TUJUAN UMUM,TUJUAN
KHUSUS DARI PIDATO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara yang akan dapat meningkatkan
kualitas eksistensi (keberadaan)di tengah tengah orang lain, bukanlah sekadar
berbicara, tetapi berbicara yangmenarik (atraktif), bernilai informasi
(informatif), menghibur (rekreatif), danberpengaruh (persuasif). Dengan kata
lain, manusia mesti berbicara berdasarkanseni berbicara yang dikenal dengan
istilahretorika. Retorika adalah seniberkomunikasi secara lisan yang dilakukan
oleh seseorang kepada sejumlahorang secara langsung bertatap muka. Oleh karena
itu, istilah retorika seringkalidisamakan dengan istilah pidato.Pada saat
berpidato sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi hubungan antara yang
berpidato dengan orang yang diberi pidato. Oleh sebab itumaka yang berpidato (
berbicara ) hendaknya mempersiapkan dirinya dengan sebaik – baiknya, agar
tercapai apa yang diharapkan. Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan
positif bagi orang – orang yang mendengarkan pidato tersebut. Kemampuan
berpidato ( berbicara ) yang baik di depan public / umum dapat membantu untuk
mencapai jenjang karir yang baik.
B. Rumusan Masalah
·
Dan dalam Makalah ini akan disuguhkan semua yang
berkaitan dengan pidato yakni :
1)
Apa pengertian pidato ?
2)
Apa fungsi pidato ?
3)
Apa saja jenis – jenis pidato ?
4)
Bagaimanakah langkah – langkah penyusunan pidato ?
5)
Apa saja hal – hal yang perlu diperhatikan dalam
pidato ?
C. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini,
untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam mengenai pidato serta sistematika
penyusunannya, cara penyampaiannya dll.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pidato
“Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan
yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak.Pidato juga berarti kegiatan
seseorang yang dilakukan di hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan
bahasa sebagai alatnya” ( Wirajaya, 2008:123 ).
Berpidato pada dasarnya merupakan
kegiatan mengungkapkan pikirandalam bentuk kata-kata (lisan) yang ditujukan
kepada orang banyak dalamsebuah forum.Seperti pidato kenegaraan, pidato
menyambut hari besar,pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau
event, dan lainsebagainya.
Menurut Emha Abdurrahman dalam bukunya tehnik dan pedomanberpidato,
pidato adalah penyampaian uraian secara lisan tentang sesuatu hal(masalah)
dengan mengutarakan keterangan sejelas-jelasnya di hadapanmassa atau orang yang
banyak pada suatu waktu tertentu.
Namun, dalam abad modern ini
saluran-saluran berpidato tidak terbataskepada pidato secara langsung di depan
massa melainkan bisa menggunakansaluran-saluran lain, misalnya pidato di
saluran radio, saluran televisi, ataurekaman pada kaset.
B. Fungsi Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau
beberapa hal berikut ini :
1)
Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan
yang disarankan dengan suka rela,
2)
Menyampaikan informasi dan atau suatu pemahaman
kepada pendengarnya,
3)
Membuat orang lain senang dengan pidato yang
menghibur sehingga orang lain senang dan
puas dengan ucapan yang disampaikan,
4)
Mendidik,
5)
Propaganda,
6)
Penyambung lidah seseorang.
Dengan melihat beberapa fungsi pidato
diatas maka seseorang dapatdengan lebih jelas menentukan sikap pada saat akan
atau ketika sedangberpidato, bahkan dengan mengetahui manfaat tersebut
seseorang yangberpidato dapat mengukur sendiri, apakah pidato yang dibawakannya
ituberhasil ataukah gagal.
C. Jenis-Jenis Pidato
·
Berdasarkan sifat dan Isi Pidato, jenis-jenis Pidato
dibedakan atas:
1.
Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang
dibawakan oleh pembaca acara atau mc
(master of ceremony).
2.
Pidato Pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan
pada suatu pertemuan.
3.
Pidato Sambutan adalah pidato yang disampaikan pada
suatu acarakegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh
beberapaorang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4.
Pidato Peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh
seseorang yang berpengaruh ketika akan meresmikan sesuatu.
5.
Pidato Laporan adalah pidato yang isinya adalah
melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6.
Pidato Pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi
suatu laporan pertanggungjawaban
terhadap suatu kegitan tertentu( Wirajaya,2008:180 )
·
Berdasarkan ada tidaknya persiapan yang dilakukan
sebelum melakukan pidato, jenis-jenis pidato dibedakan atas:
1)
Pidato Impromptu (serta merta) yaitu pidato yang
dilakukan secara tiba-tiba, spontan, tanpa persiapan sebelumnya. Misalkan
apabila seseorang menghadiri pesta dan tiba-tiba dipanggil untukmenyampaikan
pidato maka pidato yang disampaikan itu adalah pidato jenis impromptu.
Keuntungan :
·
Lebih mengungkapkan perasaan pembicara yang
sebenarnya,karena pembicara tidak sempat lebih dalam memikirkan apa yang akan
ia sampaikan.
·
Gagasan datang secara spontan, sehingga tampak segar
dan hidup.
·
Memungkinkan Pembicara terus berpikir.
Kerugian :
·
Dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena
dasar pengetahuan yang tidak memadai.
·
Mengakibatkan penyampaian yang tidak lancar dan
tersendat-sendat.
·
Biasanya gagasan yang disampaikan bisa acak-acakan
dan ngawur.
·
Pembicara kemungkinan besar biasanya demam panggung.
2)
Pidato Manuskrip yaitu pidato dengan naskah. Di sini
tidak berlaku istilah ‘menyampaikan pidato’ tapi ‘membacakan pidato’.Karena
pembicara akan membacakan pidato dari awal sampai akhir.Jenis pidato ini sangat
perlu dilakukan, jika isi pidato yang akan disampaikan tidak boleh terdapat
kesalahan. Misalnya, ketika seseorang diminta untuk melaporkan keadaan
keuangan, berapa pemasukan, dari mana saja sumbernya, dan berapa pengeluaran
sertauntuk apa uang dikeluarkan, orang tersebut perlu menuliskannya dalam
bentuk naskah dan baru kemudian membacakannya. Manuskrip juga sangat dibutuhkan
oleh tokoh nasional, sebab kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan kekacauan
nasional.
Keuntungan :
·
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga
dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gamblang,
·
Pernyataan dapat dihemat, karena manuskrip dapat
disusun kembali,
·
Kefasihan bicara dapat dicapai karena kata-kata
sudah disiapkan,
·
Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari,
·
Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian :
·
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
tidak berbicara langsung kepada mereka,
·
Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik
karenaia lebih berkonsentrasi pada teks pidato, sehingga akan kehilangan gerak
dan bersifat kaku,
·
Umpan balik dari pendengar tidak dapat
mengubah,memperpendek atau memperpanjang pesan,
·
Pembuatannya lebih lama.
3)
Pidato Memoriter yaitu pesan pidato yang ditulis
dalam bentuk naskah kemudian dihapalkan kata demi kata.
Keuntungan :
·
Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya karena
memiliki persiapan yang baik,
·
Jika mampu menghapalnya pidato akan lancar,
·
Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian.
Kerugian :
·
Pidato tampak datar dan monoton, sehingga pembicara
tidakakan mampu menarik perhatian hadirin,
·
Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara
beralih pada usaha untuk mengingat kata-kata,
·
Memerlukan banyak waktu persiapan
4)
Pidato Ekstemporan yaitu pidato yang telah
dipersiapkan sebelumnya berupa garis-garis besar (outline) dan pokok penunjang
pembahasan (supporting points), tetapi pembicara tidak berusaha mengingatnya
kata demi kata. Pidato jenis ini adalah pidato yangpaling baik dan paling
sering digunakan oleh pembicara yang telah mahir dan berpengalaman.Out-line
hanya merupakan pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran
pembicara.
Keuntungan :
·
Komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena
pembicara berbicara langsung kepada pendengar atau khalayaknya,
·
Pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan
kebutuhandan penyajiannya lebih spontan.
Kerugian :
·
Memerlukan latihan yang intensif bagi pembicaranya
·
Kemungkinan menyimpang dari garis besar besar
sangatbesar,
·
Kefasihan bias terhambat karena kesukaran memilih
kata-kata
Berdasarkan tujuan pokok pidato yang
disampaikan, jenis- jenis pidato dibedakan atas:
1)
Pidato Informatif(memberitahu /meng abarkan) adalah
pidato yang tujuan utamanya untuk menyampaikan informasi agar orang menjadi
tahu tentang sesuatu. Reaksi yang diinginkan adalah adanya pengertian dan
pemahaman pendengar atas informasi yang disampaikan.
2)
Pidato Persuasif (mendorong/mengajak) adalah pidato
yang tujuan utamanya membujuk atau mempengaruhi orang lain agar mau menerima
ajakan yang disarankan secara sukarela bukan dengansukar rela. Reaksi yang
diinginkan adalah membangkitkan emosi agarpendengar dapat menyutujui atau
meyakini dan mungkin membangkitkan timbulnya tindakan tertentu pada pendengar.
3)
Pidato Rekreatif (menghibur) adalah pidato yangtujuan
utamanya adalah menyenangkan atau menghibur orang lain.Reaksi yang diinginkan
adalah terhiburnya pendengar sehinggamuncul suatu kegembiraan.( Dwiatmana,
2006:174 )
Namun demikian, perlu disadari bahwa
dalam kenyataannya ketiga jenis pidato ini tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan saling melengkapi satu sama lain. Perbedaan di antara ketiganya
semata-mata hanya terletak pada titik berat (emphasis) tujuan pokok pidato.
D. Pidato Umum
Setiap pidato memerlukan persiapan. Dalam persiapan
dapat meliputi pemilihan
topic, penentuan tujuan yang jelas dan
pengembangan pokok bahasan.Berdasarka ada
tidaknya persiapan, maka ada 4 macam
pidato, yaitu : impromptu, manuskrip, memoriter
dan ekstempore.
·
Impromtu, yaitu pidato tanpa naskah. Biasanya dilakukan
tanpa persiapan lebih dahulu. Misalnya dalam satu pesta, kita tiba-tiba
dipanggil untuk berpidato.
·
Mauskrip, yaitu pidato dengan naskah. Juru pidato
(orang yang berpidato) membaca naskah dari awal sampai akhir. Misalnya pidato
kepala Negara.
·
Memoriter, yaitu pesan pidato ditulis kemudian
diingat kata demi kata. Pada memoriter memerlukan persiapan lebih lama karena
harus menulis isi pidato dan menghafalkannya. Kesalahan yang sering terjadi
adalah bila juru pidato lupa pada satu kata yang harus diungkapkan sehingga
bias mengakibatkan lupa kelanjutan isi pidato.
·
Ekstempore, yaitu jenis pidato yang paling baik.
Pidato terlebih dahulu disiapkan berupa garis besar dan pokok penunjang. Garis
besar itu menjadi pedoman saja dan tidak perlu mengingat kata demi kata. Juru
pidato mengembangkan sendiri pokokpokok atau garis besar pida, menurut bahsa
dan gayanya sendiri.
Memilih Topik dan Tujuan
Sebelum melakukan pidato, kita harus
tahu apa yang akan disampaikan dan apa yang diharapkan dari orang yang
mendengar pidato kita. Ada beberapa sumber yang dapat dijadikan topic pidato,
misalnya pengalaman pribadi, hobby dan keterampilan, pengalaman pekerjaan,
pendapat pribadi, peristiwa yang sedang hangat dibicarakan, dan lain-lain.
Kriteria topic yang baik meliputi beberapa hal,
antara lain :
·
Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan
kita. Topik yang baik adalah topic yang member kemungkinan juru pidato lebih
tahu daripada orang-orang yang diberi pidaro/pendengar/khalayak.
·
Topik harus menarik minat kita. Topik yang paling
baik adalah topic yang kita minati, sehingga pidato akanlebih lancer.
·
Topik harus menarik minat pendengar/khalayak. Topik
yang dibicarakan adalah sesuatu yang diminati khalayak, sehingga khalayak akan
lebih tertarik
mendengarkan
pidato.
·
Topik harus sesuai denganpengetahuan
pendengar/khalayak. Topik yang tidakdapat direncana oleh khalayak/pendengar
berakibat tidak menarik dan menyusahkan khalayak.
·
Topic harus jelas ruang lingkup dan pembatasannya.
Topik tidak perlu terlalu luas untuk menghindari bahasan yang terlalu banyak
yang bias mengakibatkan ulasan tidak jelas.
·
Topik harus sesuai dengan waktu dan situasi.
·
Topik harus dapat ditunjang dengan bahn lain.
Artinya kalau perlu buku-buku yang dapat member masukan tentang topic yang
dibahas tersedia sehingga tidak akan kehabisan bahan pidato. Sedangkan tujuan
berpidato ada beberapa macam, antara lain: memberitahukan (menambah pengetahuan
pendengar), mempengaruhi (agar orang lain mempercayai sesuatu) dan menghibur.
Merumuskan Judul
Judul yang baik memenuhi tiga syarat :1).
Relvan, artinya ada hubungannya dengan pokok
bahsan; 2). Provokatif, yaitu dapat
menimbulkan hasrat ingin tahu dan antusiasme
pendengar; 3). Singkat, artinya muda
ditangkap maksudnya, pendek kalimatnya dan muda
diingat. Setelah opik, tujuan, dan judul
ditentukan, kemudian pidato dikembangkan
sehingga menjadi pesan yang mempunyai
nilai komunikasi yang efektif.
TAHAP PENYUSUNAN PIDATO
Bahan-bahan yang sudah dikumpulkan,
selanjutnya diatur atau disusun dalam
komposisi pidato yang menarik. Ada tiga
prinsip komposisi yang dapat mempengaruhi
seluruh organisasi pesan,yaitu :
1. Kesatuan
Artinya setiap isi pidato harus
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Komposisi yang baik harus merupakan
kesatuan yang utuh, baik isi maupun
tujuannya.
2. Pertautan
Pertautan menunjukkan urutan bagian
uraian yang berkaitan satu sama lain.
Pertautan menyebabkan perpindahan dari
bahasa satu ke bahasa lain berjalan
lancar. Biasanya kata yang digunakan
antara lain : karena itu, walaupun, selain itu,
sebaliknya, misalnya, dan lain-lain.
3. Titik berat
Titik berat merupakan bagian yang
penting yang patut diperhatikan. Titik bera
dalam tulisan dapat dinyatakan dengan
tanda huruf besar, garis bawah, atau huruf
miring. Sedangkan dalam pidato (uraian
lisan), titik berat dapat dinyatakan dengan
tekanan suara yang dinaikakan, perubahan
nada, isyarat, hentian, dan sebagainya.
Memilih Kata-Kata
Setiap oarng yang berpidato harus pandai
memilih kata-kata. Kata-kata dapat berfungsi
untuk mengungkapaka, memperhalus, dan
menyembunyikan kenyataa. Ada beberapa
ketentuan dalam memilih kata, yaitu :
1. Kata-kata harus Jelas
Artinya dalam memilih kata tidak perlu
berbelit-belit dan harus dipilih kata-kata yang sederhana.
2. Kata-kata harus tepat
Artinya, kata-kata yang digunakan harus
sesuai denga kepribadian, jenis pesan, keadaan khalayak dan situasi komunikasi.
Kata-kata dalam pertemuan formal/resmi biasanya lebih kaku daripada pertemuan
tidak resmi. Selain itu juga hindari katakata yang tidak sopan atau vulgar,
karena dapat mempengaruhi khalayak untuk menganggap juru pidato sebagai orang
yang memiliki sifat jelek, dan akhirnya
pendengar menolak isi pesan/pidato yang
disampaikan.
3. Kata-kata harus menarik
Artinya kata-kata harus menimbulkan
kesan yang kuat, hidup dan menarik
perhatian bagi orang yang mendengar.
Misalnya, istilah Saudara lebih baik
daripada manusia.
E. Pidato Khusus
1.
Retorika
Dalam melaksanakan komunikasi yang efektif dan efisien, seseorang
memerlukan pola atau rancangan komunikasi yang mampu memenuhi maksud dan tujuan
komunikasinya. Secara tradisional, hal
demikian dapat kita
jumpai dalam retorika” (Darmojuwono, 1992: 1).
Menurut Darmojuwono
seorang komunikator harus memiliki
rancangan dan sifat
retorika agar dapat mencapai maksud dan tujuannya
berkomunikasi. Singkatnya retorika itu adalah sebuah seni berpidato. Berpidato dibutuhkan dalam membangun
sebuah argument atau pendapat didalam sebuah demonstrasi
atau orasi dan kegiatan
lainnya. Tidak hanya
dibutuhkan seni dalam berpidato saja, tetapi juga berbicara
bagaimana mempersuasi para audiens agar pesan yang disampaikan
dapat mengenai sasaran secara tepatRetorika telah ada sejak manusia
ada, tetapi mulai dipelajari sejak
tahun 500 sebelum Masehi, dan ini tetap akan dijadikan bahan
studi dari masa ke masa. Sudah dari sejak zaman Yunani Purba
dan
zamana Romawi retorika dipelajari dan diteliti untuk
kebenaran bagi para pemimpin, negarawan, dan politikus. Tujuan Retorika di
Indonesia kini adalah terutama membangkitkan partisipasi
rakyat, sedangkan caranya bervariasi, mulai dari tatap muka sampai
penggunaan media massa yang beraneka ragam. (Onong Uchayana
E.,2004: 52) Littlejohn dalam bukunya menyebutkan bahwa pada awalnya,
retorika berhubungan dengan persuasi, sehingga retorika
adalah seni penyusunan argument dan pembuatan naskah pidato. Kemudian,
berkembang sampai meliput proses “adjusting ideas to people
and people to ideas” dalam segala jenis pesan. Fokus dari
retorika telah diperluas bahkan lebih mencakup segala cara manusia dalam
menggunakan simbol untuk mempengaruhi lingkungan di
sekitarnya dan untuk membangun dunia tempat mereka tinggal (Little
John,2009: 73).
Jalaluddin Rakhmat menambahkan bahwa, “tujuan akhir dari
pidato persuasif adalah mempengaruhi manusia. Retorika
sering juga disebut seni persuasi, dan persuasi adalah proses
mempengaruhi pendapat, sikap dan tindakan orang dengan menggunakan
manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas
kehendaknya sendiri. Pendapat, sikap dan tindakan adalah fenomena kepribadian,
karena itu seorang orator (ahli pidato) perlu mengetahui
faktor-faktor yang menentukan kepribadian manusia”. (Jalaluddin Rakhmat,
2000:102)
Pidato
atau retorika memiliki banyak jenis. Salah satunya jenis-jenis
pidato menurut Ernest dan Nancy (1991), yaitu:
1. Pidato
Informatif
2. Pidato Argumentatif
3. Pidato Persuasif
2. Resipiens
atau khalayak
a. Pengetahuan tentang komunikasi dan
keterampilan berkomunikasi.
Resipiens harus dapat saling
berkomunikasi dan saling
mengerti apabila
resipiens dan komunikator
menggunakan bahasa atau
kode yang dimengerti oleh
kedua belah pihak.
Komunikasi tidak akan terjadi
apabila bahasa yang
dipergunakan oleh komunikator
tidak dimengerti oleh
resipiens. Dalam hubungan ini,
perlu diperhatikan
bahwa pendengar mempunyai cara
mendengar dan mengerti
sendiri, yang dapat berbeda
dari apa yang
sebenarnya dimaksudkan oleh komunikator.
b. Sikap resipiens atau khalayak.
Sikap-sikap positif
seperti terbuka, senang, tertarik dan
simpatik akan memberi
pengaruh positif dalam proses
komunikasi, sebaliknya
sikap negatif seperti tertutup,
jengkel, tidak simpatik
terhadap komunikator akan
mendatangkan pengaruh
negatif.
c. Sistem social dan kebudayaan.
Sistem sosial dan
kebudayaan dapat menghasilkan sifat
dan karakter khusus pada
resipiens. Oleh karena itukomunikator harus memperhatikan segala faktor ini, apabila komunikator mengharapkan efek yang besar dalam proses komunikasi dengan pendengarnya
3. Pesan dan Media
a. Elemen-elemen pesan.
Dalam proses ini, komunikator harus memperhatikan
elemen-elemen yang membentuk pesan, supaya
komunikasi dapat membawa efek yang besar. Elemen-elemen itu
berupa kata-kata dan kalimat, pikiran atau ide
yang dibeberkan, alat peraga yang dipakai untuk mengkonkretisasi
pesan, suara, tekanan suara, artikulasi,
mimic, dan gerak-gerik untuk memperjelas pesan
yang disampaikan.
b. Struktur pesan.
Sususan organis dimana elemen-elemen itu
dikedepankan untuk mengungkapkan pesan. Pada
prinsipnya struktur atau susunan pesan harus jelas dan
mudah dimengerti.
c. Isi pesan.
Isi pesan seharusnya mudah ditangkap, tidak boleh
terlalu sulit, dan tidak mengandung terlalu banyak
kebenaran, karena dapat membingungkan resipiens.
Sebaiknya isi pesan dibatasi pada satu atau dua pokok
pikiran yang diuraikan secara jelas, terinci, dan tepat.
d. Proses pembeberan.
Yang dimaksudkan adalah cara membawakan dan
mengemukakan pesan dari komunikator. Ada tiga
kemungkinan yang dapat dipilih, yaitu membawakan
secara bebas, tanpa teks, terikat pada teks.
Aristoteles mengasumsikan retorika
menjadi dua asumsi, yaitu:
·
Pembicara
yang efektif harus mempertimbangkan khalayak
mereka.
Asumsi yang pertama ini berkaitan dengan komunikasi
merupakan proses transaksional. Aristoteles menyatakan bahwa
hubungan antara pembicara - khalayak harus dipertimbangkan.
Para pembicara tidak boleh menyusun atau menyampaikan
pidato mereka tanpa mempertimbangkan khalayak mereka. Para
pembicara harus, dalam hal ini, berpusat pada khalayak.
Mereka
harus memikirkan khalayak sebagai sekelompok orang yang
memiliki motivasi, keputusan, dan pilihan dan bukannya
sebagai
sekelompok besar orang yang homogeny dan serupa. Yang lebih
penting lagi pembicara harus terlibat dalam analisis
khalayak,
dimana proses mengevaluasi suatu khalayak dan latar
belakangnya (seperti usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan sebagainya).
·
Pembicara
yang efektif menggunakan beberapa bukti dalam
presentasi mereka.
Asumsi kedua ini berkatian dengan apa yang dilakukan
pembicara dalam persiapan pidato mereka dan dalam pembuatan
pidato tersebut. Bukti-bukti yang dimaksudkan oleh
Aristoteles
ini merujuk pada cara-cara persuasi dan bagi Aristoteles
terdapat
tiga bukti: ethos, pathos, dan logos. Ethos merujuk pada
karakter, intelegensi, dan niat baik yang dipersepsikan dari
seorang pembicara ketika hal-hal ini ditunjukkan melalui
pidatonya. Logos adalah bukti-bukti logis yang digunakan
oleh
pembicara (argumen mereka, rasionalisasi, bahasa yang jelas
dan
wacana).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1)
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik
untuk disampaikankepada orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa
sebagaialatnya.
2)
Fungsi Pidato antara lain: mempengaruhi orang lain,
menyampaikaninformasi dan atau suatu pemahaman, menghibur, mendidik,
propaganda,penyambung lidah seseorang.
3)
Jenis-Jenis Pidato
4) Kerangka Susunan
Pidato adalah pembukaan dengan salam pembuka,pendahuluan yang sedikit
menggambarkan isi, Isi atau materi pidato secarasistematis : maksud, tujuan,
sasaran, rencana, langkah, dll, penutup(kesimpulan, harapan, pesan, salam
penutup, dll)
5) Langkah – langkah penyusunan pidato ada dua
hal yang harus dilakukan, yaitu: (1) Memilih
Topik dan Tujuan Pidato dan (2)Mengembangkan Topik Bahasan.
6) Dalam melakukan pidato sebaiknya mengadakan
persiapan antara lain seperti: Mengetahui wawasan pendengar pidato secara umum,
mengetahuilama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan, menyusun kata-kata
yang mudah dipahami dan dimengerti, mengetahui jenis pidato dan temaacara,
menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
7)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Berpidato diantaranya :
berbusanayang sopan dengan melihat situasi, macam latar belakang
pendengarnya,acara yang akan disuguhkan panitia; pergunakan bahasa yang sopan
dankomunikatif sesuai dengan tingkat bahasa pendengarnya; materi pidatoharus
sesuai dengan yang diinginkan pendengar; penampilan harus denganrasa percaya
diri, tidak minder rendah diri, takut, bingung atau grogi.
B. Saran
Untuk menunjang kesuksesan, hendaknya
kita juga menguasai kemampuan berpidato yang baik dan tepat sasaran akan
mempermudah penyampaian tujuan pidato yang kita inginkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2008.Pengertian
Pidato, Tujuan, Sifat, Metode, Susunan dan Persiapan Pidato Sambutan.
http://organisasi.org/pengertian-pidato-tujuan-sifat- metode
susunan-dan-persiapan-pidato-sambutan (diakses tanggal 25 November 2012)
Jalaludin Rakhmat,
2001. Retorika Modern Pendekatan Praktis. Bnadung: PT Remaja Rosdakarya. Rahman
Hakim, 2004. Teknik , Pedoman dan Seni Berpidato. Surabaya: Indah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar