Arsip Blog

Entri yang Diunggulkan

HAKIKAT DAN KONSEP PERMAINAN SAINS PADA ANAK USIA DINI

Cari Blog Ini

Kamis, 31 Agustus 2023

Analisis Konsekuensi Kehilangan Spesies Endemik dan Upaya Konservasi Yang Dapat Dilakukan Untuk Melindungi Spesies Endemik tersebut.

aldhy purwanto


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang

Spesies endemik merupakan gejala alami sebuah biota untuk menjadi unik pada suatu wilayah geografi tertentu. Sebuah spesies bisa disebut endemik jika spesies tersebut merupakan spesies asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah tempat tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain. Wilayah di sini dapat berupa pulau, negara, atau zona tertentu.

Contoh spesies endemik adalah Anoa yang hanya bisa ditemukan sebagai spesies alami di Sulawesi saja. Juga Rusa Bawean yang keberadaannya secara alami hanya dijumpai di pulau Bawean, Jawa Timur, Indonesia. Untuk daftar selengkapnya bisa membaca Binatang Endemik Indonesia. Perbedaan yang harus diperhatikan adalah spesies asli belum tentu spesies endemik. Namun spesies endemik pastilah spesies asli wilayah tersebut.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan spesies endemik?

2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya spesies endemik?

3.       Upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk melindungi spesies endemik?

 

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan spesies endemik.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya spesies endemik

3. Untuk mengetahui upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk melindugi    spesies endemik

 

 


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.           Pengertian spesies endemik

Keanekaragaman hayati berupa spesies endemik di Indonesia merupakan hal yang perlu dilestarikan dan dijaga keberadaannya. Jika tidak diambil langkah yang tepat, maka keanekaragaman hayati berupa spesies endemik di Indonesia akan hanya tinggal cerita belaka. Kita hanya bisa tinggal bercerita tentang keanekaragaman hayati di Indonesia, kita hanya tinggal bercerita tentang flora dan fauna yang pernah ada, dan saat ini sudah tidak ada atau punah. Hal itu tentu tidak kita inginkan sama sekali.

 

Spesies endemik merupakan spesies yang mendiami suatu wilayah tertentu. Istilah endemik juga biasa diterapkan pada unit geografi suatu pulau atau kelompok pulau atau kadang-kadang berupa Negara. Tumbuhan endemik dan tumbuhan ini memiliki nilai kebermanfaat. Terutama yang telah diidentifikasi kemudian akan dikarakterisasi untuk melihat senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam tumbuhan tersebut. Metabolit sekunder diproduksi tumbuhan dalam jumlah tertentu pada kondisi tercekam. Senyawa metabolit sekunder terdiri dari alkaloid, terpenoid, steroid, flavonoid dan poliketida. Keberadaan senyawa metabolit sekunder sangat tergantung pada jenis tumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan tumbuhan telah digunakan sebagai obat-obatan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.

 

Spesies endemik merupakan spesies yang mendiami suatu wilayah tertentu dan spesies tersebut tidak ditemukan didaerah lain selain di daerah tersebut. Istilah endemik juga biasa diterapkan pada unit geografi suatu pulau atau kelompok pulau atau kadang-kadang berupa Negara. Flora endemik adalah sekelompok jenis tanaman yang hidup di daerah tertentu. Seperti flora daerah sumatera, flora jawa, flora endemik Kalimantan dan lain-lain. Flora endemik pada suatu daerah memiliki jenis-jenis tertentu. Terkadang, flora d suatu daerah tidak dapat ditemukan di daerah lain. Tidak hanya flora, fauna juga memiliki banyak kelompok yang beragam di tiap daerah. Contohnya seperti burung cendrawasih yang merupakan fauna endemik asli dari Papua. Fauna endemik yang berasal dari Jawa adalah badak bercula satu. Fauna memiliki nama imbuhan geografi. Contohnya seperti hewan Asia, hewan Australia, dan hewan Peralihan.

 

B.            Faktor yang mempengaruhi hilangnya spesies endemik

 Perubahan fungsi lahan dan giatnya kegiatan pembangunan yang dilakukan  mengancam keberadaan jenis-jenis endemik yang berada di kawasan hutan maupun diluar kawasan hutan. Jika kondisi ini terus berlanjut, diduga akan menSgakibatkan hilangnya jenis-jenis endemik yang ada di wilayah ini. Jenis dikatakan endemik bila memiliki keunikan yang tidak ditemukan di daerah lain. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti: 1) kondisi geografis yang terisolir. 2) kondisi iklim, 3) jenis tanah atau kondisi tapak/tempat hidupnya.

Kondisi ini menyebabkan jenis ini sangat rentan mengalami kepunahan jika habitatnya mengalami gangguan/kerusakan, adanya jenis asing invasif, eksploitasi berlebihan dan perubahan iklim (Widjaja et. al., 2014). Beberapa jenis endemik yang terancam ini ditemukan di wilayah Kalimantan, khususnya Kalimantan Utara. Jenis endemik ini umumnya belum diketahui fungsi dan kegunaannya, walaupun beberapa telah dimanfaatkan secara komersil. Pemanfaatan komersil tanpa manajemen pemanenan yang baik akan mengancam kehidupan jenis endemik di habitat aslinya. Penelitian ini bertujuan mengamati kembali jenis-jenis endemik di wilayah Kalimantan Utara, apakah masih dapat ditemukan kembali atau tidak menggunakan teknologi dan data informasi geografis. Data ini juga ditumpang susunkan dengan data habitat lainnya untuk mengetahui kondisi habitat setiap jenis.

Jika dahulu kala, kepunahan massal disebabkan oleh oleh bencana alam, seperti gunung meletus, gempa bumi, dan hantaman asteroid dari luar angkasa. Maka kepunahan massal ‘keenam’ di sebabkan oleh makhluk yang sangat ‘pintar’, manusia.

 Seiring dengan berjalannya waktu, ada banyak sekali flora dan fauna yang mulai jarang bisa kita temui. Hal ini dikarenakan populasi mereka yang semakin sedikit dan akhirnya hilang sama sekali. Bukan hanya akibat faktor alam, namun juga akibat perburuan yang dilakukan oleh manusia. Manusia banyak memburu flora dan fauna yang ada untuk beragam jenis kepentingan seperti untuk makanan, untuk pengobatan atau bahkan untuk perhiasan. Bukan hanya itu namun banyak juga melakukan pengerusakan habitat tempat tinggal flora maupun fauna. Setidaknya ada 5 penyebab utama kepunahan sebagian besar spesies hewan dan tumbuhan menurut IPBES, yaitu:

Perubahan penggunaan lahan daratan dan laut Eksploitasi organisme secara langsung, Perubahan iklim, Polusi, Spesies invasive. Invasif spesies, yakni sekelompok tumbuhan atau sekelompok hewan yang pada faktanya bukan organisme asli dari suatu daerah tertentu (sekelompok hewan atau tumbuhan ini masuk ke lokasi baru) dan memiliki kecenderungan untuk menyebar.

beberapa faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati berupa spesies endemik yaitu:

1.      Adanya Spesies Pendatang


        masuknya spesies-spesies tertentu ini ke suatu daerah dapat mendesak spesies     endemik yang penting dan langka di daerah tersebut. Sifat spesies pendatang dapat menjadi spesies invasif terhadap ekosistem di daerah tersebut.

 

2.       Perubahan
          Perubahan Iklim juga dapat dipengaruhi oleh faktor sebelumnya yaitu dari Pencemaran Lingkungan yang berlebih dan tidak terkendali. Salah satu penyebab perubahan iklim yaitu karena terjadinya pencemaran udara oleh gas karbondioksida (CO2) yang membawa pada terjadinya peristiwa efek rumah kaca. Dampak dari efek rumah kaca ini adalah suhu udara yang kian meningkat 1-3 Celcius dalam kurun waktu 100 tahun. Hal ini tentu menyebabkan terjadinya pencairan es daerah kutub dan membawa kenaikan pada permukaan air laut sekitar 1 sampai 2 meter. Akibatnya dapat dilihat pada perubahan struktur serta fungsi ekosistem laut yang menyesuaikan terhadap kondisi perubahan iklim tersebut. Jika tidak terjadi penyesuaikan maka spesies tertentu akan gagal untuk bertahan hidup.

 

3.       Eksploitasi Spesies

Spesies endemik yang ada di Indonesia kebanyakan hilang karena menjadi target utama. Hal ini karena eksploitasi besar-besaran biasanya dilakukan terhadap komoditas yang tentu mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, semakin langka suatu spesies biasanya semakin tinggi nilai jualnya.. Eksploitasi secara berlebihan ini jika tidak diimbangi dengan aturan dan kebijakan serta pembatasan penggunaan sumber daya alam berupa tumbuhan ataupun hewan tertentu tersebut maka dapat menyebabkan terjadinya kepunahan di waktu mendatang.

4.  Industrialisasi Pertanian dan Hutan

 Perilaku manusia berikutnya yang menjadi faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati adalah karena cenderung hanya menanam tumbuhan serta memelihara hewan yang memiliki karakteristik sifat unggul. Perilaku ini membawa pada penyingkiran spesies tumbuhan atau hewan tertentu yang dianggap tidak memiliki sifat unggul dan tidak menguntungkan manusia.
Kegiatan industrialisasi di beberapa wilayah juga membawa pada perubahan lahan pertanian atau hutan dengan metode menanaman monokultur (hanya menanam satu jenis tanaman saja), hal ini tentu dapat menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies di wilayah tersebut
.  

4.      Hilangnya habitat

Industrialisasi pertanian dan hutan tanpa manajemen atau pengelolaan yang baik dan tidak berkelanjutan akan berdampak pada hilangnya habitat spesies tertentu. Beriringan dengan peningkatan jumlah masa penduduk tentu menyebabkan terjadinya pemadatan penduduk dan peningkatan kebutuhan yang tentu harus dipenuhi.
Padatnya penduduk akan membawa pada penggunaan lahan yang ada, sehingga semula lahan untuk kehidupan tumbuhan dan hewan lambat laun akan semakin sempit dan tentu spesies yang ada baik itu tumbuhan ataupun hewan akan tersingkirkan oleh keberadaan dan aktivitas manusia.

C.  Upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk melindungi spesies endemik

Agar sumberdaya tumbhan bisa terkelola secara berkelanjutan, perlu dirumuskan arah dan strategi pengembangan yang tepat ke depan. Perumusan arah harus didasarkan pada pemahaman dan pertimbangan-pertimbangan pada aspek-aspek strategis berikut. Pertama, keanekaragaman tumbuhan (termasuk tumbuhan langka) merupakan modal dan entitas yang sangat penting bagi Indonesia dan bahkan umat manusia. Kedua, kepunahan spesies dan populasi merupakan kerugian yang sangat besar untuk mewujudkan kemakmuran bangsa. Ketiga, kompleksitas dan keragaman hayati dan biologi merupakan hal yang positif karena mengandung pilihan-pilihan pemanfaatan ke depan. Keempat, evolusi merupakan proses alamiah yang positif agar tumbuhan (makhluk hidup) bisa beradaptasi dan sintas terhadap perubahan. Kelima, keanekaragaman tumbuhan memiliki nilai-nilai intrinsik dan manusia tidak berhak merusak nilai/kekayaan tersebut.

Berikut beberapa upaya dalam untuk melindungi spesies endemik diantaranya yaitu:

1.       Memberikan Edukasi dan Tidak Memburu Hewan Langka

2.       Mendukung Upaya Pelestarian Hewan Endemik

3.       Melakukan Relokasi Satwa Langka

4.       Dilarang Memperjualbelikan Hewan Langkah

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Spesies endemik tinggal hanya di satu wilayah kemungkinan karena ia sangat berdaptasi atau hanya bergantung pada sumber di ekosistem wilayah itu. Misalnya makanannya, iklim, atau kondisi habitatnya hanya bisa didapatkan di sana

 Hewan-hewan langka dan terancam perlu dilestarikan karena penting untuk keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Manfaat bagi kelangsungan hidup rakyat Indonesia adalah untuk kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata, pemanfaatan hewan pada pertanian dan untuk sumber obat-obatan. Begitupun pada spesies endemik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Darma, H. A., & Bintoro, A. (2019). Faktor-Faktor Penentu Perubahan Kondisi Keanekaragaman Flora dan Fauna di Sub-Sub DAS Khilau, Sub DAS Bulog, DAS Sekampung (Determining Factors of Flora and Fauna Diversity Change in Khilau Sub-Sub, Bulog Sub-DAS, Sekampung Watershed). Jurnal Sylva Lestari7(2), 204-213.

Kusumaningrum, E. N., & Prasetyo, B. (2018). Ulasan kritis tentang teori biogeografi pulau. Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Terbuka.[Indonesian].

A’yun, M. Q. Ancaman Biodiversitas Flora dan Fauna di Pulau Papua.

Prianto,, Puspasari, R., Kartamihardja, E. S., Zulfia, N., Rachmawati, P., & Oktaviani, .         2015). Kajian kebijakan konservasi sumber daya ikan di Paparan Sunda. 

Prosiding Nasional Ikan Nuryati, S. (2015). Distribusi dan Habitat Macaca fascicularis (Raffles, 1821) subsp. tua (Kellogg, 1944) Sebagai Upaya Pendukung Konservasi Spesies Endemik di Pulau Maratua, Kalimantan Timur (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada). ke8, 29-40.