BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Spesies
endemik merupakan gejala alami sebuah biota untuk menjadi unik pada suatu
wilayah geografi tertentu. Sebuah spesies bisa disebut endemik jika spesies tersebut
merupakan spesies asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah tempat tertentu dan
tidak ditemukan di wilayah lain. Wilayah di sini dapat berupa pulau, negara,
atau zona tertentu.
Contoh
spesies endemik adalah Anoa yang hanya bisa ditemukan sebagai spesies alami di
Sulawesi saja. Juga Rusa Bawean yang keberadaannya secara alami hanya dijumpai
di pulau Bawean, Jawa Timur, Indonesia. Untuk daftar selengkapnya bisa membaca
Binatang Endemik Indonesia. Perbedaan yang harus diperhatikan adalah spesies
asli belum tentu spesies endemik. Namun spesies endemik pastilah spesies asli
wilayah tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan spesies endemik?
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi hilangnya spesies endemik?
3. Upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk
melindungi spesies endemik?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan spesies endemik.
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hilangnya spesies endemik
3.
Untuk mengetahui upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk melindugi spesies endemik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
spesies endemik
Keanekaragaman hayati berupa spesies
endemik di Indonesia merupakan hal yang perlu dilestarikan dan dijaga
keberadaannya. Jika tidak diambil langkah yang tepat, maka keanekaragaman
hayati berupa spesies endemik di Indonesia akan hanya tinggal cerita belaka.
Kita hanya bisa tinggal bercerita tentang keanekaragaman hayati di Indonesia,
kita hanya tinggal bercerita tentang flora dan fauna yang pernah ada, dan saat
ini sudah tidak ada atau punah. Hal itu tentu tidak kita inginkan sama sekali.
Spesies endemik
merupakan spesies yang mendiami suatu wilayah tertentu. Istilah endemik juga
biasa diterapkan pada unit geografi suatu pulau atau kelompok pulau atau
kadang-kadang berupa Negara. Tumbuhan endemik dan tumbuhan ini memiliki nilai
kebermanfaat. Terutama yang telah diidentifikasi kemudian akan dikarakterisasi untuk
melihat senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam tumbuhan tersebut.
Metabolit sekunder diproduksi tumbuhan dalam jumlah tertentu pada kondisi
tercekam. Senyawa metabolit sekunder terdiri dari alkaloid, terpenoid, steroid,
flavonoid dan poliketida. Keberadaan senyawa metabolit sekunder sangat
tergantung pada jenis tumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan tumbuhan telah digunakan
sebagai obat-obatan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.
Spesies endemik
merupakan spesies yang mendiami suatu wilayah tertentu dan spesies tersebut
tidak ditemukan didaerah lain selain di daerah tersebut. Istilah endemik juga
biasa diterapkan pada unit geografi suatu pulau atau kelompok pulau atau
kadang-kadang berupa Negara. Flora endemik adalah sekelompok jenis tanaman yang
hidup di daerah tertentu. Seperti flora daerah sumatera, flora jawa, flora
endemik Kalimantan dan lain-lain. Flora endemik pada suatu daerah memiliki
jenis-jenis tertentu. Terkadang, flora d suatu daerah tidak dapat ditemukan di
daerah lain. Tidak hanya flora, fauna juga memiliki banyak kelompok yang
beragam di tiap daerah. Contohnya seperti burung cendrawasih yang merupakan
fauna endemik asli dari Papua. Fauna endemik yang berasal dari Jawa adalah
badak bercula satu. Fauna memiliki nama imbuhan geografi. Contohnya seperti
hewan Asia, hewan Australia, dan hewan Peralihan.
B.
Faktor
yang mempengaruhi hilangnya spesies endemik
Perubahan fungsi lahan dan giatnya kegiatan
pembangunan yang dilakukan mengancam
keberadaan jenis-jenis endemik yang berada di kawasan hutan maupun diluar
kawasan hutan. Jika kondisi ini terus berlanjut, diduga akan menSgakibatkan
hilangnya jenis-jenis endemik yang ada di wilayah ini. Jenis dikatakan endemik
bila memiliki keunikan yang tidak ditemukan di daerah lain. Hal ini dapat
disebabkan oleh berbagai faktor seperti: 1) kondisi geografis yang terisolir.
2) kondisi iklim, 3) jenis tanah atau kondisi tapak/tempat hidupnya.
Kondisi ini menyebabkan jenis ini sangat rentan mengalami kepunahan
jika habitatnya mengalami gangguan/kerusakan, adanya jenis asing invasif,
eksploitasi berlebihan dan perubahan iklim (Widjaja et. al., 2014). Beberapa
jenis endemik yang terancam ini ditemukan di wilayah Kalimantan, khususnya
Kalimantan Utara. Jenis endemik ini umumnya belum diketahui fungsi dan
kegunaannya, walaupun beberapa telah dimanfaatkan secara komersil. Pemanfaatan
komersil tanpa manajemen pemanenan yang baik akan mengancam kehidupan jenis
endemik di habitat aslinya. Penelitian ini bertujuan mengamati kembali
jenis-jenis endemik di wilayah Kalimantan Utara, apakah masih dapat ditemukan
kembali atau tidak menggunakan teknologi dan data informasi geografis. Data ini
juga ditumpang susunkan dengan data habitat lainnya untuk mengetahui kondisi
habitat setiap jenis.
Jika dahulu kala, kepunahan massal disebabkan oleh oleh bencana
alam, seperti gunung meletus, gempa bumi, dan hantaman asteroid dari luar
angkasa. Maka kepunahan massal ‘keenam’ di sebabkan oleh makhluk yang sangat
‘pintar’, manusia.
Seiring dengan berjalannya
waktu, ada banyak sekali flora dan fauna yang mulai jarang bisa kita temui. Hal
ini dikarenakan populasi mereka yang semakin sedikit dan akhirnya hilang sama
sekali. Bukan hanya akibat faktor alam, namun juga akibat perburuan yang
dilakukan oleh manusia. Manusia banyak memburu flora dan fauna yang ada untuk
beragam jenis kepentingan seperti untuk makanan, untuk pengobatan atau bahkan
untuk perhiasan. Bukan hanya itu namun banyak juga melakukan pengerusakan
habitat tempat tinggal flora maupun fauna. Setidaknya ada 5 penyebab utama
kepunahan sebagian besar spesies hewan dan tumbuhan menurut IPBES, yaitu:
Perubahan penggunaan lahan daratan dan laut Eksploitasi organisme
secara langsung, Perubahan iklim, Polusi, Spesies invasive. Invasif spesies,
yakni sekelompok tumbuhan atau sekelompok hewan yang pada faktanya bukan
organisme asli dari suatu daerah tertentu (sekelompok hewan atau tumbuhan ini
masuk ke lokasi baru) dan memiliki kecenderungan untuk menyebar.
beberapa faktor penyebab hilangnya
keanekaragaman hayati berupa spesies endemik yaitu:
1. Adanya Spesies Pendatang
masuknya
spesies-spesies tertentu ini ke suatu daerah dapat mendesak spesies endemik yang penting dan langka di daerah
tersebut. Sifat spesies pendatang dapat menjadi spesies invasif terhadap
ekosistem di daerah tersebut.
2.
Perubahan
Perubahan
Iklim juga dapat dipengaruhi oleh faktor sebelumnya yaitu dari Pencemaran
Lingkungan yang berlebih dan tidak terkendali. Salah satu penyebab perubahan
iklim yaitu karena terjadinya pencemaran udara oleh gas karbondioksida (CO2)
yang membawa pada terjadinya peristiwa efek rumah kaca. Dampak dari efek rumah
kaca ini adalah suhu udara yang kian meningkat 1-3 Celcius dalam kurun waktu
100 tahun. Hal ini tentu menyebabkan terjadinya pencairan es daerah kutub dan
membawa kenaikan pada permukaan air laut sekitar 1 sampai 2 meter. Akibatnya
dapat dilihat pada perubahan struktur serta fungsi ekosistem laut yang
menyesuaikan terhadap kondisi perubahan iklim tersebut. Jika tidak terjadi
penyesuaikan maka spesies tertentu akan gagal untuk bertahan hidup.
3.
Eksploitasi Spesies
Spesies endemik yang ada di Indonesia
kebanyakan hilang karena menjadi target utama. Hal ini karena eksploitasi
besar-besaran biasanya dilakukan terhadap komoditas yang tentu mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi, semakin langka suatu spesies biasanya semakin tinggi nilai
jualnya.. Eksploitasi secara berlebihan ini jika tidak diimbangi dengan aturan dan
kebijakan serta pembatasan penggunaan sumber daya alam berupa tumbuhan ataupun
hewan tertentu tersebut maka dapat menyebabkan terjadinya kepunahan di waktu
mendatang.
4. Industrialisasi Pertanian dan Hutan
Perilaku manusia berikutnya yang
menjadi faktor penyebab hilangnya keanekaragaman hayati adalah karena cenderung
hanya menanam tumbuhan serta memelihara hewan yang memiliki karakteristik sifat
unggul. Perilaku ini membawa pada penyingkiran spesies tumbuhan atau hewan
tertentu yang dianggap tidak memiliki sifat unggul dan tidak menguntungkan
manusia.
Kegiatan industrialisasi di beberapa wilayah
juga membawa pada perubahan lahan pertanian atau hutan dengan metode menanaman
monokultur (hanya menanam satu jenis tanaman saja), hal ini tentu dapat
menurunkan keanekaragaman hayati tingkat spesies di wilayah tersebut.
4.
Hilangnya habitat
Industrialisasi pertanian dan hutan
tanpa manajemen atau pengelolaan yang baik dan tidak berkelanjutan akan
berdampak pada hilangnya habitat spesies tertentu. Beriringan dengan
peningkatan jumlah masa penduduk tentu menyebabkan terjadinya pemadatan
penduduk dan peningkatan kebutuhan yang tentu harus dipenuhi.
Padatnya penduduk akan membawa pada penggunaan
lahan yang ada, sehingga semula lahan untuk kehidupan tumbuhan dan hewan lambat
laun akan semakin sempit dan tentu spesies yang ada baik itu tumbuhan ataupun
hewan akan tersingkirkan oleh keberadaan dan aktivitas manusia.
C. Upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk
melindungi spesies endemik
Agar sumberdaya tumbhan bisa terkelola secara berkelanjutan, perlu
dirumuskan arah dan strategi pengembangan yang tepat ke depan. Perumusan arah
harus didasarkan pada pemahaman dan pertimbangan-pertimbangan pada aspek-aspek
strategis berikut. Pertama, keanekaragaman tumbuhan (termasuk tumbuhan langka)
merupakan modal dan entitas yang sangat penting bagi Indonesia dan bahkan umat
manusia. Kedua, kepunahan spesies dan populasi merupakan kerugian yang sangat
besar untuk mewujudkan kemakmuran bangsa. Ketiga, kompleksitas dan keragaman
hayati dan biologi merupakan hal yang positif karena mengandung pilihan-pilihan
pemanfaatan ke depan. Keempat, evolusi merupakan proses alamiah yang positif
agar tumbuhan (makhluk hidup) bisa beradaptasi dan sintas terhadap perubahan.
Kelima, keanekaragaman tumbuhan memiliki nilai-nilai intrinsik dan manusia
tidak berhak merusak nilai/kekayaan tersebut.
Berikut beberapa upaya dalam untuk melindungi spesies endemik
diantaranya yaitu:
1.
Memberikan
Edukasi dan Tidak Memburu Hewan Langka
2. Mendukung Upaya Pelestarian Hewan Endemik
3. Melakukan Relokasi Satwa Langka
4. Dilarang
Memperjualbelikan Hewan Langkah
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spesies endemik tinggal hanya di satu wilayah kemungkinan karena ia sangat
berdaptasi atau hanya bergantung pada sumber di ekosistem wilayah itu. Misalnya makanannya, iklim, atau kondisi habitatnya
hanya bisa didapatkan di sana
Hewan-hewan langka dan terancam perlu
dilestarikan karena penting
untuk keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem. Manfaat bagi kelangsungan hidup rakyat Indonesia adalah untuk
kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata, pemanfaatan hewan pada pertanian
dan untuk sumber obat-obatan. Begitupun pada spesies endemik.
DAFTAR PUSTAKA
Darma, H. A., & Bintoro, A. (2019).
Faktor-Faktor Penentu Perubahan Kondisi Keanekaragaman Flora dan Fauna di
Sub-Sub DAS Khilau, Sub DAS Bulog, DAS Sekampung (Determining Factors of Flora
and Fauna Diversity Change in Khilau Sub-Sub, Bulog Sub-DAS, Sekampung
Watershed). Jurnal Sylva Lestari, 7(2), 204-213.
Kusumaningrum, E. N., & Prasetyo, B. (2018).
Ulasan kritis tentang teori biogeografi pulau. Program Studi Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Terbuka.[Indonesian].
A’yun, M. Q. Ancaman Biodiversitas Flora dan Fauna di Pulau
Papua.
Prianto,, Puspasari, R., Kartamihardja, E. S.,
Zulfia, N., Rachmawati, P., & Oktaviani, . 2015). Kajian kebijakan konservasi
sumber daya ikan di Paparan Sunda.
Prosiding Nasional Ikan Nuryati, S. (2015). Distribusi dan
Habitat Macaca fascicularis (Raffles, 1821) subsp. tua (Kellogg, 1944) Sebagai
Upaya Pendukung Konservasi Spesies Endemik di Pulau Maratua, Kalimantan Timur (Doctoral
dissertation, Universitas Gadjah Mada). ke, 8, 29-40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar