BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
menyiapkan peserta didik mengenal, memahami,
menghayati dan mengamalkan hukum Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan
hidupnya (Way of Life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Mata Pelajaran Fiqh di Madrasah tsanawiyah adalah salah satu mata
pelajaran yang Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari fikih
yang telah dipelajari oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah atau SMP.
Peningkatan tersebut dilakukan dengan cara mempelajarai, memperdalam serta
memperkaya kajian fikih yang baik menyangkut aspek iadah maupun muamalah yang
dilandasi oleh kaidah-kaidah fiqih maupun ushul fiqh.
Fiqih di MTs bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat mengetahui
dan memahami pokok-pokok hukum islam secara
terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil
naqli dan aqli. Pengetahuan dan pemahaman
tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami
pokok-pokok hukum islam dan tata cara pelaksanaanya untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat islam
secara kaffah(sempurna)
B.
Permasalahan
1.
bagaimanakah
model rpp pembelajaran fikih tentang puasa ?
2.
Apakah
fungsi mata pelajaran fikih pada madrasah ?
3.
Apa
sajakah ruang lingkup mata palajaran fikih di madrasah ?
4.
Apa
sajakah materi fikih di madrasah ?
5.
Metode
apa sajakah yang di gunakan dalam mata pelajaran fikih ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Contoh
RPP Mapel Fikih Tentang Puasa
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R
P P)
Nama
Madrasah : MTs ANNUR
Mata
Pelajaran : FIQIH
Kelas
/ Semester : VIII / GASAL
Pertemuan
ke : 1 - 2
Alokasi
Waktu : 2×40 menit
Standar
Kompetensi : 1. Melakukan tata cara
puasa.
Kompetensi
Dasar : 1.1 Menjelaskan ketentuan
puasa.
Indikator : 1.1.1 Menjelaskan
pengertian puasa dan dalilnya
dengan baik.
1.1.2 Menyebutkan
macam macam puasa dengan lancar.
1.1.3 Menjelaskan syarat
syarat puasa dengan detail.
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1)
Siswa mampu menjelaskan pengertian
puasa dan dalilnya jika diberi penjelasan dulu dengan baik dalam waktu 10
menit.
2)
Siswa mampu menyebutkan macam macam
puasa jika dihafal dulu dengan lancar dalam waktu 15 menit.
3)
Siswa mampu menjelaskan syarat
syarat puasa dengan detail jika diberi gambaran dulu.
II. MATERI POKOK / MATERI AJAR
PUASA.
1. Pengertian
Puasa.
Puasa
menurut istilah : suatu ibadah dengan cara menahan diri dari makan dan
minum dan segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam
matahari.
Dalil
sebagai landasan bahwa diperintahkannya berpuasa
QS.
Al Baqarah ayat 183.
$yg•ƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6ø‹n=tæ ãP$u‹Å_Á9$# $yJx. |=ÏGä. ’n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)Gs? ÇÊÑÌÈ
Artinya
: Hai orang orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian berpuasa
sebagimana di wajibkan atas orang sebelum kamu agar supaya kamu bertaqwa.(QS.
Al Baqarah : 183)
2. Macam
macam puasa.
1. Puasa wajib
Yang termasuk puasa wajib adalah :
a. Puasa
Romadlon.
Puasa romadlon adalah : puasa yang dilakukan pada bulan romadlon.
b. Puasa
Nazar
Puasa nazar adalah : puasa dengan niat untuk membayar nazar
(janji) dalam rangka mendekatkan diri pada Allah Swt.
c. Puasa
Kafarah
Puasa kafarah adalah : puasa yang dilakukan untuk memenuhi denda
(tebusan). Contoh : Puasa kafarah dalam ibadah haji. Orang yang melaksanakan
ibadah haji secara tamatu atau qiron dikenai denda menyembelih seekor kambing
yang sah untuk korban. Apabila tidak mampu menyembelih seekor kambing ia wajib
berpuasa selama tiga hari ketika masih ada di tanah suci dan tujuh hari setelah
tiba di tanah air. (QS. Al Baqarah : 196)
2. Puasa Sunah
Macam macam puasa sunah
a. Puasa
enam hari di bulan syawal.
b. Puasa
hari arafah (tanggal 9 dzulhijah).
c. Puasa
pada harin asyura (tanggal 10 muharam).
d. Puasa
pada bulan syaban.
e. Puasa
pada hari senin dan kamis.
f. Puasa
hari hari terang bulan (tanggal 13,14,15) pada tiap tiap bulan qomariah.
3. Syarat Syarat Puasa.
a. Syarat wajib puasa
1. Islam.
2. Baligh (laki laki kuraang lebih umur 15 tahun, wanitan
kurang lebih 13 tahun atau sudah haid).
3. Berakal sehat.
4. Suci dari haid dan nifas.
5. Mampu melaksanakan puasa.
b. Syarat sah puasa yaitu :
1. Islam.
2. Tamyiz
(mampu membedakan yang baik dan yang buruk).
3. Suci
dari haid dan nifas.
4. Bukan
pada hari hari yang diharamkan puasa.
4. Sunat Berpuasa
1) Bersahur
walaupun sedikit makanan atau minuman
2) Melambatkan
bersahur
3) Meninggalkan
perkataan atau perbuatan keji
4) Segera
berbuka setelah masuknya waktu berbuka
5) Mendahulukan
berbuka daripada sembahyang Maghrib
6) Berbuka
dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
7) Membaca
doa berbuka puasa
5. Perkara Makruh Ketika Berpuasa
1) Selalu
berkumur-kumur
2) Merasa
makanan dengan lidah
3) Berbekam
kecuali perlu
4) Mengulum
sesuatu
6. Hal yang membatalkan Puasa
1) Memasukkan
sesuatu ke dalam rongga badan
2) Muntah
dengan sengaja
3) Bersetubuh
atau mengeluarkan mani dengan sengaja
4) kedatangan
haid atau nifas
5) Melahirkan
anak atau keguguran
6) Gila
walaupun sekejap
7) Mabuk
ataupun pengsan sepanjang hari
8) Murtad
atau keluar daripada agama Islam
7. Hari yang Disunatkan Berpuasa
1) Hari
Senin dan Kamis
2) Hari
putih (setiap 13, 14, dan 15 hari dalam bulan Islam)
3) Hari
Arafah (9 Zulhijjah) bagi orang yang tidak mengerjakan haji
4) Enam
hari dalam bulan Syawal
8. Hari yang diharamkan Berpuasa
1) Hari
raya Idul Fitri (1 Syawal)
2) Hari
raya Idul Adha (10 Zulhijjah)
3) Hari
syak (29 Syaaban)
4) Hari
Tasrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)
III. METODE PEMBELAJARAN
Tujuan
|
Metode
|
1. Siswa mampu menjelaskan
pengertian puasa dan dalilnya jika diberi kesempatan untuk membaca dulu
dengan baik dalam waktu 15 menit.
2. Siswa mampu menyebutkan
macam macam puasa jika dihafal dulu dengan lancar dalam waktu 15 menit.
3. Siswa mampu menjelaskan
syarat syarat puasa dengan detail jika diberi gambaran dulu.
|
1. Metode
yang dapat digunakan:
o Membaca
buku
o Mendengar
penjelasan guru
o Menjelaskan
maksud dan isi kandungan dalil.
o Berdiskusi
dengan siswa yang lain
2. Metode
yang dapat digunakan:
o Memahami
materi
o Menghafal
macam-macam puasa
3. Metode
yang dapat digunakan:
o Membaca
dan memahami buku
o Mendemonstrasikan
depan kelas
|
IV. KEGIATAN / STRATEGI
PEMBELAJARAN
a. Pendahuluan.
Salam.
Siswa
berdoa dilanjutkan surat surat pendek (khusus jam pertama).
Kontrol
kelas atau absensi kelas.
Appersepsi
/ pretest.
Guru
memberi motivasi dan menginformasikan KD yang akan diajarkan.
Guru
membagi menjadi tiga kelompok.
Masing
masing kelompok mendapat tugas yang berbeda dengan kelompok lain.
b. Kegiatan inti.
Siswa
berkelompok sesuai kelompoknya.
Siswa
atau masing masing kelompok mencari literatur untuk mengerjakan tugas yang
telah diberikan. Dengan perincian :
Kelompok
I mengerjakan tugas tentang : pengertian puasa dan dalilnya.
Kelompok
II mengerjakan tugas tentang : macam macam puasa.
Kelompok
III mengerjakan tugas tentang : syarat syarat puasa.
Setelah
masing masing kelompok menyelesaikan tugas, maka hasil dari kerja kelompok
dibawa ke forum kelas untuk di presentasikan.
Guru
memandu diskusi, secara bergiliran masing masing kelompok mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya. Sedangkan kelompok yang lain, mendengarkan menyimak
dan menanggapi dari kelompok penyaji. Begitu seterusnya secara bergiliran.
Setelah
selesai (seluruh kelompok telah menyajikan semuanya), maka guru menyampaikan
saran, pembetulan dari hasil kerja kelompok yang kurang benar atau kurang
sempurna.
c. Penutup.
Rangkuman.
Guru
bersama murid murid menyimpulkan hasil diskusi mulai dari hasil kelompok 1 s/d
kelompok 3 yang sudah di benarkan.
Murid
mencatat hasil diskusi kelompok yang telah dibenarkan oleh guru mulai dari
hasil kelompok 1 s/d 3.
Refleksi.
Menjelaskan
pengertian puasa dan dalilnya.
Menjelaskan
macam macam puasa.
Menjelaskan
syarat syarat puasa.
Tindak lanjut.
Siswa
mendalami atau membaca hasil catatan dari kesimpulan yang sudah dibenarkan.
V. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
1)
Drs. Zainal Muttaqin, MA dan Drs.
Amir Abyan.MA, Fiqih untuk kelas VIII MTs, semarang, PT. Karya Toha Putra,
2007. Hal 30 43.
2)
Spidol dan White Board
3)
Al Quran dan terjemahnya.
VI. PENILAIAN
Waktu Penilaian
|
Strategi yang digunakan
|
Contoh
|
|
Tehnik :
Test Tulis.
Bentuk :
Uraian.
Intrumen :
Soal.
1. Jelaskan
pengertian puasa menurut istilah.
2. Sebutkan
dalil tentang kewajiban untuk berpuasa romadlon.
3. Sebutkan
macam macam puasa.
4. Sebutkan
syarat wajib puasa.
5. Sebutkan
syarat syah puasa.
KUNCI
JAWABAN
1. Puasa adalah : Suatu ibadah
dengan cara menahan diri dari makan dan minum dan segala yang membatalkan
puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
2. Surat Al Baqarah : 183
$yg•ƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6ø‹n=tæ ãP$u‹Å_Á9$# $yJx. |=ÏGä. ’n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)Gs? ÇÊÑÌÈ
3. Macam Macam Puasa.
Puasa
wajib :
a. Puasa Romadlon.
b. Puasa
Nazar.
c. Puasa
Kafarah.
Puasa
sunah.
4. Syarat Wajib Puasa.
a. Islam.
b. Baligh.
c. Berakal
sehat.
d. Suci
dari haid dan nifas.
e. Mampu
melaksanakan puasa.
5. Syarat Syah Puasa.
a. Islam.
b. Tamyiz.
c. Suci
dari haid dan nifas.
d. Bukan
pada hari hari yang diharamkan puasa.
Bobot
/ score, untuk masing masing nomor :
1. Dijawab
dengan benar = 2.
2. Dijawab
dengan benar = 2.
3. Dijawab
dengan benar = 2.
4. Dijawab
dengan benar = 2.
5. Dijawab
dengan benar = 2.
Jadi
5 x 2 = 10. Jika anak menjwab 5 soal dengan benar maka mendapat nilai 10.
Mengetahui
Kepala MTs Annur
( Drs. Sudirjo )
NIP : ..
|
Ponorogo, 20 maret 2014
Guru Mapel Fiqih
( Aldy purwanto S.Pd.I )
NIP : ..
|
B.
Fungsi Mata pelajaran Fiqih di Madarasah berfungsi untuk:
1)
Penanaman
nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah Swt. sebagai
pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat;
2)
Penanaman
kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan peserta didik dengan ikhlas dan
perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat;
3)
Pembentukan
kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di madrasah dan masyarakat;
4)
Pengembangan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. serta akhlak mulia peserta didik
seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan
keluarga;
5)
Pembangunan
mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui Fiqih Islam;
6)
Perbaikan
kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan
pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari;
7)
Pembekalan
bagi peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum Islam pada jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
C.
Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Fiqih di MTs
Ruang
lingkup fiqih di MTs dalam kurikulum berbasis kompetensi berisi pokok-pokok
materi:
1.
Hubungan
manusia dengan Allah SWT.
Hubungan manusia dengan Allah SWT.,
meliputi materi: Thaharah, Shalat, Zakat, Haji, Aqiqah, Shadaqah,
Infak, Hadiah dan Wakaf.
2.
Hubungan
manusia dengan sesama manusia.
Bidang ini meliputi Muamalah, Munakahat,
Penyelenggaraan Jenazah dan Taíziyah, Warisan, Jinayat, Hubbul Wathan dan
Kependudukan.
3.
Hubungan
manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.
Bidang ini mencakup materi,
Memelihara kelestarian alam dan lingkungan, Dampak
kerusakan lingkungan alam terhadap kehidupan,
Makanan dan minuman yang dihalalkan dan
diharamkan, Binatang sembelihan dan ketentuannya.
D.
Materi Fiqih MTs Dan MA
MTS
|
MA
|
Bersuci
|
Prinsip Ibadah
|
Shalat & Sujud Sahwi
|
Zakat
|
Azan iqomah
|
Haji
|
Zikir dan doa
|
Kurban dan Aqiqah
|
Sholat sunnah
|
Pengurusan janazah
|
Puasa
|
Konsep Ekonomi Islam
|
Zakat
|
Pelepasan dan perubahan harta
|
Haji dan Umroh
|
Wakalah dan suluh
|
Makanan dan minuan yan haram dan halal
|
Kafalah
|
Muamalah
|
Riba, bank dan asuransi
|
E.
Metode-metode dalam Pembelajaran Fiqih
1. Metode
diskusi
a.
Pengertian Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah
untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan berdebat. Diskusi selalu
diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai macam
pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota
dalam kelompok.
Zuhairini, Memberikan pengertian tentang metode diskusi secara umum
sebagai salah satu metoide interaksi edukatif diartikan sebagai metode
didalam mempelajari bahan atau penyampaian bahan pelajaran dengan jalan
mendiskusikannya sehingga menimbulkan pengertian, pemahaman, serta perubahan
tingkah laku murid seperti yang telah dirumuskan dalam tujuan instruksionalnya.
Dalam dunia pendidikan metode diskusi ini mendapat perhatian karena
dengan diskusi akan merangsang anak-anak untuk berfikir atau mengeluarkan
pendapatnya sendiri. Oleh karena itu metode diskusi bukanlah hanya percakapan
atau debat biasa saja, tapi diskusi timbul karena ada masalah yang memerlukan
jawaban atau pendapat yang bermacam-macam.
b.
Macam-Macam Metode Diskusi
1)
Diskusi Informal
Diskusi ini terdiri dari satu diskusi yang peserta diskusi terdiri
dari murid-murid yang jumlahnya sedikit. Peraturan-peraturannya agak longgar.
Dalam diskusi informal ini hanya satu orang yang menjadi pemimpin, tidak perlu
ada pembantu-pembantu, sedangkan yang lain-lainnya hanya sebagai anggota
diskusi.
2)
Diskusi Formal
Diskusi ini berlangsung dalam suatu diskusi yang serba diatur dari
pimpinan sampai kepada anggota kelompok. Diskusi dipimpin oleh seorang guru
atau seorang murid yang dianggap cakap.
Diskusi
yang diatur seperti diatas mempunyai kelemahan dan kelebihan
diantaranya :
Kebaikan/
kelebihan
1)
Adanya
partisipasi murid yang terarah terhadap pelajaran tersebut
2)
Murid
harus berfikir secara kritis, tidak sembarangan bicara.
3)
Murid
dapat meningkatkan keberanian
Kelemahan/kekurangan
a)
Banyak
waktu yang terbuang
b)
Diskusi
kebanyakan berlangsung diantara murid yang pandai-pandai saja.
3)
Whole Group
Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal
apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang
4)
Buzz Group
Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri
dari 4-5 orang .tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar
pikiran dengan mudah. Diskusi diadakan ditengah atau diahir pelajaran dengan
maksud menajamkan karangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan.
5)
Sundicate Group
Suatu kelompok (kelas) dibagi mejadi beberapa kelompok kecil
terdiri dari 3-6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan tugas
tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas, ia menggambarkan
aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (sydicate) diberi tugas untuk
mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber
informasi lain.
6)
Rain Storming Group
Dalam diskusi ini setiap kelompok harus menyumbangkan ide-ide baru
tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasi
belajar yang diharapkan agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang
lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang
ditemukannya yang dianggap benar.
7)
Fish Bowl
Diskusi ini dipimpin oleh satu orang yang mengetahui sebuah diskusi
dan tujuan diskusi ini adalah untuk mengambil suatu kesimpulan. Dalam diskusi
ini tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong
menghadap ke peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi
kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam mangkok (fish
bowl).
2. Metode
Tanya Jawab
a.
Pengertian Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah salah satu tehnik mengajar yang dapat
membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah. Ini
disababkan karena guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat
mengertikan dan mengungkapkan apa yang telah di ceramahkan.
Metode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan
guru mengajukan pertanyaan dan murid memberikan jawaban, atau sebaliknya murid
yang mengajukan pertanyaan dan guru yang memberikan jawaban.
Metode tanya jawab juga dapat diartikan sebagai suatu metode di
dalam pendidikan dan pengajaran di mana guru bertanya sedangkan murid menjawab
tentang bahan materi yang diperolehnya.
Metode tanya jawab dapat digunakan oleh guru untuk menetapkan
perkiraan secara umum apakah anak didik yang mendapat giliran pertanyaan sudah
memahami bahan pelajaran yang diberikan. Metode tanya jawab juga diartikan
sebagai metode mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada beberapa murid tentang pelajaran yang telah diajarkan
atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir
diantara murid-murid.
Metode
tanya jawab baik digunakan jika:
1)
Untuk
meyimpulkan metode yang lalu. Setelah guru menguraikan suatu persoalan,
kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan.
2)
Untuk
melanjutkan pelajaran yang sudah lalu. Dengan mengulang pelajaran yang sudah
diberikan dalam bentuk pertanyaan, guru akan dapat menarik perhatian
murid-murid kepada pelajaran baru.
3)
Untuk
menarik perhatian murid untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman.
4)
Untuk
meneliti kemampuan murid dalam memahami bacaan yang dibacanya atau ceramah yang
sudah didengarnya.
Metode
tanya jawab tidak baik digunakan jika:
1)
Untuk
melihat taraf kemampuan murid mengenai pelajaran mereka.
2)
Pertanyaan
yang digunakan hanya terbatas pada jawaban “ya” atau “tidak” saja. Tetapi
hendaknya jawaban dapat mendorong pemikiran murid untuk memikirkan jawaban yang
tepat.
3)
Memberikan
giliran pada murid-murid tertentu saja, tetapi hendaknya pertanyaaan diajukan
kepada seluruh siswa, begitu juga dalam menjawabnya seluruh murid harus diberi
kesempatan, jangan hanya yang pandai-pandai saja. Bahkan murid yang pendiam dan
pemalulah yang lebih didorong untuk menjawabnya supaya ia dapat membiasakan
diri.
b.
Macam-Macam Metode Tanya Jawab
1)
Jenis-Jenis Pertanyaan Menurut Maksudnya
a)
Pertanyaan Permintan (Compliance Question)
Pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain mematuhi
perintah yang diucapkan dalam bentuk pertanyaan.
Contoh:
Dapatkah anda tenang agar suara saya dapat didengar oleh
seluruh kelas?
b)
Pertanyaan Retorik (Rhetorical Question)
Pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab
sendiri oleh guru karena merupakan tehnik penyampaian informasi kepada siswa.
Contoh:
Guru: ”ada yang tahu apa pengertian zakat secara istilah? Zakat
adalah…..”
c)
Pertanyaan Mengarahkan atau Menuntun (Prompting Question)
Pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam
proses berfikir.
Contoh:
Guru : ”Minggu yang lalu kita telah membicarakan macam-macam
najis. Coba, halim, manakah yang lebih tinggi derajat najis-nya, mugholadoh
atau mutawasitoh?”
d)
Pertanyaan Menggali (Probing Question)
Pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami
jawaban terhadap pertanyaan sebelumnya.
Contoh:
Guru: ”Setelah kemarin kita bersama-sama mempelajari thoharoh,
bagaimana pendapatmu tentang hikmah thoharoh tersebut, Amin?”
Amin : ”Sangat menarik, pak.”
Guru : Faktor apa yang menarik?” Dan selanjutnya.
c.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi dan Tanya Jawab
1)
Kelebihan dan kekurangan metode diskusi
a)
Kelebihan Metode Diskusi
(1)
Suasana
kelas menjadi bergairah, dimana para siswa mencurahkan pikiran dan perhatian
mereka terhadap masalah yang sedang dibicarakan.
(2)
Dapat
menjalin hubungan sosial antara individu siswa sehingga menimbulkan rasa harga
diri, toleransi, demokrasi, berfikir kritis dan sistematis.
(3)
Hasil
diskusi dapat dipahami oleh para siswa karena mereka secara aktif mangikuti
perdebatan yang berlangsung dalam diskusi.
(4)
Adanya
kesadaran para siswa dalam mengikuti dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku
dalam diskusi merupakan refleksi kejiwaan dan sikap mereka untuk berdisiplin
dan menghargai pendapat orang lain.
(5)
Kesimpulan-kesimpulan
diskusi mudah dipahami anak karena anak didik mengikuti proses berpikir sebelum
sampai kepada kesimpulan
(6)
Anak-anak
belajar mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib dalam suatu musyawarah
sebagai latihan pada musyawarah yang sebenarnya.
(7)
Situasi
dan suasana kelas lebih hidup sebab perhatian murid terpusat pada masalah atau
bahan yang didiskusikan.
(8)
Dapat
meningkatkan prestasi kepribadian individu dan sosial anak seperti: toleransi,
demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar, dan berani mengemukakan
pendapat.
(9)
Kesimpulan
hasil diskusi mudah dipahami anak karena anak mengikuti peraturan tata tertib
sejak awal
(10)
Murid
terlatih mematuhi peraturan dan tata-tertib dalam suatu diskusi atau musyawarah
yang lebih besar forumnya dan yang sebenarnya.
b)
Kekurangan Metode Diskusi
a)
Adanya
sebagian siswa yang kurang berpartisipasi secara aktif sehingga
dalam diskusi dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh dan tidak ikut bertanggung
jawab terhadap hasil diskusi.
b)
Sulit
meramalkan hasil yang ingin dicapai karena penggunaan waktu yang terlalu
panjang.
c)
Para
siswa merasa kesulitan mengeluarkan ide-ide atau pendapat mereka secara ilmiah
atau sistematis.
d)
Kemungkinan
ada anak yang tidak ikut aktif, sehingga bagi anak-anak ini, diskusi merupakan
kesempatan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
2)
Kelebihan dan kekurangan metode tanya jawab
a)
Kelebihan Metode Tanya Jawab
(1)
Memberi
kesempatan kepada murid-murid untuk dapat menerima penjelasan lebih lanjut.
(2)
Guru
dapat dengan segera mengetahui kemajuan muridnya dari bahan yang telah
diberikan.
(3)
Pertanyaan-pertanyaan
yang sulit dan agak baik dari murid dapat mendorong guru untuk memenuhi
lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebih lanjut.
(4)
Kelas
akan hidup karena anak didik aktif berpikir dan menyampaikan pikiran melalui
berbicara.
(5)
Baik
sekali untuk melatih anak didik agar berani mengembangkan pendapatnya melalui
lisan secara teratur.
(6)
Timbulnya
perbedaan pendapat diantara anak didik, atau guru dengan anak didik, akan
membawa kelas kedalam suasana diskusi.
(7)
Memberikan
dorongan aktivitas dan kesungguhan murid, dalam arti murid yang biasanya segan
mencurahkan perhatian akan lebih berhati-hati dan aktif mengikuti pelajaran.
(8)
Walaupun
prosesnya agak lambat namun guru dapat mengontrol pemahaman atau pengertian
murid terhadap masalah yang dibicarakan.
(9)
Bila
dibandingkan dengan metode ceramah yang menolong, metode tanya jawab dapat
membangkitkan aktivitas murid.
b)
Kekurangan Metode Tanya Jawab
(1)
Pemakaian
waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah. Jalan pelajaran
lebih lambat dari metode ceramah, sehingga kadang-kadang menyebabkan bahan
pelajaran tidak dapat dilaksanakan sesuai apa yang telah ditetapkan.
(2)
Apabila
Murid terlalu banyak tidak cukup waktu memberi giliran kepda setiap siswa.
(3)
Apabila
terjadi perbedaan pendapat akan memakan banyak waktu untuk menyelesaikannya,
dan lebih dari pada itu kadang-kadang murid dapat menyalahkan pendapat guru.
(4)
Kemungkinan
akan terjadi penyimpangan perhatian anak didik, terutama apabila terdapat
jawaban-jawaban yang dapat menarik perhatiannya, tetapi bukan sasaran yang dituju.
(5)
Dapat
menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai dalam penyajian materi pelajaran.
(6)
Situasi
persaingan akan timbul, apabila guru kurang menguasai teknik pemakaian metode
ini.
3. Pembelajaran
Fiqih Dengan Penddekatan Kontekstual
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching
and Learning) merupakankonsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antarapengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep
itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses
pembelajaran berlansung alamiahdalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami, bukanmentransferpengetahuan
dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran
lebih dipentingkan daripada hasil.
Dalam kelas kontektual, tugas guru
adalah membantu siswa mencapai tujuannya.
Maksudnya, guru lebih banyak berurusan
dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru
bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari
menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.
Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
CTL adalah suatu proses pembelajaran berupa
learner-centered and learning in context. Konteks
adalah sebuah keadaan yang mempengaruhi kehidupan siswa
dalam pembelajarannya. CTL adalah suatu proses pembelajaran yang
meliputi relating, experiencing, applying, cooperating,
dan transfering. Tujuan yang ingin dicapai adalah: (1) meningkatkan hasil
pembelajaran siswa, (2) unan materi pelajaran
yang praktis dan sesuai dengan kehidupan di
Indonesia dan konteks sekolah. Pembelajaran
yang berbasis CTL berkaitan dengan prinsip-prinsip
inquiry, constructivism, learning community, questioning, auhentic
assessment, reflection, dan modelling. Contektual
Teaching and Learning sebagai sebuah model pembelajaran jika dilihat dari
aspek kegiatan yang terkandung didalamnya bukanlah suatu barang baru. Namun
demikian selama ini prinsip yang terkandung dalam
CTL itu rupanya “kurang” mendapat perhatian atau
mungkin terabaikan. Melalui CTL diharapkan
suatu proses pembelajaran mampu meminimalisir
kelemahan-kelemahan yang selama ini terjadi dalam
aktivitas belajar-mengajar. Metode ini diharpkan
agar dunia pendidikan selalu berdealiktika dengan
dengan keadaan zman. Karena jika
pendidikan tidak memiliki semangat yang
demikian, maka pendidikan justru akan
menjadi alat untuk mencerabut masyarakat dari kultur yang selama ini
diwarisinya.
Pembelajarn kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran efektif, yakni:
konstruktivisme (Constructivism), bertanya
Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning
Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic
Assessment).
Konstruktivisme
a)
Membangun
pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar
pada pengetahuan awal
b)
Pembelajaran
harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi” bukan
menerima pengetahuan
2.
Inquiry
a)
Proses
perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman
b)
Siswa
belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
3.
Questioning (Bertanya)
a)
Kegiatan
guru untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berpikir siswa
b)
Bagi
siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry
4.
Learning Community (Masyarakat Belajar)
a)
Sekelompok
orang yang terikat dalam kegiatan belajar
b)
Bekerjasama
dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri
c)
Tukar
pengalaman
d)
Berbagi
ide
5.
Modeling (Pemodelan)
a)
Proses
penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar
b)
Mengerjakan
apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
6.
Reflection ( Refleksi)
a)
Cara
berpikir tentang apa yang telah kita pelajari
b)
Mencatat
apa yang telah dipelajari
c)
Membuat
jurnal, karya seni, diskusi kelompok
7.
Authentic Assessment (Penilaian yang Sebenarnya)
a)
Mengukur
pengetahuan dan keterampilan siswa
b)
Penilaian
produk (kinerja)
c)
Tugas-tugas
yang relevan dan kontekstual
3.
Karakteristik Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Adapun karakteristik dari sebuah
pembelajaran yang menggunakan metode konteks adalah sebagai
berikut,
a.
Kerjasama
b.
Saling
menunjang
c.
Menyenangkan,
tidak membosankan
d.
Belajar
dengan bergairah
e.
Pembelajaran
terintegrasi
f.
Menggunakan
berbagai sumber
g.
Siswa
aktif
h.
Sharing
dengan teman
i.
Siswa
kritis guru kreatif
j.
Dinding
dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja
siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain.
k.
Laporan
kepada orang tua bukan hanya rapor
tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa
dan lain-lain
Pentingnya
pendekatan pembelajaran CTL bagi mapel PAI didasarkan atas beberapa hal:
a.
PAI
merupakan mata pelajaran yang dikembangkan
dari ajaran pokok (dasar) yang terdapat
dalam agama Islam. Karena itu PAI merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam.
b.
Dari
segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran
pokok yang menjadi satu komponen yang tidak
dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang
memiliki tujuan pembentukan moral kepribadian
peserta didik yang baik. Oleh sebab itu
semua mata pelajaran yang memiliki tujuan
relevan dengan PAI harus seiring dan
sejalan dalam pendekatan pembelajarannya.
c.
Tujuan
diberikannya mata pelajaran PAI adalah terbentuknya peserta didik yang
beriman dan bertakwa kepada Allah swt,
berbudi pekerti luhur (berakhlak mulia), memiliki
pengetahuan yang cukup tentang Islam terutama
sumber-sumber ajaran dan sendi-sendi lainnya,
sehingga dapat dijadikan bekal untuk mempelajari
berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran
tanpa harus terbawa oleh pengaruh negatif
yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.
d.
Mata
pelajaran PAI tidak hanya mengajarkan kepada
peserta didik agar menguasai ilmu keislaman
tetapi juga harus memiliki kemampuan untuk mengamalkan ajaran Islam
dalam keseharian.
e.
Prinsip
dasar PAI didasarkan pada tiga kerangka
dasar yaitu akidah (penjabaran dari konsep
iman), syariah (penjabaran dari konsep Islam),
akhlak (penjabaran dari konsep ihsan).
f.
Dilihat
dari aspek tujuan, PAI bersifat integratif, yaitu menyangkut potensi
intelektual (kognitif), potensi moral kepribadian
(afektif) dan potensi keterampilan mekanik (psikomotorik).
Oleh sebab itu pembelajaran PAI harus
mampu mengembangkan semua potensi secara
pararel tanpa menafikan potensi lain yang dimiliki oleh siswa.
Karakteristik yang dimiliki mata pelajaran
PAI sangat kompleks, komprehensif dan memerlukan pengetahuan lintas
sektor. Oleh sebab itu pola pendekatan dan strategi
pembelajaran harus dilakukan secara dinamis dan
inovatif agar cita-cita atau tujuan PAI dengan cepat dapat dicapai.
Atas
dasar pertimbangan di atas maka menerapkan pendekatan CTL dalam
pembelajaran mata pelajaran PAI menjadi
sebuah keniscayaan. Karena dengan pendekatan CTL
akan lebih mempercepat proses bimbingan dan
pembinaan kualitas personel siswa baik aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
4 . Metode
Demonstrasi
Metode demonstrasi dalam belajar dan mengajar ialah metode yang digunakan
oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekali
pun untuk mempertunjukkan gerakan- gerakan suatu proses dengan prosedur yang
benar disertai keterangan- keterangan. Dalam metode demonstrasi murid mengamati
dengan teliti dan seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi.
Metode demonstrasi merupakan metode yang paling sederhana
dibandingkan dengan metode- metode mengajar yang lainnya. Metode demonstrasi
adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai
pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui ada dipahami
oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Metode ini adalah yang paling
pertama digunakan oleh manusia yaitu tatkala manusia purba menambah kayu untuk
memperbesar nyala unggun api, sementara anak- anak mereka memperhatikan dan
menirunya.
Metode demonstrasi ini barang kali lebih sesuai untuk mengajarkan
bahan- bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan- gerakan dalam wudhu dan
sholat yang diterapkan pada siswa tunagrahita. Dengan metode demostrasi peserta
didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang
sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan- kesimpulan yang
diharapkan. Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-
hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui
prosedur yang benar dan dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnta, semua metode itu baik asal sesuai dengan karakter
dan situasi yang ada. Dalam pembelajaran fiqh, metode demonstrasi dan diskusi
dirasa sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersebut.
Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah
untuk mengambil kesimpulan. Diskusi tidak sama dengan berdebat. Diskusi selalu
diarahkan kepada pemecahan masalah yang menimbulkan berbagai macam
pendapat dan akhirnya diambil suatu kesimpulan yang dapat diterima oleh anggota
dalam kelompok
Metode demonstrasi dalam belajar dan mengajar ialah metode yang
digunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid
sekali pun untuk mempertunjukkan gerakan- gerakan suatu proses dengan prosedur
yang benar disertai keterangan- keterangan. Dalam metode demonstrasi murid
mengamati dengan teliti dan seksama serta dengan penuh perhatian dan
partisipasi
DAFTAR PUSTAKA
M. Kholidul Adib, Fiqh Progresif: membangun Nalar Fiqih Bervisi
Kemanusiaan, dalam Jurnal Justisia, Edisi 24 XI 2003
Sumanto al-Qurtuby, K.H MA. Sahal Mahfudh; Era baru Fiqih
Indonesia, (Yogyakarta: Cermin, 1999)
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan
Bahasa Ara Di Madrasah.
Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran (Malang: UM
PRESS, 2004),
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1986),
Sutrisno Hadi, Metode Pembelajaran (Yogyakarta: Andi Offset, 1993),
Firdaus M. Yunus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosisla-Paulo Freire
dan YB. Mangunwijaya, Logung Pustaka, Jogjakarta, 2005
http://lailynurarifa.wordpress.com/ di unduh pada tgl 13 maret
2014
http://kamigurumadrasah.blogspot.com/ di unduh pada tgl 13 maret
2014
http://asfahanialshafy.blogdetik.com/ di unduh pada tgl 13 maret
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar