Arsip Blog

Entri yang Diunggulkan

HAKIKAT DAN KONSEP PERMAINAN SAINS PADA ANAK USIA DINI

Cari Blog Ini

Rabu, 05 Oktober 2022

TUJUAN DARI PIDATO

aldhy purwanto

TUJUAN UMUM,TUJUAN KHUSUS DARI PIDATO


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Berbicara yang akan dapat meningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan)di tengah tengah orang lain, bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yangmenarik (atraktif), bernilai informasi (informatif), menghibur (rekreatif), danberpengaruh (persuasif). Dengan kata lain, manusia mesti berbicara berdasarkanseni berbicara yang dikenal dengan istilahretorika. Retorika adalah seniberkomunikasi secara lisan yang dilakukan oleh seseorang kepada sejumlahorang secara langsung bertatap muka. Oleh karena itu, istilah retorika seringkalidisamakan dengan istilah pidato.Pada saat berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang berpidato dengan orang yang diberi pidato. Oleh sebab itumaka yang berpidato ( berbicara ) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik – baiknya, agar tercapai apa yang diharapkan. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang – orang yang mendengarkan pidato tersebut. Kemampuan berpidato ( berbicara ) yang baik di depan public / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

B. Rumusan Masalah

·         Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang berkaitan dengan pidato yakni :

1)      Apa pengertian pidato ?

2)      Apa fungsi pidato ?

3)      Apa saja jenis – jenis pidato ?

4)      Bagaimanakah langkah – langkah penyusunan pidato ?

5)      Apa saja hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pidato ?

C. Tujuan

Tujuan dari disusunnya makalah ini, untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai pidato serta sistematika penyusunannya, cara penyampaiannya dll.

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. Pengertian pidato

 “Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya” ( Wirajaya, 2008:123 ).

Berpidato pada dasarnya merupakan kegiatan mengungkapkan pikirandalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan kepada orang banyak dalamsebuah forum.Seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar,pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lainsebagainya.

  Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya tehnik dan pedomanberpidato, pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal(masalah) dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di hadapanmassa atau orang yang banyak pada suatu waktu tertentu.

Namun, dalam abad modern ini saluran-saluran berpidato tidak terbataskepada pidato secara langsung di depan massa melainkan bisa menggunakansaluran-saluran lain, misalnya pidato di saluran radio, saluran televisi, ataurekaman pada kaset.

B. Fungsi Pidato

Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :

1)      Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan yang disarankan dengan suka rela,

2)      Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman kepada  pendengarnya,

3)      Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga  orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan,

4)      Mendidik,

5)      Propaganda,

6)      Penyambung lidah seseorang.

Dengan melihat beberapa fungsi pidato diatas maka seseorang dapatdengan lebih jelas menentukan sikap pada saat akan atau ketika sedangberpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut seseorang yangberpidato dapat mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya ituberhasil ataukah gagal.

 

 

 

C. Jenis-Jenis Pidato

·         Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato dibedakan atas:

 

1.      Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh  pembaca acara atau mc (master of ceremony).

2.      Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.

3.      Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada suatu acarakegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapaorang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.

4.      Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh seseorang yang berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.

5.      Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.

6.      Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan   pertanggungjawaban terhadap suatu kegitan tertentu( Wirajaya,2008:180 )

 

·         Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:

 

1)      Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untukmenyampaikan pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis impromptu. Keuntungan :

·         Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya,karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang akan ia sampaikan.

·         Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.

·         Memungkinkan Pembicara terus berpikir.

Kerugian :

·         Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak memadai.

·         Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan tersendat-sendat.

·         Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan dan ngawur.

·         Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.

2)      Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’.Karena pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai akhir.Jenis pidato ini sangat perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh terdapat kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan keuangan, berapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran sertauntuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya dalam bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip juga sangat dibutuhkan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan nasional.

Keuntungan :

·         Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,

·         Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat disusun kembali,

·         Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata sudah disiapkan,

·         Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,

·         Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.

Kerugian :

·         Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka,

·         Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik karenaia lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku,

·         Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah,memperpendek atau memperpanjang pesan,

·         Pembuatannya lebih lama.

3)      Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.

Keuntungan :

·         Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena memiliki persiapan yang baik,

·         Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar,

·         Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.

Kerugian :

·         Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara tidakakan mampu menarik perhatian hadirin,

·         Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata,

·         Memerlukan banyak waktu persiapan

4)      Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yangpaling baik dan paling sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.Out-line hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran pembicara.

Keuntungan :

·         Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya,

·         Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhandan penyajiannya lebih spontan.

Kerugian :

·         Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya

·         Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar sangatbesar,

·         Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih kata-kata

Berdasarkan tujuan pokok pidato yang disampaikan, jenis- jenis pidato dibedakan atas:

1)      Pidato Informatif(memberitahu /meng abarkan) adalah pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya pengertian dan pemahaman pendengar atas informasi yang disampaikan.

2)      Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima ajakan yang disarankan secara sukarela bukan dengansukar rela. Reaksi yang diinginkan adalah membangkitkan emosi agarpendengar dapat menyutujui atau meyakini dan mungkin membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar.

3)      Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yangtujuan utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain.Reaksi yang diinginkan adalah terhiburnya pendengar sehinggamuncul suatu kegembiraan.( Dwiatmana, 2006:174 )

Namun demikian, perlu disadari bahwa dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya semata-mata hanya terletak pada titik berat (emphasis) tujuan pokok pidato.

D. Pidato Umum

Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapan dapat meliputi pemilihan

topic, penentuan tujuan yang jelas dan pengembangan pokok bahasan.Berdasarka ada

tidaknya persiapan, maka ada 4 macam pidato, yaitu : impromptu, manuskrip, memoriter

dan ekstempore.

·         Impromtu, yaitu pidato tanpa naskah. Biasanya dilakukan tanpa persiapan lebih dahulu. Misalnya dalam satu pesta, kita tiba-tiba dipanggil untuk berpidato.

·         Mauskrip, yaitu pidato dengan naskah. Juru pidato (orang yang berpidato) membaca naskah dari awal sampai akhir. Misalnya pidato kepala Negara.

·         Memoriter, yaitu pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata. Pada memoriter memerlukan persiapan lebih lama karena harus menulis isi pidato dan menghafalkannya. Kesalahan yang sering terjadi adalah bila juru pidato lupa pada satu kata yang harus diungkapkan sehingga bias mengakibatkan lupa kelanjutan isi pidato.

·         Ekstempore, yaitu jenis pidato yang paling baik. Pidato terlebih dahulu disiapkan berupa garis besar dan pokok penunjang. Garis besar itu menjadi pedoman saja dan tidak perlu mengingat kata demi kata. Juru pidato mengembangkan sendiri pokokpokok atau garis besar pida, menurut bahsa dan gayanya sendiri.

 

Memilih Topik dan Tujuan

Sebelum melakukan pidato, kita harus tahu apa yang akan disampaikan dan apa yang diharapkan dari orang yang mendengar pidato kita. Ada beberapa sumber yang dapat dijadikan topic pidato, misalnya pengalaman pribadi, hobby dan keterampilan, pengalaman pekerjaan, pendapat pribadi, peristiwa yang sedang hangat dibicarakan, dan lain-lain. Kriteria topic yang baik meliputi beberapa hal,

antara lain :

·         Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan kita. Topik yang baik adalah topic yang member kemungkinan juru pidato lebih tahu daripada orang-orang yang diberi pidaro/pendengar/khalayak.

·         Topik harus menarik minat kita. Topik yang paling baik adalah topic yang kita minati, sehingga pidato akanlebih lancer.

·         Topik harus menarik minat pendengar/khalayak. Topik yang dibicarakan adalah sesuatu yang diminati khalayak, sehingga khalayak akan lebih tertarik

mendengarkan pidato.

·         Topik harus sesuai denganpengetahuan pendengar/khalayak. Topik yang tidakdapat direncana oleh khalayak/pendengar berakibat tidak menarik dan menyusahkan khalayak.

·         Topic harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya. Topik tidak perlu terlalu luas untuk menghindari bahasan yang terlalu banyak yang bias mengakibatkan ulasan tidak jelas.

·         Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.

·         Topik harus dapat ditunjang dengan bahn lain. Artinya kalau perlu buku-buku yang dapat member masukan tentang topic yang dibahas tersedia sehingga tidak akan kehabisan bahan pidato. Sedangkan tujuan berpidato ada beberapa macam, antara lain: memberitahukan (menambah pengetahuan pendengar), mempengaruhi (agar orang lain mempercayai sesuatu) dan menghibur.

 

 

Merumuskan Judul

Judul yang baik memenuhi tiga syarat :1). Relvan, artinya ada hubungannya dengan pokok

bahsan; 2). Provokatif, yaitu dapat menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme

pendengar; 3). Singkat, artinya muda ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya dan muda

diingat. Setelah opik, tujuan, dan judul ditentukan, kemudian pidato dikembangkan

sehingga menjadi pesan yang mempunyai nilai komunikasi yang efektif.

 

TAHAP PENYUSUNAN PIDATO

Bahan-bahan yang sudah dikumpulkan, selanjutnya diatur atau disusun dalam

komposisi pidato yang menarik. Ada tiga prinsip komposisi yang dapat mempengaruhi

seluruh organisasi pesan,yaitu :

1. Kesatuan

Artinya setiap isi pidato harus merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Komposisi yang baik harus merupakan kesatuan yang utuh, baik isi maupun

tujuannya.

2. Pertautan

Pertautan menunjukkan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain.

Pertautan menyebabkan perpindahan dari bahasa satu ke bahasa lain berjalan

lancar. Biasanya kata yang digunakan antara lain : karena itu, walaupun, selain itu,

sebaliknya, misalnya, dan lain-lain.

3. Titik berat

Titik berat merupakan bagian yang penting yang patut diperhatikan. Titik bera

dalam tulisan dapat dinyatakan dengan tanda huruf besar, garis bawah, atau huruf

miring. Sedangkan dalam pidato (uraian lisan), titik berat dapat dinyatakan dengan

tekanan suara yang dinaikakan, perubahan nada, isyarat, hentian, dan sebagainya.

 

Memilih Kata-Kata

Setiap oarng yang berpidato harus pandai memilih kata-kata. Kata-kata dapat berfungsi

untuk mengungkapaka, memperhalus, dan menyembunyikan kenyataa. Ada beberapa

ketentuan dalam memilih kata, yaitu :

1. Kata-kata harus Jelas

Artinya dalam memilih kata tidak perlu berbelit-belit dan harus dipilih kata-kata yang sederhana.

2. Kata-kata harus tepat

Artinya, kata-kata yang digunakan harus sesuai denga kepribadian, jenis pesan, keadaan khalayak dan situasi komunikasi. Kata-kata dalam pertemuan formal/resmi biasanya lebih kaku daripada pertemuan tidak resmi. Selain itu juga hindari katakata yang tidak sopan atau vulgar, karena dapat mempengaruhi khalayak untuk menganggap juru pidato sebagai orang yang memiliki sifat jelek, dan akhirnya

pendengar menolak isi pesan/pidato yang disampaikan.

3. Kata-kata harus menarik

Artinya kata-kata harus menimbulkan kesan yang kuat, hidup dan menarik

perhatian bagi orang yang mendengar. Misalnya, istilah Saudara lebih baik

daripada manusia.

E. Pidato Khusus

1.                  Retorika


            Dalam melaksanakan komunikasi yang efektif dan efisien, seseorang memerlukan pola atau rancangan komunikasi yang mampu memenuhi maksud dan tujuan komunikasinya. Secara tradisional, hal demikian dapat kita jumpai dalam retorika” (Darmojuwono, 1992: 1).
Menurut Darmojuwono seorang komunikator harus memiliki rancangan dan sifat retorika agar dapat mencapai maksud dan tujuannya berkomunikasi. Singkatnya retorika itu adalah sebuah seni berpidato. Berpidato dibutuhkan dalam membangun sebuah argument atau pendapat didalam sebuah demonstrasi atau orasi dan kegiatan lainnya. Tidak hanya dibutuhkan seni dalam berpidato saja, tetapi juga berbicara bagaimana mempersuasi para audiens agar pesan yang disampaikan dapat mengenai sasaran secara tepatRetorika telah ada sejak manusia ada, tetapi mulai dipelajari sejak tahun 500 sebelum Masehi, dan ini tetap akan dijadikan bahan studi dari masa ke masa. Sudah dari sejak zaman Yunani Purba dan
zamana Romawi retorika dipelajari dan diteliti untuk kebenaran bagi para pemimpin, negarawan, dan politikus. Tujuan Retorika di Indonesia kini adalah terutama membangkitkan partisipasi rakyat, sedangkan caranya bervariasi, mulai dari tatap muka sampai
penggunaan media massa yang beraneka ragam. (Onong Uchayana E.,2004: 52) Littlejohn dalam bukunya menyebutkan bahwa pada awalnya, retorika berhubungan dengan persuasi, sehingga retorika adalah seni penyusunan argument dan pembuatan naskah pidato. Kemudian, berkembang sampai meliput proses “adjusting ideas to people and people to ideas” dalam segala jenis pesan. Fokus dari retorika telah diperluas bahkan lebih mencakup segala cara manusia dalam menggunakan simbol untuk mempengaruhi lingkungan di sekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal (Little John,2009: 73).
Jalaluddin Rakhmat menambahkan bahwa, “tujuan akhir dari pidato persuasif adalah mempengaruhi manusia. Retorika sering juga disebut seni persuasi, dan persuasi adalah proses mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri. Pendapat, sikap dan tindakan adalah fenomena kepribadian, karena itu seorang orator (ahli pidato) perlu mengetahui faktor-faktor yang menentukan kepribadian manusia”. (Jalaluddin Rakhmat, 2000:102)

Pidato atau retorika memiliki banyak jenis. Salah satunya jenis-jenis pidato menurut Ernest dan Nancy (1991), yaitu:

1. Pidato Informatif
2. Pidato Argumentatif
3. Pidato Persuasif

2. Resipiens atau khalayak


a.         Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi.

Resipiens harus dapat saling berkomunikasi dan saling mengerti apabila resipiens dan komunikator menggunakan bahasa atau kode yang dimengerti oleh kedua belah pihak. Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan ini, perlu diperhatikan bahwa pendengar mempunyai cara mendengar dan mengerti sendiri, yang dapat berbeda dari apa yang sebenarnya            dimaksudkan   oleh       komunikator.

b.     Sikap       resipiens          atau     khalayak.
Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan memberi pengaruh positif dalam proses komunikasi, sebaliknya sikap negatif seperti tertutup, jengkel, tidak simpatik terhadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif.

c.         Sistem social   dan      kebudayaan.
Sistem sosial dan kebudayaan dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Oleh karena itukomunikator harus memperhatikan segala faktor ini, apabila komunikator mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan pendengarnya

3.         Pesan   dan      Media

a. Elemen-elemen pesan.

 

Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya komunikasi dapat membawa efek yang besar. Elemen-elemen itu berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide yang dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk mengkonkretisasi pesan, suara, tekanan suara, artikulasi, mimic, dan gerak-gerik untuk memperjelas pesan yang disampaikan.

b.         Struktur           pesan.

Sususan organis dimana elemen-elemen itu dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada
prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan mudah dimengerti.

c.         Isi        pesan.

Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh terlalu sulit, dan tidak mengandung terlalu banyak kebenaran, karena dapat membingungkan resipiens. Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci, dan tepat.

d.         Proses  pembeberan.

Yang dimaksudkan adalah cara membawakan dan mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan secara bebas, tanpa teks, terikat       pada    teks.

Aristoteles mengasumsikan retorika menjadi dua asumsi, yaitu:

·         Pembicara yang efektif harus mempertimbangkan khalayak
mereka.
Asumsi yang pertama ini berkaitan dengan komunikasi
merupakan proses transaksional. Aristoteles menyatakan bahwa
hubungan antara pembicara - khalayak harus dipertimbangkan.
Para pembicara tidak boleh menyusun atau menyampaikan
pidato mereka tanpa mempertimbangkan khalayak mereka. Para
pembicara harus, dalam hal ini, berpusat pada khalayak. Mereka
harus memikirkan khalayak sebagai sekelompok orang yang
memiliki motivasi, keputusan, dan pilihan dan bukannya sebagai
sekelompok besar orang yang homogeny dan serupa. Yang lebih
penting lagi pembicara harus terlibat dalam analisis khalayak,
dimana proses mengevaluasi suatu khalayak dan latar

belakangnya (seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya).

·          Pembicara yang efektif menggunakan beberapa bukti dalam
presentasi       mereka.
Asumsi kedua ini berkatian dengan apa yang dilakukan
pembicara dalam persiapan pidato mereka dan dalam pembuatan
pidato tersebut. Bukti-bukti yang dimaksudkan oleh Aristoteles
ini merujuk pada cara-cara persuasi dan bagi Aristoteles terdapat
tiga bukti: ethos, pathos, dan logos. Ethos merujuk pada
karakter, intelegensi, dan niat baik yang dipersepsikan dari
seorang pembicara ketika hal-hal ini ditunjukkan melalui
pidatonya. Logos adalah bukti-bukti logis yang digunakan oleh
pembicara (argumen mereka, rasionalisasi, bahasa yang jelas dan
wacana).

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1)      Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikankepada orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagaialatnya.

2)      Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain, menyampaikaninformasi dan atau suatu pemahaman, menghibur, mendidik, propaganda,penyambung lidah seseorang.

3)      Jenis-Jenis Pidato

4) Kerangka Susunan Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka,pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi, Isi atau materi pidato secarasistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll, penutup(kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)

5)  Langkah – langkah penyusunan pidato ada dua hal yang harus dilakukan, yaitu: (1)     Memilih Topik dan Tujuan Pidato dan (2)Mengembangkan Topik Bahasan.

6)  Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan persiapan antara lain seperti: Mengetahui   wawasan pendengar pidato secara umum, mengetahuilama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan, menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti, mengetahui jenis pidato dan temaacara, menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.

7)  Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato diantaranya : berbusanayang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang pendengarnya,acara yang akan disuguhkan panitia; pergunakan bahasa yang sopan dankomunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya; materi pidatoharus sesuai dengan yang diinginkan pendengar; penampilan harus denganrasa percaya diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi.

B. Saran

Untuk menunjang kesuksesan, hendaknya kita juga menguasai kemampuan berpidato yang baik dan tepat sasaran akan mempermudah penyampaian tujuan pidato yang kita inginkan.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008.Pengertian Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan Pidato  Sambutan.  http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat- metode susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 25 November  2012)

Jalaludin Rakhmat, 2001. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bnadung: PT Remaja Rosdakarya. Rahman Hakim, 2004. Teknik , Pedoman dan Seni Berpidato. Surabaya: Indah