efisien sistem dan menghilangkan
birokrasi yang saling tumpang tindih. tujuan penerapan manajemen berbasis
sekolah adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar
kepada sekolah untuk mengelola sumberdaya sekolah, dan mendorong partisipasi
warga sekolah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan.tujuan tujuan
itu berupa:
a. meningkatkan
mutu pendidikan melalui peningkatan kemandirian, fleksibilitas, partisipasi,
keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, sustainabilitas, dan inisiatif sekolah
dalam mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia,
b. meningkatkan
kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
melalui pengambilan keputusan bersama,
c. meningkatkan
tanggungjawab sekolah kepada orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang mutu
sekolahnya dan
d. meningkatkan
kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
B.
Jawaban
soal issay
1. Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumberdaya yang
dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok
kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam
proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah
atau untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. MBS menjadikan pengelolaan
pendidikan di Indonesia berpola desentralisasi, otonomi, pengambilan keputusan
secara partisipatif. Pendekatan birokratik tidak ada lagi. Yang ada adalah
pendekatan professional
2. Prinsip
yang melandasi MBS prinsip Otonomi yaitu
kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri (pengelolaan mandiri). Kemandirian
dalam program dan pendanaan merupakan tolok ukur utama kemandirian sekolah. kemandirian
yang dimaksud harus didukung oleh sejumlah kemampuan, yaitu kemampuan mengambil
keputusan yang terbaik, kemampuan berdemokrasi/ menghargai perbedaan pendapat,
kemampuan memobilisasi sumber daya, kemampuan memilih cara pelaksanaan yang
terbaik, kemampuan berkomunikasi dengan cara yang efektif, kemampuan memecahkan
persoalan-persoalan sekolah, kemampuan adaptif dan antisipatif, kemampuan
bersinergi dan berkolaborasi, serta kemampuan memenuhi kebutuhannya sendiri. Prinsip kedua adalah prinsip Fleksibilitas yang dalam hal
ini dapat diartikan sebagai keluwesan-keluwesan yang diberikan kepada sekolah
untuk mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber daya sekolah seoptimal
mungkin untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan keluwesan sekolah yang lebih
besar, sekolah akan lebih lincah dan tidak harus menunggu arahan dari atasannya
untuk mengelola, memanfaatkan, dan memberdayakan sumber daya. Selanjutnya pada prinsip inisiatif didasarkan atas konsepsi bahwa manusia
bukanlah sumber daya yang statis, melainkan dinamis. Oleh karena itu, potensi
suber daya manusia harus selalu digali, ditemukan, dan kemudian dikembangkan.
Dengan demikian, lembaga pendidikan harus menggunakan pendekatan pengembangan
sumber daya manusia (human resources development) yang memiliki konotasi
dinamis dan menganggap serta memperlakukan manusia di sekolah sebagai aset yang
amat penting dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan.
3. Fakta
yang melandasi pertumbuhan MBS di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar