Arsip Blog

Entri yang Diunggulkan

HAKIKAT DAN KONSEP PERMAINAN SAINS PADA ANAK USIA DINI

Cari Blog Ini

Kamis, 05 Juni 2014

Utsman bin Affan

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu kami limpahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, atas jasa beliau kita sebagai ummat Islam bisa melihat dunia ini dipenuhi akhlak yang mulia, rahmat dan kasih sayang yang selalu tumbuh diantara ummatnya.
            Ucapan terimakasih kami berikan kepada dosen pembimbing kami, teman-teman kelas PAI-C yang turut memberi motivasi kepada kami, dan tak lupa kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
            Kami menyusun makalah Khalifah Utsman bin Affan ini dalam rangka agar para pembaca dapat mengetahui dan memahami masa-masa pemerintahan Utsman bin Affan.
            Di dunia ini tidak ada yang sempurna, oleh karena itu kami memohon maaf apabila dalam makalah kami terdapat kesalahan yang tidak kami sengaja. Dan kami mengharap kritik serta saran dari para pembaca, agar kami dapat menjadi lebih baik lagi dan makalah ini bisa lebih sempurna dan lebih bermanfaat bagi pendidikan kami khususnya, dan pembaca umumnya.




                                          Kendari ,2 juni 2014










BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terbunuhnya khalifah kedua, Umar Bin Khatab menandakan permukaan zaman baru. Pada waktu itu kaum muslimin memang tidak bergeser dari janji-janji dan prinsip mereka, tetapi mereka didesak oleh adanya hubungan-hubungan baru dan adat istiadat yang melanda mereka juga oleh kesulitan sehingga mereka meninggalkan hasrat dan kehendaknya dalam percaturan dunia.
Untuk menghadapi dan mengatasi semua itu, takdir Allah telah memanggil Utsman bin Affan untuk memikul beban tanggung jawab yang mengerikan yaitu tanggung jawab untuk  memelihara dan mempertahankan jiwa dan kehidupan periode kenabian, juga bertangung jawab dalam menanggulangi pengaruh zaman kerajaan. Serta bertanggung jawab untuk memperluas wilayah kekuasaan islam.

 1.2 Rumusan Masalah

1. Siapakah  Ustman bin Affan itu?
2. Bagaimana peran Ustman bin affan pada masa kekholifahannya?
3. Apa saja ibrah yang dapat kita ambil dari kholifah Ustman bin affan?

 1.3 Tujuan

1.         Untuk mengetahui biografi Kholifah Ustman bin affan
2.    Untuk mengetahui kontribusi pada masa kekholifahan Ustman bin affan.
3.    Untuk mengetahui Ibrah-ibrah yang dapat kita ambil dari sosok kholifah Ustma bin affan.








BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Siapa Utsman bin affan itu?

a. Nasab dan Keturunan Ustman bin affan

Utsman bin Affan bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin luwa’I bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.
Abu Amr, Abu Abdullah al Quraisy, al-Umawi  Amirul mukminin Dzun Nurain yang telah berhijrah dua kali dan suami dari dua putrid Rasulullah SAW. Ibu beliau bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan nenekya bernama Ummu Hakim Bidha’ binti Abdul Muthalib paman Rasulullah SAW. Beliau salah seorang dari sepuluh sahabat yang diberitakan masuk surge dan salah seorang anggota dari enam anggota Syura serta salah seorang dari tiga orang kandidat khalifah dan akhirnya terpilih menjadi khalifah sesuai denga kesepakatan kaum Muhajirin dan Anshar, juga merupakan khulafaur rasyidin yang ketiga, imam mahdiyin yang diperintahkan megikuti jejak mereka.

 b.Cir. i-Ciri dan Akhlak Beliau


Beliau adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai jenggot yang lebat,berperawakan sedang, mempuyai tulang persendian yang besar, berbahu biidang, berambut lebat, bentuk mulut bagus yag berwarna sawo matang. Beliau memilki akhlak yang mulia, sangat pemalu, dermawan dan terhormat, mendahulukan kebutuhan keluarga dan familinya dengan memberikan perhiasan dunia yang fana. Mungkin beliau bermaksud untuk mendorog mereka agar lebih mendahulukan sesuatu yang kekal dari pada sesuatu yag fana. Sebagaimana yang telah dilakukan Rasulullah terkadang beliau memberikan harta kepaa suatu kaum dan tidak memberi kaum yang lain karena khawatir mereka akan dimasukkan oleh Allah ke neraka. Sebagian kaum memprotes beliau karena perlakuan tersebut sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Khawarij terhadap Rasulullah SAW atas pembagian harta rampasan perang Hunain.

 c. Islam dan Jihad Utsman bin Affan


Utsman bin Affan masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ash-Shidiq. Beliau adalah orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqoyah binti Rasulullah SAW, kemudian kembali ke Mekkah dan hijrah ke Madinah. Beliau tidak data ikut serta dalam perang Badar karea sibuk mengurusi  putri Rasulullah SAW (istri beliau ) yang sedang sakit. Jadi beliau hanya tinggal di Madinah. Rsaasulullah SAW memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala perang tersebut  kepada beliau dan beliau dianggap ikutb serta dalam peperangan. Ketika istri beliau meninggal, Rasulullah SAW menikahkan degan adik istrinya yang bernama Ummu Kultsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi istri beliau. Beliau ikut serta dalam peperangan Uhud, khandaq, perjanjian hudaibiyah yag pada waktu itu Rasulullah SAW membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri.
Rasulullah SAW pergi menunaikan haji wada’ bersama beliau. Rtasulullah SAW wafat dalam keadaan ridho terhadap Utsma bin Affan. Kemudian beliau meemai Abu Bakar dengan baik dan Abu Bakar wafat dalam keadaan ridho terhadap Utsman bin Affan. Beliau menemani Umar dengan baik dan Umar wafat dalam keadaan ridho terhadap Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota lainnya.

d. Masa Kekhalifahan dan Umur Beliau


Masa kekhalifahannya adalah sebelas tahun sebelas bulan dan tujuh belas hari. Beliau di baiat pada awal bulan Muharam tahun dua puluh empat Hijriah dan terbunuh pada tanggal delapan belas Dzulhijjah tahun tiga puluh lima Hijriah. Adapun usia beliau telah mencapai lebih dari delapan puluh tahun. Shalih bin Kaitsan berkata, “ beliau wafat pada usia delapan puluh tahun beberapa bulan.” Dikatakan, “ delapan puluh empat tahun.” Qatadah berkata, “ beliau meninggal pada usia delapan puluh delapan tahun atau Sembilan tahun.”

 e. Proses Utsman memeluk Islam

Masuknya utsman kedalam islam berawal dari sebuah suara dalam mimpinya di bawah rindang pohon antara maan dan azzarqa yang menyarankan agar beliau segera kembali ke mekkah sebab orang yang bernama Muhammad telah muncul membawa ajaran baru yang kelak akan merubah dunia sebagai utusan tuhan. Setelah terbangun dari mimpinya beliau bergegas kembali ke mekkah dan menanyakan hal ihwal ataupun makna yang tersimpan dari kejadian yang menimpanya. Kemudian beliau bertemu dengan Abu bakar dan mengajaknya untuk mengikuti langkahnya yang lebih dahulu memeluk islam.
 Lalu menghadaplah keduanya kepada rasulullah untuk menyatakan keislamannya. Sungguh tak terbilang pengorbanannya terhadap islam, tak terbatas pada hartanya saja yang selalu dibelanjakan di jalan Allah nyawanya pun teramat sering terancam dengan berbagai pengucilan dan penyiksaan dari kerabat dan pemuka Quraisy ketika mereka tahu keislamannya. Di sisi lain Allah serta rasulnya begitu mencintainya sehingga pernah satu riwayat disebutkan bahwa beliau adalah salah satu penghuni syurga yang akan menemani rasul kelak.           

f. Kontribusi pada masa nabi

Utsman bin Affan masuk Islam melalui dakwah Abu Bakar ash-Shidiq. Beliau adalah orang pertama yang hijrah ke negri Ethiopia bersama istrinya Ruqoyah binti Rasulullah SAW, kemudian kembali ke Mekkah dan hijrah ke Madinah. Beliau tidak data ikut serta dalam perang Badar karea sibuk mengurusi  putri Rasulullah SAW (istri beliau ) yang sedang sakit. Jadi beliau hanya tinggal di Madinah. Rsaasulullah SAW memberikan bagian dari harta rampasan dan pahala perang tersebut  kepada beliau dan beliau dianggap ikutb serta dalam peperangan. Ketika istri beliau meninggal, Rasulullah SAW menikahkan degan adik istrinya yang bernama Ummu Kultsum yang pada akhirnya juga meninggal ketika masih menjadi istri beliau. Beliau ikut serta dalam peperangan Uhud, khandaq, perjanjian hudaibiyah yag pada waktu itu Rasulullah SAW membai’atkan untuk Utsman dengan tangan beliau sendiri.
Rasulullah SAW pergi menunaikan haji wada’ bersama beliau. Rasulullah SAW wafat dalam keadaan ridho terhadap Utsma bin Affan. Kemudian beliau menemani Abu Bakar dengan baik dan Abu Bakar wafat dalam keadaan ridho terhadap Utsman bin Affan. Beliau menemani Umar dengan baik dan Umar wafat dalam keadaan ridho terhadap Utsman bin Affan, serta menetapkan bahwa beliau adalah salah seorang dari enam orang anggota Syura dan beliau sendiri adalah orang yang paling istimewa di antara anggota lainnya.






      2.2 PENDIDIKAN
Yang menjadi pendidik  di zaman Khulafaur Rasyidin antara lain adalah Abdullah ibn Umar, Abdu Hurairah , Ibnu Abas, Siti Aisyah , Anas bin Malik, Zaid Ibn Tsabit, Abu Dzar al-Ghifari dan para ulama.

Dari penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa masih adanya peranan beberapa sahabat dan para ulama. Tetapi ada yang berbeda dari pendidik pada masa Utsman ini.
Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan meninggalkan Madinah di masa Khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk
Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini diserahkan pada umat itu sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan Allah. Jadi pada masa Khalifah ini guru-guru atau pendidik mengajar tidak mengharapkan imbalan melainkan keikhlasan dan juga kualifikasi kemampuan. Berbeda sekali dengan zaman sekarang yang terkadang sebagian guru lebih mementingkan upah daripada kualitas dirinya. Selain itu adanya kesadaran dari pada guru untuk mengamalkan dan mengajarkan ilmunya meskipun tidak adanya tuntutan dari pemerintah.
Dari dimensi sosial budaya, ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perluasan wilayah Islam
Dengan adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang mendatangi wilayah tersebut dengan tujuan mengajarkan agama Islam.Selain itu, adanya pertukaran pemikiran antara penduduk asli dengan para sahabat juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Terobosan yang dilakukan Khalifah Utsman ini membuat pendidik dapat memperluas wilayah mengajar mereka tidak hanya di Mekkah dan Madinah saja.








Menurut slide share.net ada beberapa tenaga pendidik diantaranya :

a)      Para Khalifah itu sendiri
b)       Para sahabat besar, antara lain :
1)      Abdullah bin Umar
2)      Abu Hurairah
3)      Abdullah bin Abbas
4)      Aisyah
5)      Anas bin Malik
6)      Zaid bin Tsabit
7)      Abdullah bin Mas’ud

2.3 PESERTA DIDIK
a.       Orang dewasa dan atau orang tua yang baru masuk Islam
b.      Anak – anak, baik orang tuanya telah lama memeluk Islam ataupun yang baru memeluk Islam.
c.       Orang dewasa dan atau orang tua yang telah lama memeluk Islam.
d.      Orang yang mengkhususkan dirinya menuntut ilmu agama secara luas dan mendalam.
Para muallaf juga dapat atau berhak mendapat pendidikan karena selain mereka masih baru dalam beragama Islam mereka juga tentu masih memerlukan bimbingan dari para guru. Terlihat pula baik mereka yang sudah lama dan paham akan agama Islam ataupun baru dan belum paham akan agama Islam berhak mendapat pendidikan dan dapat dipahami bahwa menuntut ilmu itu hendaknya sepanjang hayat, tidak hanya hingga kita sudah menguasai ilmu atau sudah lulus dari lembaga pendidikan tersebut. Karena seyogyanya hidup adalah belajar. Tanpa belajar tanpa mencari tahu, tanpa ilmu kita akan buta. Jika dalam hadits disebutkan bahwa “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat. Maka dari itu batas kita untuk tidak belajar adalah akhir hayat kita.
Terobosan yang dilakukan Khalifah Utsman ini mempermudah peserta didik yang berada diluar Madinah untuk menuntut ilmu, juga memperluas wilayah penyebaran Islam. Sehingga mereka yang jauh dari kota Madinah dan Mekkah tidak harus jauh-jauh pergi ke kota Madinah dan Mekkah.



Peserta didik yaitu :
a.       Umum
Membentuk sikap mental keagamaan, seluruh umat Islam yang ada di Makkah dan Madinah
b.      Khusus
Membentuk ahli ilmu agama, hanya sebagian kecil saja
Menurut slide share.net peserta didik ada dua yaitu umum dan khusus.
Umum ditujukan agar terbentuknya sikap mental keagamaan diantara yang mengikuti yaitu umat Islam yang ada di Makkah dan Madinah. Sedangkan yang khusus ditujukan agar membentuk ahli agama. Pembagian peserta didik ini lebih sedikit dibandingkan dengan pendapat Bapak Samsul Nizar diatas, tetapi mencakup apa yang di sampaikan Bapak Samsul Nizar. Hanya tambahan yang disampaikan slide share.net ada tujuan. Untuk peserta didik khusus  diantaranya meliputi tingkatan yang lebih sudah paham agama ingin memperdalam kembali.
Khalifah Utsman bin Affan sudah merasa cukup dengan pendidikan yang sudah berjalan, namun begitu ada satu usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang disumbangkan untuk umat Islam, dan sangat berpengaruh luar biasa bagi pendidikan Islam, yaitu untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat al-Qur’an[1][7].

Pengkodifikasi al-Quran pada masa khalifah Utsman dilakukan karena terjadi perbedaan pendapat tentang bacaan al-Quran (qiraat al-Quran), yang menimbulkan percekcokan antara guru dan muridnya.
Panitia pengkodifikasian al-Quran yang dibentuk oleh khalifah Utsman bin Affan ini pertama-tama melakukan pengecekan ulang dengan meneliti mushaf yang sudah disimpan di rumah Hafsah dan membandingkannya dengan mushaf-mushaf yang lain. Ketika itu terdapat empat mushaf al-Quran yang merupakan catatan pribadi.
Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ali bin Abi Thalib, terdiri atas 111 surah. Surah pertama adalah surah al-Baqarah dan surah terakhir adalah surah al-Muawidzatain.
Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ubay bin Ka’ab, terdiri atas 105 surah. Surah pertama adalah al-Fatihah dan surah terakhir adalah surah an-Nas.Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ibn Mas’ud, terdiri atas 108 surah. Surah yang pertama adalah al-Baqarah dan yang terakhir adalah surah Qulhuwallahu Ahad.    
Mushaf al-Quran yang ditulis oleh Ibn Abbas, terdiri atas 114 surah. Surah pertama adalah surah Iqra dan yang terakhir adalah Surah an-Nas.
Tugas tim adalah menyalin mushaf al-Quran yang disimpan dirumah Hafsah dan menyeragamkan qiraat atau bacaanya mengikuti dialek Quraisy. Kemudian setelah berhasil, Zaid bin Tsabit mengembalikannya kepada Hafsah. Kemudian salinan itu dikirim juga ke Makkah, Madinah, Bashrah, Kuffah, dan Syiria serta salah satunya disimpan oleh Utsman bin Affan yang kemudian disebut mushaf al-imam. Sedangkan mushaf yang lain, diperintahkan untuk dibakar.[2][8]

Terlepas dari perbedaan pendapat, dengan adanya mushaf utsmani ini telah berhasil mengeluarkan masyarakat muslim dari kemelut, yang diakibatkan dari perbedaan bacaan al-Quran (qiraat).
Mata pelajaran yang di berikan disesuaikan dengan kebutuhan terdidik dengan urutan mendahulukan pengetahuan yang sangat mendesak/ penting untuk dijadikan pedoman dan pegangan hidup beragama.
Ada 3 fase dalam pendidikan dan pengajarannya:
1.      Fase pembinaan           ; dimaksudkan untuk memberikan kesempatan agar
terdidik memperoleh kemantapan iman
2.      Fase pendidikan          : ditekankan pada ilmu- ilmu praktis dengan maksud
agar mereka dapat segera mengamalkan ajaran dan tuntunan agama dengan sebaik- baiknya dalam kehidupan sehari- hari
3.      Fase pelajaran  : ada pelajaran –pelajaran lain yang diberikan untuk
penunjang pemahaman terhadap Al-Quran dan Hadits, seperti bahasa Arab dengan tata bahasanya, menulis, membaca,syair dan peribahasa.
Pembagian fase diatas berdasarkan penggolongan peserta didik yang terbagi empat diatas. Dapat dipahami dari fase-fase diatas bahwa sejak dulu telah ada tahap-tahap pendidikan sesuai dengan masanya. Dimana cara membina murid yang baru mengenal Islam, baru menjajaki Islam berbeda dengan murid yang sudah mengenal Islam dan sudah paham tentang Islam.  Karena segala sesuatunya memang membutuhkan proses jadi sejak dulu telah ada dasar bahwa cara untuk belajar juga tidak sekali belajar langsung pintar tetapi butuh tahapan. Ibarat ingin berada diatas tangga, kita tidak akan  bisa sampai langsung diatas tangga, kita perlu menaiki setahap demi setahap tangga itu. 
`     2.4 Metode Pembelajaran dan Lembaga Pendidikan
Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam dan dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.
Akhirnya sahabat Huzaifah bin  Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk menyeragamkan bacaan. Utsman pun lalu membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan Qur’an. Perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan haji setiap tahunnya.
Pola pendidikan pada masa Utsman tidak jauh berbeda dengan pola pendidikan yang diterapkan pada masa Umar. Hanya saja pada periode ini, para sahabat yang asalnya dilarang untuk keluar dari kota madinah kecuali mendapatkan izin dari khalifah, mereka diperkenankan  untuk keluar dan menetap di daerah-daerah yang mereka sukai. Dengan kebijakan ini, maka orang yang menuntut ilmu (para peserta didik) tidak merasa kesulitan untuk belajar ke Madinah
Dari ke empat golongan terdidik tersebut, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tidak mungkin dilakukan dengan cara menyamaratakan tetapi harus diadakan pengklasifikasian yang rapih dan sistematis, disesuaikan dengan kemampuan dan kesanggupan dari peserta didiknya. Adapun metode yang digunakan adalah:
1.      Golongan pertama menggunakan metode ceramah, hafalan, dan latihan dengan mengemukakan contoh – contoh dan peragaan.
2.      Golongan kedua menggunakan metode hafalan dan latihan
3.      Golongan ketiga menggunakan metode diskusi, ceramah, hafalan, tanya jawab
4.      Golongan keempat menggunakan metode ceramah, hafalan Tanya jawab, dan diskusi serta sedikit hafalan. Pendidikan dan pengajaran pada golongan ini lebih bersifat pematangan (dan pendalaman

Pada masa Khulafaur Rasyidin pusat-pusat pendidikan bukan hanya terdapat di Mekkah dan Madinah, melainkan juga sudah tersebar di berbagai daerah kekuasaan Islam lainnya.  Adapun lembaga-lembaga pendidikan yang digunakan masih sama dengan lembaga yang digunakan di zaman Rasulullah Saw.yaitu masjid, Suffah, Kuttab, dan rumah.[3][11]

BAB III

Kesimpulan

Keberhasilan Rasulullah dalam membangun peradaban dunia dan kemudian ditambah lagi dengan kegemilangan generasi para sahabat yang mewariskan sistem dan nilai luhur saat tampil memegang tongkat kepemimpinan setelahnya merupakan torehan sejarah yang layak dicatat dengan tinta emas. Khulafaur Rasyidin adalah bukti dari suksesnya pewarisan sistem dan nilai tersebut, wafatnya nabi tidak serta-merta menjadikan islam kehilangan peradabannya karena memang risalah ilahiyah ini tidak pernah bergantung pada satu namapun. Ditangan salah satu kholifah yang bernama Ustman bin Affan inilah islam mencapai puncak kejayaannya.
Utsman bin Affan adalah sahabat nabi dan juga khalifah ketiga dalam Khulafaur Rasyidin. ia dikenal sebagai pedagang kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan. Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di awal dakwah Islam. Ia mendapat julukan Dzunnurain yang berarti yang memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah. Usman bin Affan lahir pada 574 Masehi dari golongan Bani Umayyah. Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. ia masuk Islam atas ajakan Abu Bakar dan termasuk golongan As-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama-tama masuk Islam). Rasulullah Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur dan rendah hati di antara kaum muslimin.
Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah Saw ke Habbasyiah karena meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammad Saw untuk hijrah ke Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka'bah, lalu segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.